Sinopsis Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah
41
pentingnya sebuah
pendidikan bagi
masa depan
mereka. Kemiskinan bukanlah suatu yang terjadi dengan sendirinya dan
terlepas dari aspek lainnya. Akan tetapi, kemiskinan terjadi karena hasil interaksi antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan
manusia, yakni aspek sosial dan ekonomi. Aspek sosial ekonomi terkait dengan keadaan sosial ekonomi
masyarakat yang tidak merata seperti perbedaan suku bangsa, etnis, ras atau golongan dan
lain sebagainya, sehingga terbentuklah kelompok bagi yang tidak mampu dan dikatakan miskin dibanding masyarakat sekitarnya.
Seperti yang terdapat dalam novel OMDS ini, karena terdapat perbedaan suku bangsa, yakni warga Cina yang berkehidupan layak
dan cukup yang tinggal di daerah Gedong Sapi, maka warga Gedong Sapi semakin merasakan kemiskinan yang mereka hadapi.
Tolak ukur utama suatu masyarakat dikatakan kurang mampu apabila kebutuhan relatif per keluarga telah mencapai kebutuhan
minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga dan dikarenakan faktor pekerjaan yang dimiliki oleh kepala keluarga
tidak sesuai dengan jumlah hasil yang mereka butuhkan, karena pekerjaan yang mereka miliki sebanding dengan faktor pendidikan
minim yang mereka miliki, yang mengakibatkan hasil dari pekerjaan yang mereka jalani tidak mencukupi kehidupan sehari-
hari. Hal tersebut telah digambarkan pengarang melalui tokoh Giatno ayah Yudi, Samijan ayah Pambudi, Sukisno ayah
Pepeng, yang bekerja hanya sebagai buruh yang sehari-harinya membersihkan kandang yang dipenuhi kotoran, membersihkan
sapi, dan membajak tanah pupuk dengan cangkulnya. Sepagi itu, mereka telah melakoni hidup dengan susah
payah, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Tetapi mereka sama sekali tak mengeluh dengan nasib
mereka yang selalu di bawah. Kebodohannya membuat pola pikirnya begitu pendek, setiap kali
42
mereka menemui kesusahan, dianggapnya itu sebagai takdir dari Yang Di Atas.
6
Dari kutipan di atas, semakin memperjelas bahwa pengarang ingin menyampaikan bahwa pendidikan yang rendah
sangat erat hubungannya dengan kemiskinan. Pengarang ingin menyadarkan pembaca akan pentingnya pendidikan, agar dapat
mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Apabila kita memiliki pendidikan dan mementingkan pendidikan, maka kita
akan merasakan kenikmatan dari pendidikan yang kita miliki, seperti pekerjaan yang pantas dan layak sesuai dengan pendidikan
yang kita miliki, dan sebaliknya. Dengan pendidikan yang rendah, mampu mengubah pola pikir manusia dengan menganggap bahwa
pendidikan tidaklah penting. 2. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat. Faktor yang menyebabkan
munculnya kesenjangan sosial yaitu adanya perbedaan strata atau kedudukan, seperti kaya atau miskin, pintar atau bodoh dan lain
sebagainya. Individu-individu yang menjadi anggota kelompok di dalam masyarakat pada dasarnya bervariasi baik dari segi umur
maupun tingkat sosial ekonominya. Kesenjangan sosial yang terdapat dalam novel OMDS ini diakibatkan oleh faktor kemiskinan
di daerah Kampung Genteng, Semarang. Daerah tersebut merupakan daerah terpencil sehingga perhatian pemerintah tidak
merata terhadap keadaan dan penduduk sekitar kampung Genteng, terutama dalam hal pendidikan. Kesenjangan ini juga digambarkan
oleh pengarang melalui keadaan pada saat murid Sekolah Dasar yang berasal dari kalangan atas menginjak-nginjak harga diri ketiga
anak alam yang dikenal sebagai anak-anak kampung yang miskin.
6
Ibid., h. 135.
43
Perbedaan status sosial antara si kaya dan si miskin ini ditunjukkan oleh pengarang sebagai salah satu kesenjangan sosial yang terjadi
pada saat itu. Ah, masa bodoh. Anak-anak kampung itu membuat
selera belajarku turun, mataku seperti mengganjal sesuatu, hidungku seperti tidak bebas menghirup udara
di kelas ini, ada bau-bau yang bikin aku sesak napas, telingaku juga nggak terbiasa mendengar bunyi-bunyi
asing yang membuatku harus menutupnya. Dan semua itu disebabkan oleh kedatangan anak-anak kampung
itu, anak-anak sok pintar dan tukang cari perhatian. h. 326
7
Adanya diskriminasi terhadap anak-anak miskin yang dimunculkan dalam novel ini turut menjadi tema minor.
Diskriminasi merupakan pembedaan perlakuan terhadap sesama warga, baik berdasarkan warna kulit, golongan, suku, bangsa,
ekonomi, agama dan lain sebagainya yang menyebabkan perbedaan perlakuan itu timbul. Diskriminasi yang terlihat dalam novel adalah
di kalangan anak-anak yang membedakan antara si kaya dan si miskin.
Rena, kita semua sama. Di kelas ini kita semua sama- sama menjadi murid Bu Mutia. Tak ada kaya dan
miskin karena kita semua sedang menuntut ilmu. Apa kau masih ingat kata-kata Bu Mutia, Ren?
8
Perbedaan tersebut muncul ketika suatu kelompok antara kaya dan miskin bersatu. Dari kutipan tersebut juga sangat terlihat
perbedaan ketika Rena membedakan ketiga temannya yang berasal dari kalangan bawah. Dari peristiwa tersebut juga dapat kita ambil
pelajaran bahwa dalam menuntut ilmu sesungguhnya tidak memandang antara si kaya dan si miskin. Menuntut ilmu dapat
dinikmati baik dari golongan msyarakat rendah ataupun kalangan atas sekalipun. Beberapa tema kemiskinan tersebut merupakan
7
Ibid., h. 326.
8
Prasetyo, Loc.cit.