pembagian jika terdapat harta sisa dan
harta minus atau tidak berimbang radd dan
aul • Tidak tersedianya
fasilitas bagi pakar untuk mengelola
pengetahuan • Tidak terdapat
pembahasan mengenai alur penelusuran dan
representasi pengetahuan
2 Perancangan Sistem
pakar pembagian warisan menurut syariat
IslamAprilia, putra, 2004
• Sistem berbasis desktop Visual Basic
• Ahli waris yang dapat dipilih dan tersedia didalam
sistem hanya 18 ahli waris, terdiri dari 6 ahli waris
wanita dan 12 pria. • Menghasilkan kesimpulan
siapa saja yang berhak menerima hak waris dan
harta yang diterima. • Terdapat laporan hasil
perhitungan. • Sistem ini tidak
berbasis web • Tidak adanya fitur
informasi terkait dengan teori warisan
• Tidak ada fasilitas pengurangan bagian
harta dengan kewajiban pewaris
untuk mendapatkan harta bersih.
• Tidak ada fasilitas pembagian harta sisa
dan harta minus atau tidak berimbang radd
dan aul
• Tidak ada fasilitas penjelasan
• Tidak tersedianya fasilitas bagi pakar
untuk mengelola pengetahuan
3 Aplikasi Perhitungan
warisan Menurut Hukum Islam Baehaki,
2004 • Sistem berbasis desktop
visual Basic • Ahli waris yang dapat
dipilih dan tersedia didalam sistem berjumlah 23 ahli
waris • Menghasilkan kesimpulan
siapa saja yang berhak menerima hak waris dan
harta yang diterima termasuk harta sisa dan aul
jika ada • Terdapat fasilitas
pengurangan bagian harta dengan kewajiban pewaris
• Terdapat fasilitas informasi terkait dengan teori dan
aplikasi • Sistem ini tidak
berbasis web • Tidak adanya fasilitas
penjelasan • Tidak tersedianya
fasilitas bagi pakar untuk mengelola
update pengetahuan • Jika terdapat aul,radd
langsung digabung di kesimpulan aplikasi
tidak menampilkan antara kesimpulan
sebelum mendapat aul, radd, dan setelah
mendapat aul, radd • Tidak terdapat fasilitas
cetak laporan.
Berdasarkan studi hasil penelitian sejenis Tabel 3.1. perbandingan dari tabel diatas, maka akan dirancang suatu sistem pakar berbasis web dan memiliki
fitur-fitur yang tidak tersedia dan difasilitasi oleh penelitian-penelitian sejenis diatas.
3.1.2 Metode Penelitian Lapangan Field Research
1. Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam perancangan dan pembangunan sistem
. Tujuan dari tahap ini adalah melakukan setting terhadap objek yang akan digunakan dan sebagai
rancangan dalam membangun sistem. Berikut adalah langkah-langkah metode observasi yang penulis lakukan.
a. Identifikasi masalah guna mendapatkan fokus masalah, sehingga penelitian ini tidak meluas dan mendalam serta kritis. Identifikasi masalah
dilakukan dengan merujuk kepada buku fiqih Mawaris yang penulis jadikan sumber utama, dan juga melalui penyebaran kuesioner.
b. Menentukan objek yang akan diteliti. Yaitu dengan mewawancarai dan melakukan pengamatan terhadap proses kerja pakar dalam menyelesaikan
masalah perhitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum Islam. c. Melakukan pengamatan terhadap aplikasi yang terkait dengan judul
penelitian penulis, yaitu aplikasi perhitungan faraid. Dari aplikasi tersebut, penulis mengamati arsitektur aplikasi, teknologi yang digunakan serta
efektifitasnya sebagai studi perbandingan untuk penelitian yang penulis lakukan. Detail hasil pengamatan dan perbandingan software dapat dilihat
pada bab IV sub bab 4.4.4 2. Metode Kuesioner
Metode ini adalah bagian dari observasi yang penulis gunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasi permasalahan serta mengetahui kebutuhan pengguna
serta kepuasan pengguna terhadap sistem yang dibangun dalam penelitian yang penulis lakukan. Metode kuesioner dilakukan penulis pada tahap awal
penelitian dan setelah penelitian selesai dilakukan. Penggunaan kuisioner pada penelitian ini tidak menggunakan metode sampling serta menggunakan
penghitungan statistik, dan hanya digunakan sebagai penguat serta data tambahan dalam pengembangan sistem
3. Metode Interview penulis melakukan wawancara dengan Ibu Sri Hidayati,M.Ag. selaku dosen di
bidang faraid pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam membangun sistem pakar ini adalah dengan metode terstruktur menggunakan model Waterfall
Pressman 2001 : 29. Hal ini disebabkan oleh tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan yang dibutuhkan
dalam pengembangan penelitian ini, selain itu dapat bekerja dengan baik karena sistem yang dibangun bukan merupakan proyek skala besar. Secara garis besar
metode ini terbagi dalam empat kegiatan utama yaitu sebagai berikut :
3.2.1 Analisis Analysis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengembangan suatu sistem pakar dan merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai dasar dari permasalahan
yang akan dianalisis dan diteliti. Pada tahap ini penulis melakukan :
3.2.1.1 Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dari buku Fiqih Mawaris sebagai referensi utama. Penulis juga menggunakan kuesioner untuk menganalisa kebutuhan dan
sebagai data pendukung. Detail pembahasan mengenai pengumpulan data bisa dilihat pada bab IV sub bab 4.1.1
3.2.1.2 Identifikasi Permasalahan
Selanjutnya dilakukan identifikasi permasalahan yang didapat dalam aktivitas pengumpulan data sebelumnya. Proses identifikasi ini difokuskan pada
keperluan sistem yang akan dibangun. Detail pembahasan mengenai Identifikasi Permasalahan bisa dilihat pada bab IV sub bab 4.1.2
3.2.1.3 Analisa Pengetahuan.
Analisa pengetahuan dilakukan guna mendapatkan variabel data dan pengetahuan dari domain sistem pakar yang akan dibangun, untuk kemudian
dapat dilakukan identifikasi dan seleksi terhadap pengetahuan yang dibutuhkan untuk membangun sistem pakar.Hartati, Iswanti, 2008. Detail pembahasan
mengenai analisa pengetahuan bisa dilihat pada bab IV sub bab 4.1.3
3.2.1.4 Analisa Kebutuhan
Setelah dilakukan akuisisi pengetahuan maka harus dicari solusi atau penyelesaian masalah, fasilitas yang dikembangkan, penentuan bahasa
pemrograman atau tool pengembangan sistem, serta tujuan yang ingin dicapai dari