Mesin edge banding straight ima
merupakan mesin pelapis komponen. Adapun spesifikasi edge banding straight ima sebagai berikut :
Fungsi : Melapisi tepi komponen dengan edge banding pita tepi. Panjang maksimal bandpita: 4m, disesuaikan dan lebar 3-5 cm.
Dimensi mesin : PxLxT: 520x80x140 cm Berat mesin : 2000 kg
Power : 3kw 5. Mesin Multi Bor Yuzun
Mesin multi bor yuzun merupakan mesin bor vertikal dan horizontal. Adapun spesifikasi multi bor yuzun sebagai berikut :
Fungsi : sebagai mesin bor untuk melubangi komponen agar nantinya dapat dirakit menggunakan sekrup.
Jenis pisau end milling : mata bor frais yang terbuat dari bahan baja super tinggi HSS yang memiliki satu atau lebih alurflute.
Kekuatan power mesin : 600 volts2Hp. Dimensi mesin : PxLxT: 310 x 150 x 250 cm.
6. Mesin
Blower Mesin
blower merupakan mesin penghisap debu pada saat dilakukan
cutting , boring dan moulding. Adapun spesifikasi mesin blower sebagai berikut :
Fungsi : sebagai mesin penghisap debu. Mesin ini memiliki pipa besar yang terhubung pada mesin cutting, boring dan moulding yang berfungsi
untuk menghisap debu particle board lalu debu tersebut diteruskan melalui pipa ke tangki pengumpul debu.
Panjang pipa sekitar 15 m Tinggi tangki pengumpul debu: 40 m
Adapun peralatan yang digunakan perinciannya sebagai berikut : 1. Papan katrol
Adapun spesifikasi papan katrol sebagai berikut: Fungsi : menaikkan dan menurunkan lembaran particle board yang
disusun sebelum masuk ke mesin laminator agar memudahkan operator untuk memindahkan satu persatu ke mesin laminator.
Panjang : 3 m, lebar : 1 m 2.
Roll Pack Adapun
spesifikasi Roll Pack
sebagai berikut: Fungsi : sebagai meja packing dan memiliki putaran besi yang dapat
mengalirkan atau menjalankan kemasan produk berupa kertas karton lipat dari pangkal meja sampai ke ujung meja.
Dimensi : PxLxT 20x1x0,5 m terbuat dari besi. 3.
Obeng Obeng berfungsi sebagai alatyang digunakan untuk memutar sekrup agar
masuk ke lubang komponen. 4.
Meteran Meteran berfungsi sebagai alat ukur manual yang digunakan untuk
mengukur kembali komponen-komponen yang sudah dipotong. 5. Kereta dorong
Kereta dorong berfungsi untuk memudahkan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain di dalam pabrik dan dilakukan secara manual oleh operator.
6. Forklift
Forklift merupakan alat angkutankendaraan berupa mobil pengangkut
barang yang dapat memindahkan barang dari satu gudang ke gudang lain atau dari satu tempat ke tempat lain.
7. Papan pengumpul Papan pengumpul merupakan alat tempat dimana komponen particle
board disusun dan dikumpulkan setelah selesai dari proses pada tiap-tiap stasiun.
Adapun bill of material meja tulis sederhana dapat dilihat pada gambar 2.10
Gambar 2.10. Bill Of Materials Meja Tulis Sederhana
Daun Meja
1 A
‐1 Samping
Meja 2
A ‐2
Depan Meja
1 A
‐3
Pintu Box
1 B
‐1 Samping
Box 2
B ‐2
Alas Box
1 B
‐3 Palang
Laci 1
B ‐4
Alas Laci
1 C
‐1 Belakang
Laci 1
C ‐2
Samping Laci
2 C
‐3 Ambang
Laci 1
C ‐4
Meja tulis
sederhana
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Pengukuran Waktu Kerja dengan Metode Pengukuran Langsung
3
Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku
standard time penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metoda kerja yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja
work measurement atau time study. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan
guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan
dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk man power planning perencanaan kebutuhan tenaga kerja, estimasi
biaya-biaya untuk upah karyawanpekerja, penjadwalan produksi dan penganggaran, perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan
pekerja yang berprestasi, dan indikasi keluaran output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
Waktu baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut. Pada garis
3
Wignjosoebroto. 1995 hal 169
besarnya teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi atau dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu pengukuran waktu kerja secara
langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu di tempat
dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti stopwatch time study dan
sampling kerja work sampling. Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus di tempat pekerjaan yang di
ukur. Di sini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya
pekerjaan melalui elemen-elem pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Cara ini bisa dilakukan dalam aktivitas data waktu baku standard data dan data waktu
gerak predetermined time study.
3.1.1. Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti Stop Watch Time
Study
4
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti stop watch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metoda ini
terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang repetitive. Dari hasil pengukuran maka akan
diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua
4
Ibid, hal.171
pekerja yang akan melaksanakan pekerjaaan yang sama seperti itu. Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam
henti ini diuraikan sebagai berikut : 1.
Defenisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang
dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada. 2.
Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti lay out, karakteristikspesifikasi mesin atau peralatan kerja lain
yang digunakan, dan lain-lain. 3.
Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.
4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk
menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. 5.
Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau
tidak? Test pula keseragaman data yang diperoleh. 6.
Tetapkan rate of performans dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performans ini
ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performace operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan
oleh mesin maka performance dianggap normal 100.