Pemilahan Sampah Non Organik Pengelolaan Sampah Organik Pembuatan Kompos

Tata Cara Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R Berbasis Masyarakat 7

2.2 PENDEKATAN PENYELENGGARAAN UMUM TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TPS 3R

BERBASIS MASYARAKAT Pengelolaan sampah dengan mengunakan pola pendekatan berbasis masyarakat yang saat ini dianjurkan adalah Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Berbasis Masyarakat. Komponen sistem pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat ini terdiri dari prasarana dan sarana yang ada di sumber rumah tangga, skala kawasan dan prasarana dan sarana di TPS3R. Konsep pelaksanaan pengurangan sampah di Indonesia dapat dilaksanakan dengan 3 tiga pendekatan berdasarkan skala berikut : 1. Skala Rumah Tangga 2. Skala Kawasan 3. Skala Perkotaan Skala Perkotaan Gambar 2.1 Penanganan Sampah Skala Rumah Tangga, Kawasan dan Perkotaan

2.2.1 SKALA RUMAH TANGGA

Penanganan sampah skala rumah tangga hendaknya tidak lagi hanya bertumpu pada aktivitas pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan sampah, tetapi diharapkan dapat menerapkan upaya minimalisasi timbulan sampah, yaitu dengan cara mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang sampah yang dihasilkan. Pemilahan Sampah Non Organik.

1. Pemilahan Sampah Non Organik

Pemilahan sampah non organik di kawasan permukiman perlu dilakukan, yaitu dengan cara memilah sampah kertas, plastik, dan logamkaca di masing-masing sumber dengan cara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat, misalnya mengunakan kantong plastik besar atau karung kecil. Khusus untuk sampah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun rumah tangga, seperti baterai bekas, bola lampu dan lain-lain, diperlukan wadah khusus yang pengumpulannya dapat dilakukan sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Hasil pemilahan Skala Rumah Tangga Skala Kawasan Penanganan B3 lanjut AB Materi daur ulang Kerajinan Tangan Gerobak Motor 3R Kompos Komposter Organik bahan kompos Organik Residu B3 Non Organik Residu Non Organik TPS Kompos Residu Lapak TPA Sampah Campur Rumah Tangga Tata Cara Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R Berbasis Masyarakat 8 sampah di sumber pada umumnya mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan apabila pemilahan sampah dilakukan di TPA.

2. Pengelolaan Sampah Organik Pembuatan Kompos

Sampah organik dibedakan antara sampah organik dari kebun daun-daunan dan sampah organik dari dapur atau sampah basah nasi, daging, dan lain-lain. Pembuatan kompos secara individu di sumber harus dilakukan dengan cara sederhana dan dapat mengacu pada best practice yang telah ada. Pembuatan kompos di sumber dapat dilakukan dengan beberapa metode, sebagai berikut : a. Komposter Rumah Tangga Individual untuk melayani 1 keluarga atau 5-7 orang dan Komunal untuk melayani 10 keluarga 50-70 orang b. Metode lubang hanya dapat dilakukan untuk daerah yang tingkat kepadatan penduduknya masih rendah. c. Komposter Gentong alasnya di lubangi dan di isi kerikil serta sekam merupakan cara sederhana karena seluruh sampah organik dapat dimasukan dalam gentong. d. Bin Takakura keranjang yang dilapisi kertas karton, sekam padi dan kompos matang memerlukan sedikit kesabaran karena dibutuhkan sampah organik terseleksi dan pencacahan untuk mempercepat proses pematangan kompos. Komposter takakura tidak menimbulkan bau sehingga dapat ditempatkan didalam rumah. Produk kompos dapat digunakan untuk program penghijauan dan penanaman bibit. 3. Daur Ulang Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali recycle. Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi, mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada pada proses pembuat barang baru. Daur ulang di sumber dilakukan mulai dengan melakukan pemilahan sampah, sebaiknya dilakukan dengan cara yang sederhana agar mudah diaplikasikan oleh masyarakat. Pemilahan sampah dapat dimulai dengan memisahkan sampah menjadi sampah basah organik dan sampah kering non organik atau langsung menjadi beberapa jenis sampah organik, kertas, plastik, kaleng dan sampah B3 rumah tangga. Dalam sistem pengelolaan persampahan, upaya daur ulang memang cukup menonjol, dan umumnya melibatkan sektor informal. Berikut ini beberapa alasan mengapa daur ulang mendapat perhatian : a. Alasan ketersediaan sumber daya alam; beberapa sumber daya alam bersifat dapat terbarukan dengan siklus yang sistematis, seperti siklus air. Yang lain termasuk dalam kategori tidak terbarukan, sehingga ketersediaan di alam menjadi kendala utama. Berdasarkan hal itu, maka salah satu alasan daur ulang adalah ketersediaan sumber daya alam b. Alasan nilai ekonomi; sampah yang dihasilkan dari suatu kegiatan ternyata bernilai ekonomi bila dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan tersebut dalam bentuk energi, atau pemanfaatan Tata Cara Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R Berbasis Masyarakat 9 bahan, baik sebagai bahan utama ataupun sebagai bahan pembantu c. Alasan lingkungan; alasan lain yang paling mendapat perhatian adalah perlindungan terhadap lingkungan. Komponen sampah yang dibuang ke lingkungan dalam banyak hal mendatangkan dampak negatif pada lingkungan dan pencemarannya. Pengolahan sampah akan menjadi kewajiban. Namun bila dalam upaya tersebut akan menjadi pilihan yang cukup menarik. Dalam beberapa hal alasan-alasan tersebut saling terkait seperti yang lain dan saling mendukung, sehingga upaya daur ulang menjadi lebih terarah dan menarik.

2.2.2 SKALA KAWASAN