Uji Keseragaman Data Pengukuran Sistem

Batas Kontrol Bawah BKB =  x - 2 σ Batas-batas kontrol yang ditetapkan dari data pengamatan menunjukkan seragam atau tidaknya suatu data pengamatan. Untuk mendapatkan informasi apakah data pengamatan berada dalam batas-batas kontrol yang ditetapkan maka data pengamatan diseleksi dengan menggunakan peta kontrol untuk pengukuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan batas kontrol berdasarkan kurva normal adalah sebagai berikut : 1. Sekitar 68,28 dari nilai-nilai pengukuran dalam populasi akan terletak dalam selang µ ± k σ, dimana k = 1 2. Sekitar 95,44 dari nilai-nilai pengukuran dalam populasi akan terletak dalam selang µ ± k σ, dimana k = 2 3. Sekitar 99,74 dari nilai-nilai pengukuran dalam populasi akan terletak dalam selang µ ± k σ, dimana k = 3 Untuk perhitungan produktivitas, uji keseragaman data dapat dilakukan dengan cara : Untuk tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95, yaitu : _ _ _ _ 1 2 p = n p p BKA   _ _ _ _ 1 2 p = n p p BKB   Dimana : k P i   _ p Dengan P i adalah persentase produktif di hari ke-i dan k adalah dari pengamatan _ n adalah : k n n i   _ Semua harga-harga P i dibandingkan apakah berada dalam batas-batas kontrol sehingga semuanya dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. Jika terdapat di luar batas kontrol, maka pengamatan yang membentuk P i yang bersangkutan dibuang karena berasal dari sistem yang berbeda. Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah pengamatan yang diperlukan. Rumus yang digunakan adalah : 2 1 2 1 2 N 1 i ] [N ks =                    N j j j N j j x x x N Dimana : N’ = jumlah pengamatan yang diperlukan N = jumlah pengamatan yang dilakukan s = tingkat ketelitian maka nilai ks untuk tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95 adalah : ks = 20,05 = 40 ; sehingga rumusnya akan menjadi : 2 1 2 1 2 N 1 i ] [N 40 =                    N j j j N j j x x x N Jika N’ ≤ N, maka jumlah kunjungan yang dilakukan telah mencukupi untuk perhitungan waktu baku. Jika N’ N, maka jumlah kunjungan yang dilakukan belum cukup untuk menghitung waktu baku maka dilakukan kembali pengamatan sampai jumlahnya memenuhi atau lebih banyak dari yang seharusnya dilakukan.

3.5.2. Perhitungan Waktu Standar

17 Untuk menghitung waktu standar maka perlu dilakukan perhitungan waktu siklus terlebih dahulu yaitu waktu siklus rata-rata yang disebut dengan waktu terpilih. Selain itu juga perlu diperhitungkan juga mengenai rating factor, waktu normal, dan allowance. Untuk itu akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai rating factor dan allowance. Rating factor adalah nilai yang diperoleh dengan membandingkan performansi bekerja dari seorang operator dengan performansi kerja yang normal menurut konsep si pengamat. Ada enam sistem penyesuaian yang sering dipergunakan antara lain : 1. Skill and Effort Ditemukan oleh Bedaux dan dinamakan Bedaux System. 2. Westinghouse System of Rating Ada empat faktor yang menjadi dasar penilaian, yaitu : a. Skill keterampilan b. Effort usaha c. Consistency konsistensi 3. Schumard Rating 17 Ibid, hal.124 Cara ini memberikan penilaian melalui kelas-kelas performansi kerja dimana setiap kelas memiliki nilai tersendiri. Faktor ini diperoleh dengan membandingkan nilai dari performansi kerja dari kelas yang bersangkutan dengan nilai performansi normal. 4. Syntetic Rating Merupakan rating yang diberikan berdasarkan atas penilaian kecepatan kerja dibandingkan dengan nilai dari waktu gerakan, atau dikatakan sebagai metode evaluasi terhadap kecepatan operator sebelum dilakukan pengukuran waktu gerakan. Suatu perbandingan dapat ditentukan antara waktu gerakan yang sebenarnya dari elemen itu. Perbandingan itu disebut index performance atau rating factor untuk operator yang bekerja pada suatu elemen kerja. Rumus yang digunakan untuk menghitung performance rating factor adalah : R = PA Dimana : R = performance rating factor P = waktu gerakan standar yang dutentukan mula-mula A = waktu rata-rata yang sebenarnya selected time 5. Objective Rating Faktor yang diperhatikan adalah kecepatan kerja dan tingkat kesulitan dalam pekerjaan. 6. Physiological Evaluation of Performance Level Dengan mengukur hubungan antara kerja yang dilaksanakan dengan banyaknya oksigen yang dibutuhkan, kecepatan denyut jantung dan pengukuran waktunya akan menentukan aktivitas seorang pekerja. Dalam menentukan waktu baku diperlukan suatu kelonggaran yang dikenal dengan allowance, kelonggaran ada tiga bagian yaitu : 1. Personal Allowance Yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan pribadi seorang pekerja seperti ke WC, ibadah, dan hal-hal bersifat pribadi lainnya. 2. Delay Allowance Yaitu waktu yang diberikan kepada pekerja sebagai akibat dari keadaan yang tidak terduga-duga. 3. Fatique Allowance Yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memeperpanjang datangnya fatique Kelelahan untuk menghilangkan rasa lelah terdiri dari dua bagian yaitu kelonggaran tetap dan kelonggaran variabel. Bagian yang tetap untuk menghilangkan rasa lelah dianggap cukup untuk suatu pekerja yang melakukan pekerjaannya dalam keadaan normal. Hal ini berarti tangan, kaki serta panca indra digunakan secara normal. Sedangkan tambahan kelonggaran variabel hanya digunakan jika keadaan kerja untuk elemen kerja yang bersangkutan adalah berat. Beberapa contoh yang termasuk hambatan yang tidak terhindarkan adalah : 1. Menerima atau meminta petunjuk kepada petugas 2. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin 3. Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat-alat yang