Dengan analisis fungsional kelengkapannya bukan hanya menguraikan bagian – bagian satuan, tetapi terlebih fungsi dari setiap bagian yang berkaitan
langsung dengan seluruh obyek. Langkah kerja dalam analisis fungsional secara berurutan adalah sebagai berikut : a Satuan dipecah kedalam bagian – bagian,
b Uraian dan identifikasi fungsi bagian, c Uraian hubungan fungsional terhadap deskripsi mengenai fungsi bagian – bagian . Ridwan l999 - 2006:129-
130 .
2.2.2.3 Bahasa adalah Kontektual
Halliday telah memperkenalkan tiga istilah yaitu, 1 medan, 2 pelibat, dan sarana. Ketiga istilah itu mengacu pada segi – segi tertentu dari situasi sosial
kita yang selalu mempengaruhi bahasa yang dipakai. Ruqaiya Hasan l984. Konteks pemakaian bahasa dibatasi sebagai segala yang berada diluar teks atau
pemakaian bahasa. Kata konteks context dapat dirinci berasal dari kata co- yang berarti bersama atau mendampingi BS dan teks, yakni setiap unit bahasa pada
perinsipnya adalah teks.
Hubungan bahasa atau teks dengan konteks sosial adalah hubungan konstrual artinya konteks sosial menentukan dan ditentukan oleh teks. Dengan
pengertian konstual ini, dalam satu konteks sosial tertentu hanya teks tertentu yang dapat dihasilkan. Sebaliknya, dengan teks tertentu hanya konteks sosial
tertentu pula yang dirujuk. Saragih 2006 : 4.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.4 Fungsi Teks Membuat Makna
Leech 2003 – 7 Salah satu dasar pikiran pendekatan linguistik modern terhadap semantik ialah bahwa semantik tidak terlepas dari bahasa suatu
persamaan seperti seperseratus dollar; atau garam – NaCl bukanlah mencocokan tanda linguistik dengan sesuatu di luar bahasa; itu merupakan kesesuaian diantara
dua ungkapan linguistik, yang dianggap memiliki makna yang sama. Usaha untuk mencari penjelasan gejala – gejala linguistik dalam pengertian sesuatu yang
bukan bahasa akan sia – sia, seperti mencari jalan keluar dari ruang yang tidak memiliki pintu.
Tou l992 – 70 memaparkan bahwa teks adalah bahasa yang berfungsi. Yang dimaksud berfungsi di sini adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas
tertentu dalam konteks situasi. Tou ingin menunjukkan secara rinci tentang makna teks yang diberi batasan seperti yang dikemukakan Halliday, sebagai
bahasa yang berfungsi’ yang sedang melaksana tugas tertentu dalam konteks situasi tertentu.’ Sebagai hipotesis dikemukakan bahwa teks dan konteks itu
berhubungan sangat erat sehingga kita tidak dapat mengungkapkan salah satu konsep tanpa megungkapkan yang lain.
Tou 1992:4 menyebutkan kata fungsi sebagai padanan kata “ penggunaan’. Dengan demikian bila membicarakan tentang fungsi bahasa dapat diartikan cara
orang menggunakan bahasa mereka, atau bahasa – bahasa mereka bila mereka
Universitas Sumatera Utara
berbahasa lebih dari satu, dengan menulis, mendengar, dan membaca mereka berharap dapat mencapai banyak sasaran dan tujuan.
Saragih 2006:65 menekankan bahwa keempat protoaksi yang dikemukakan terdahulu merupakan realisasi makna atau fungsi antarpersona pada
tingkat setara atau level semantik. Protoaksi direalisasikan oleh tiga percakapan pada tingkat tatabahasa yang secara linguistik disebut mood. Mood di
Indonesiakan terdiri atas modus deklaratif, interogatif dan imperatif dan protoaksi tawaran tidak memiliki modus yang lazim unmarked
Haniah l996:13 menambahkan konsep makna membolehkan dua penafsiran yang mencerminkan dialektika utama antara peristiwa dan makna.
Makna adalah apa yang pembicara maksud, yaitu apa yang ia rencanakan untuk dikatakan, dan apa yang kalimat maksud, yaitu apa hasil dari konjungsi antara
fungsi identifikasi dan fungsi predikatif.
Parera 2004:48 mengklaim bahwa dalam studi semantik kita perlu membedakan bermakna dan kebermaknaan atau kepenuhmaknaan. Sebuah kata
disebut mempunyai makna atau bermakna jika hal itu memenuhi satu konsep atau mempunyai rujukan, sedangkan sebuah kalimat atau frase dapat dikatakan
mempunyai kebermaknaan atau kepenuh maknaan. Misalnya : bau sabun” dan bau gelisah”, “ botol itu cepat kosong”orang itu jatuh terbalik” mempunyai
kebermaknaan sedangkan frase dan kalimat yang lain tidak mempunyai kebermaknaan.
Universitas Sumatera Utara
Istilah bermakna dan tak bermakna adalah istilah yang ditemukan dalam teori semantik. Istilah tak bermakna anomaly menurut Jerrold J.Kazz, l972, 49
dalam Parera mengunakan istilah reading dengan keterbacaan.” Ini berarti setiap ujaran bahasa yang rujukannya nol atau kosong adalah secara semantik anomaly
atau keterbacaan nol. Jadi, frase ‘bau gelisah’ dan kalimat bayang bayang itu cepat kosong dan gunung itu jatuh terbalik” adalah ujaran yang secara semantik
nol.
2.2.2.5 Metafungsi Bahasa