1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang sangat penting untuk dikuasai di setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu pelajaran matematika
selalu ada disetiap kurikulum, baik di tingkat Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP ataupun di Sekolah Menengah Atas SMA.
Matematika dirasa penting bagi siswa karena matematika dapat menumbuh kembangkan pola berpikir logis, sistematis dan rasional.
Dalam kenyataanya, menurut pengakuan beberapa siswa pada saat penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL, beberapa siswa
tersebut beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Hal ini berakibat pelajaran matematika menjadi salah satu
pelajaran yang ditakuti dan bahkan dihindari. Penyajian pembelajaran yang monoton seringkali membuat siswa jenuh, bosan dan pasif. Dalam keadaan
seperti inilah seorang guru harus melakukan refleksi apakah model pembelajaran atau pendekatan yang digunakan dalam mengajar sudah efektif
dan tepat. Menurut Soemosasmito 1988; dalam Trianto, 2009, guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak
didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan persentase waktu akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik
yang memaksa, negatif atau hukuman. Banyak kegiatan belajar mengajar yang
2 diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak
diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu
dengan yang lainnya Sugiyanto, 2010. Untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman,
menyenangkan dan mengaktifkan siswa, guru perlu menggunakan teknik dan metode yang bervariasi. Proses belajar mengajar yang baik dan efektif adalah
yang dapat menciptakan komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray TSTS atau sering disebut dengan model Dua tinggal Dua Bertamu. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
dapat saling bekerjasama dalam kelompok, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong prestasi, serta melatih
siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Salah satu kelebihan model pembelajaran kooperatif TSTS yaitu dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini digunakan dalam mata pelajaran matematika pada kelas VIII
SMP dengan Pokok Bahasan Memahami Relasi dan Fungsi. Model ini tidak hanya memungkinkan siswa untuk bekerjasama dengan anggota kelompoknya
saja tetapi bisa juga bekerjasama dengan kelompok lain yang memungkinkan terciptanya keakraban sesama teman dalam suatu kelas dan lebih berorientasi
pada keaktifan siswa.
3 Peneliti memilih materi relasi dan fungsi karena menurut informasi
yang peneliti peroleh dari guru mata pelajaran matematika, siswa kelas VIII tahun ajaran lalu merasa kesulitan dengan materi tersebut. Sedangkan alasan
peneliti memilih melakukan penelitian di SMP N 1 Botodayaan adalah karena lokasi sekolah berada di pedesaan dan belum pernah diadakan penelitian di
sekolah tersebut. Selain itu, menurut informasi yang peneliti peroleh dari beberapa guru, pembelajaran di sekolah tersebut belum pernah menggunakan
model pembelajaran lain, selain model pembelajaran ceramah. Dengan latar belakang di atas, peneliti mengadakan penelitian yang
berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi di Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 1 Botodayaan Gunungkidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 2013
”
B. Identifikasi Masalah