BAB III PROFIL WIWID PRASETYO
DAN HASIL ANALISIS
A. Biografi Wiwid Prasetyo
Wiwid Prasetyo kerap juga menulis dengan nama Prasmoedya Tohari, lahir pada 9 November 1981 di Semarang. Alumnus Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo, Semarang, tahun 2005 ini sehari-harinya aktif di Majalah FURQON, PESANTrend, Si Dul majalah anak-anak, serta tabloid Info Plus
Semarang, baik selaku redaktur maupun reporter. Selain itu, ia juga peduli terhadap dunia pendidikan, terbukti masih menjadi pengajar di Bimbingan
Belajar Smart Kids Semarang. Ia membuktikan seorang penulis yang pekerja keras, terbukti kurang lebih sekitar 2 tahun saja sudah menghasilkan lebih dari
25 judul buku baik fiksi maupun non fiksi. Berdasarkan pengalaman hidupnya dan kejadian sehari-hari yang dialaminya, maka dari tangannya lahirlah karya-
karya buah dari perenungannya selama ini dalam dunia yang digelutinya: pendidikan dan sejarah. Terakhir ia memenangi 10 besar lomba cerpen Galaksi
Cinta Diva Press dari 3529 naskah yang masuk.
1
Di sela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya dalam bentuk buku. Beberapa karyanya yang sudah terbit
adalah Orang Miskin Dilarang Sekolah DIVA Press, 200, Sup Tujuh Samudra Bersama Badiatul Rozikin, DIVA Press, 2009, Chicken Soup
Asma ‟ ul Husna Garailmu, 2009, dan Miskin Kok Mau Sekolah…? DIVA
Press, 2009, Idolaku Ya Rasulullah S aw… DIVA Press, 2009, Demi
Cintaku pada-Mu DIVA Press, 2009, Aha, Aku Berhasil Kalahkan Harry Potter DIVA Press, 2010, The Chronicle of Kartini DIVA Press, 2010, dan
Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu DIVA Press, 2010. Cita- citanya Wiwid sederhana, yakni menjadi seorang pendidik plus penulis di
1
Wiwid Prasetyo, Orang Miskin Dilarang Sekolah, Jogjakarta: DivaPress, 2012, h. 449.
34
35
tengah kesibukannya sebagai redaktur di Majalah FURQON, PESANTrend, Si Dul, dan Tabloid Inflo Plus, alumnus Fakultas Dakwah UIN Walisongo
Semarang tersebut masih menyempatkan diri menjadi tentor di Bimbingan Belajar Smart Kids Anak Cerdas.
2
Menurut Wiwid Prasetyo, sektor pendidikan dan jagat kepenulisan merupakan dua matra yang saling berkelindan. Pendidikan tanpa keterampilan
menulis niscaya menjadikan materi pembelajaran hilang tanpa bekas. Sebaliknya, sekedar paham tulis-menulis tanpa memiliki jiwa kependidikan
menyebabkan proses pembelajaran tak memperoleh saluran yang tepat. Bagi Wiwid Prasetyo, dunia pendidikan dan dunia kepenulisan adalah dua dunia
yang saling melengkapi. Pendidikan tanpa keahlian menulis hanya akan menjadikan materi pendidikan hilang tak berbekas, sementara hanya paham
dunia kepenulisan tanpa mempunyai jiwa pendidik menyebabkan pendidikan itu tak mempunyai salurannya yang tepat. Maka dari itu, ia berusaha
menyatukan keduanya. Ia punya mimpi seandainya seorang pendidik memiliki keahlian menulis, maka generasi muda kita tidak akan terseret dalam jurang
degradasi moral yang teramat dalam, karena pengaruh tulisan akan membekas dalam jiwa anak-anak yang pada fitrahnya selalu condong pada kebaikan.
3
B. Karya-karya Wiwid Prasetyo
Penulis mendapatkan karya-karya dari Wiwid Prasetyo melalui wawancara dengan beliau, hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan
antara penulis dengan pengarang novel yang terdapat dalam lampiran. Berikut ini adalah karya-karya Wiwid Prasetyo:
1. Novel Pendidikan a. Orang Miskin Dilarang Sekolah cetakan ke 13 Diva Press Yogya
sekaligus karya perdananya, novel perdananya ini sekaligus juga diterjemahkan berbahasa Malaysia dengan judul yang sama.
2
Wiwid Prasetoyo, diunduh pada 29 April 2014, Pukul 06.00, dari http:blogdivapress.comdvp20100601wiwid-prasetyo
3
Prasetyo, op.cit., h. 450
36
b. Miskin kok Mau Sekolah, Sekolah dari Hongkong, Diva Press Yogya 2010.
c. Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu, Diva Press Yogya 2010.
d. Sekolah Ayo Sekolah, Diva Press Yogya 2010. e. Orang Cacat Dilarang Sekolah, Diva Press Yogya 2010.
2. Karya Religi a. Demi Cintaku Pada-Mu Novel religi Diva Press Yogya 2010.
b. Hati yang Bercahaya, novel religi revisi dari novel Demi Cintaku Padamu, Diva Press Yogya 2011.
c. Saat Langit Bercumbu dengan Bumi Novel Religi Diva Press Yogya 2012.
d. Khidir Novel Religi Diva Press Yogya 2012. e. Mata Moses Novel Religi Diva Press Yogya 2012.
f. Senyum Tuhan di Barcelona Novel Religi Diva Press Yogya 2012. g. 99 Hari di Perancis Novel Religi Diva Press Yogya 2012.
