Tata Cara Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R Berbasis Masyarakat
12
7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah 8. Biaya yang tersedia
9. Peraturan daerah setempat
Tingkat pelayanan didasarkan jumlah penduduk yang terlayani dan luas daerah yang terlayani dan jumlah smapah yang terangkut ke TPA. Berdasarkan hasil penentuan skala kepentingan
daerah pelayanan, frekuensi pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut: 1. Pelayanan intensif antara lain untuk jalan protokol, pusat kota, dan daerah komersil
2. Pelayanan menengah antara lain untuk kawasan permukiman teratur 3. Pelayanan rendah antara lain untuk daerah pinggiran kota
Faktor penentu operasional pelayanan adalah sebagai berikut : 1. Tipe kota
2. Sampah terangkut dan lingkungan 3. Frekuensi pelayanan
4. Jenis dan jumlah peralatan 5. Peran aktif masyarakat
6. Retribusi 7. Timbulan sampah
2.3 PEMBIAYAAN
Pembiayaan yang diperlukan dalam penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R berbasis masyarakat, meliputi:
1. Kebutuhan biaya investasi prasarana dan sarana dilakukan dengan mekanisme
pembiayaan Bantuan Dana Sosial yang bersumber dari Dana APBN dengan pola pengelolaan langsung oleh masyarakat melalui lembaga keswadayaan masyarakat.
2. Kebutuhan biaya operasi pengumpulan sampah dari sumber serta operasional penyelenggaraan
Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R berbasis masyarakat dan
pemeliharaan prasarana sarananya melalui iuran warga yang besarnya dimusyawarahkan. 3. Insentif yang didapat berupa hasil penjualan material daur ulang dan produk kompos serta
penjualan bibit tanaman yang dapat digunakan untuk kepentingan sosial warga atau untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.
Mulai tahun 2014 penyelenggaraan TPS 3R Berbasis Masyarakat mengunakan mekanisme pendanaan Bantuan Sosial. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81 Tahun 2012
Tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Lembaga, maka pengelolaan dan penyaluran dana Bantuan Sosial Sanitasi Berbasis Masyarakat mengikuti ketentuan dan
mekanisme PMK No. 812012. Pola yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan jenis belanja bantuan sosial yang didefinisikan sebagai bantuan melalui transfer uang, barang atau jasa
yang diberikan langsung kepada masyarakat, melalui Kelompok Swadaya Masyarakat KSM, guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
Tata Cara Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R Berbasis Masyarakat
13
Sesuai dengan definisinya, penganggaran menggunakan Akun Bantuan Sosial dapat direalisasikan melalui transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa tergantung pada kebijakan
yang diambil. Bantuan sosial melalui pola transfer uang dilaksanakan dengan mentransfer dana bantuan sosial langsung kepada Kelompok Swadaya Masyarakat KSM selaku kelompok
penerima manfaat sehingga secara langsung dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan pembangunan pengembangan optimalisasi prasarana Sanitasi Berbasis Masyarakat yang
telah diprogramkan maupun penguatan KSM yang telah diprogramkan. Prasyarat yang dibutuhkan antara lain melalui penyusunan Rencana Kerja Masyarakat RKM melalui KSM,
pembukaan rekening KSM, mekanisme transfer melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran SPP, Surat Perintah Membayar SPM dan penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana SP2D serta pemanfaatan dana bantuan sosial oleh Kelompok Swadaya Masyarakat selaku wadah penerima manfaat.
Sedangkan bantuan sosial melalui pola transfer barangjasa dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang jasa sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan
perubahannya melalui Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran KPA ataupun Pejabat Pembuat Komitmen PPK. Barang jasa yang
sudah diadakan oleh KPAPPK untuk selanjutnya disalurkan atau diserahkan kepada kelompok Swadaya Masyarakat penerima manfaat bantuan sosial.
Penyaluran bantuan sosial baik melalui pola transfer uang maupun pola transfer barangjasa dalam pelaksanaannya dibutuhkan adanya pengawalan, pendampingan serta pembinaan
oleh Fasilitator Teknik, Fasilitator Pemberdayaan atau Senior Fasilitator sebagai petugas lapangan. Pengawalan, pendampingan dan bimbingan oleh petugas lapangan tersebut tidak
terbatas dari aspek teknis tetapi juga mencakup aspek adminstrasi dan pertanggung jawabannya.
2.4 DUKUNGAN PENGATURAN