3. Karya Non Fiksi a. Mental Kepepet for Succes Buku Motivasi Real Books Yogya 2011.
b. The Chicken Soup of Asmaul Husna, Diva Press Yogya 2010. c. Mengapa Rezekiku Melimpah Setelah Menikah? Real Books Yogya
2011. d. 100 Kecerdasan Setan, Diva Press Yogya 2011.
e. Bismillah, Saya Mantap Menikah, Real Books 2013. f. Kaya Raya Modal Iman, Real Books 2013.
4. Karya Anak a. Dongeng 30 Mancanegara 2009, Diva Press Yogya 2010.
b. Sup Tujuh Samudera 2010, Diva Press Yogya 2010. c. Aha, Aku Bunuh Harry Potter 2010, Diva Press Yogya 2010.
d. Siapakah Allah ya? 2011, Diva Press Yogya 2010. e. Idolaku Rasulullah SAW 2010, Diva Press Yogya 2010.
37
5. Novel Sejarah a. The Chronicle of Kartini, Diva Press Yogya 2011.
b. Cheng Ho Laksamana Muslim dari Negeri Seberang, Diva Press Yogya 2011.
c. Ibrahim Rindu Allah, Diva Press Yogya 2011. d. Kilat Mata Ksatria Allah, Diva Press 2012.
e. Dan, Lilinpun Dipadamkannya biografi Umar bin Abdul Aziz Real Books, Yogya 2012.
C. Sinopsis Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah
Novel ini menceritakan seorang anak kelas dua SD bernama Faisal Ridowi dalam berjuang mengajak ketiga temannya yaitu Pepeng, Pambudi dan
Yudi untuk bersekolah dan mengajar menjadi guru cilik di sekolah gratis untuk belajar membaca bagi warga yang buta aksara. Tetapi perjuangannya tidak
semudah yang mereka bayangkan. Lika-liku dan halang rintangan yang mereka hadapi untuk bisa mencicipi
bangku sekolah yang menurut sebagian besar warga kampong hanya menghabiskan uang saja, lebih baik mereka membantu kedua orang tua untuk
mencari nafkah untuk melanjutkan kehidupan. Karena kehidupan mereka berada dibawah garis kemiskinan. Untuk makan sehari saja mereka
kekurangan, apalagi harus membiayai sekolah. Sedangkan pekerjaan kedua orangtua mereka hanyalah seorang pemerah susu sapi, pembersih kandang, dan
memberi makan ternak-ternak milik orang paling kaya di desa mereka. Mereka adalah Pambudi, Pepeng, dan Yudi. Ketiga anak alam ini yang belum pernah
memakan bangku sekolahan karena ketidakadaan biaya. Namun, Faisal yang merupakan teman ketiga anak alam itu mencoba
mempengaruhi teman-temannya untuk mengikuti jejaknya, yaitu bersekolah. Awalnya mereka tidak mau, namun setelah dibujuk dan mereka sadar ingin
sekolah, akhirnya mereka bertiga sepakat untuk bersekolah, meskipun harus bekerja keras untuk membantu membiayai sekolah. Sampai berjualan pisang
goreng di kelas, berjualan koran, kuli angkut kelapa dari dini hari sampai
38
waktu sekolah tiba. Sebelumnya mereka bertiga meremehkan sekolah. Namun setelah mereka bertemu bu Mutia yang seorang guru kelas 1 SD mereka, baru
sadar bahwa belajar itu penting, karena tanpa ilmu mereka bisa mudah ditipu oleh orang yang lebih pintar.
Di sekolah, salah satu dari anak alam ini menemukan sosok yang sangat dikaguminya. Kania, gadis kecil yang cantik dan pemberani itu ditaksir oleh
Pambudi. Mereka mengira Kania merupakan anak orang berada, karena cantik, bersih dan pandai. Namun setelah diselidiki oleh Pambudi, kehidupannya sama
dengan keluarganya dan juga teman-temannya. hanya karena cita-cita, semangat dan keyakinan bisa membuat dia berjalan dan terus melangkah dari
kerasnya kehidupan saat ini. Dan itu membuat Pambudi semakin jatuh hati kepada Kania. Karena selain sebagai wanita yang hebat, Kania juga sosok yang
dikaguminya. Karena dengan berilmu, kita bisa menakklukkan rintangan kehidupan dengan ilmu. Seperti saat Faisal bercita-cita untuk menciptakan
kampungnya agar warganya tidak terus diperbudak oleh Yok Bek selama hidup mereka. Warga Kampung Genteng harus berubah.
Ketika Pambudi, Yudi dan Pepeng telah menikmati indahnya bangku sekolah, tiba-tiba mereka disuruh berhenti sekolah oleh orang tua mereka.
Orang tua mereka telah dihasut oleh Yok Bek untuk menyuruh mereka berhenti dari sekolah, karena Yok Bek takut jika anak-anak itu akan menjadi pintar dan
mengambil alih usahanya dan akan sulit membodohi mereka. Setelah mereka berhenti, mereka kembali disemangati oleh Faisal hingga mereka berhasil
kembali ke sekolah. Penerimaan penghargaan berprestasi pun diselenggarakan di SD Kartini,
tempat Faisal dan kawan-kawan bersekolah. Hari yang begitu bersejarah bagi Faisal dan Kania karena mereka mendapatkan penghargaan atas prestasi
mereka dan terpilih sebagai perwakilan untuk mengikuti Olimpiade Eksakta, Begitu juga dengan Pambudi, Yudi dan Pepeng yang akhirnya naik kelas, dan
akhirnya para warga Kampung Genteng pun menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Bahkan, Pak Cokro, yang dulunya sebagai dukun, kini mengubah
tempat prakteknya menjadi Taman Baca bagi penduduk Kampung Genteng.