Identifikasi dan Seleksi Pengetahuan

3. Kadar 18 a. Isteri 4. Kadar 23 a. Anak perempuan b. Anak perempuan dari anak laki-laki cucu perempuan c. Saudara perempuan seibu-sebapak d. Saudara perempuan sebapak 5. Kadar 13 a. Ibu b. Saudara laki-laki seibu lebih dari 1 c. Saudara perempuan seibu lebih dari 1 6. Kadar 16 a. Bapak b. Kakek dari pihak bapak c. Ibu d. Anak perempuan dari anak laki-laki cucu perempuan e. Saudara perempuan sebapak l orang f. Saudara laki-laki seibu l orang g. Saudara perempuan seibu l orang h. Nenek dari pihak bapak 7. Ashabah bi al-nafsi ABN yaitu mengambil sisa pembagian karena ia seorang diri saja. a. Anak laki-laki b. Cucu laki-laki c. Bapak d. Kakek e. Saudara laki-laki kandung f. Saudara laki-laki sebapak g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung h. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak i. Paman sekandung bapak j. Paman sebapak bapak k. Anak laki-laki dari paman sekandung bapak l. Anak laki-laki dari paman sebapak bapak 8. Ashabah bi al-ghair ABG yaitu mengambil sisa pembagian karena ia bersama ahli waris yang sederajat dan berbeda jenis. a. Anak perempuan jika bersama anak laki-laki b. Cucu perempuan jika bersama cucu laki-laki c. Saudara perempuan kandung, jika ada saudara laki-laki kandung d. Saudara perempuan sebapak, jika ada saudara laki-laki sebapak 9. Ashabah ma al-ghair AMG yaitu mengambil sisa pembagian karena dia bersama ahli waris yang sederajat dan sejenis anak perempuan atau Cucu Perempuan a. Dua saudara perempuan atau lebih yang sekandung b. Dua saudara perempuan atau lebih yang sebapak Untuk melengkapi data hasil seleksi pengetahuan, penulis beserta pakar juga telah membuat tabel data pengetahuan yang berisi mengenai detail hasil analisis pengetahuan, yang berisi tentang detail pengetahuan mengenai variabel atau indikator penentu serta syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk dapat menentukan bagian-bagian yang akan didapatkan oleh ahli waris, yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan basis pengetahuan database. Tabel data tersebut dapat dilihat pada lampiran A. 4.1.4 Analisa Kebutuhan Sistem 4.1.4.1 Mendifinisikan Sistem Sistem pakar yang penulis bangun adalah sistem pakar yang berfungsi sebagai alat bantu dan informasi bagi siapapun yang ingin melakukan perhitungan serta pembagian harta waris. Sistem pakar ini akan menghasilkan kesimpulan berupa pembagian kepada ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris, bagian yang mereka peroleh, prosentase, jumlah uang yang mereka terima, serta penjelasan dalil atau sumber hukum untuk memperkuat kesimpulan. Sistem pakar yang akan dibuat ini bersifat konsultatif, selain mampu untuk menyelesaikan perihal perhitungan dan pembagian harta warisan dengan cepat tepat dan cermat, sistem pakar ini juga mampu memberikan penjelasan mengenai pertanyaan- pertanyaan yang diajukan serta penjelasan dari hasil atau kesimpulan yang dihasilkan oleh sistem ini, seperti layaknya seorang ahli faraid yang sudah berpengalaman. Namun diluar dari segala kelebihannya, sistem pakar yang akan dibangun ini bukan bertujuan untuk mengganti peran pakar atau ahli faraid, melainkan sebagai alat bantu yang masih memiliki keterbatasan. Sistem pakar ini diharapkan mampu melayani masyarakat agar dapat melakukan perhitungan dan pembagian harta warisan dimana saja dan kapan saja, sistem pakar ini juga dibuat agar bisa diakses oleh pengguna kapanpun mereka inginkan. Apalagi jika menemui kesulitan untuk menemukan pakar faraid yang dapat membantu dan mungkin kondisinya sudah mendesak dan perlu segera diselesaikan. Sistem pakar ini kiranya juga dapat membantu melestarikan Ilmu faraid itu sendiri agar ilmu ini tidak hilang atau musnah, karena semakin sedikitnya orang yang ahli dibidang faraid dan semakin ditinggalkannya Ilmu ini oleh umat Islam Itu sendiri. Selain memberikan fasilitas konsultasi untuk melakukan perhitungan dan pembagian waris sistem pakar ini juga memberikan referensi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perhitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum Islam faraid. Untuk melengkapi deskripsi sistem diatas, berikut penulis akan uraikan berdasarkan analisa sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya. a. Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem 1. Sistem pakar yang akan dibangun memiliki kemampuan untuk menghitung dan membagi harta warisan menurut hukum islam dengan hasil jumlah bagian per orang ahli waris, prosentase masing-masing ahli waris beserta harta nominalnya. 2. Sistem pakar yang akan dibangun menyediakan fasilitas penjelasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan kesimpulan yang dihasilkan. 3. Sistem pakar yang akan dibangun memiliki kemampuan untuk menghasilkan kesimpulan yang tepat, dan akurat, sesuai dengan kaidah dan ketentuan hukum Islam. 4. Sistem pakar yang akan dibangun memiliki kemampuan yang mendukung pemutakhiran update basis pengetahuan, yang meliputi kemampuan untuk menambah, merubah, menampilkan kembali rule yang telah dibuat, dan menghapus data pada basis pengetahuan b. Analisa Kebutuhan Sistem Non Fungsional 1. Sistem yang akan dibangun memiliki antar muka yang mudah dimengerti semua pengguna, baik oleh pakar maupun masyarakat awam yang ingin menggunakan sistem ini 2. Sistem pakar ini dibangun berbasiskan web Web Based dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP sebagai dan database MySQL sebagai alat bantu implementasi atau alat bantu pengembangan sistem pakar. Agar bisa diakses kapan saja dan dimana saja. sehingga permasalahan waktu dan tempat yang sering dialami oleh orang-orang yang ingin menyelesaikan masalah perhitungan dan pembagian harta warisan dapat teratasi.

4.2 Desain Design

Merupakan tahap menggambarkan panduan yang jelas serta detail mengenai segala sesuatu tentang sistem. Perancangan yang dilakukan dalam proses ini meliputi perancangan pengetahuan, pemodelan proses, pemodelan data, perancangan antarmuka, perancangan struktur menu, perancangan STD berikut adalah paparannya lebih lanjut :

4.2.1 Perancangan Pengetahuan

4.2.1.1 Perancangan Representasi Pengetahuan

Pengetahuan dari pakar dan literatur yang telah dianalisa dan ditentukan, selanjutnya direpresentasikan dalam representasi pengetahuan. Representasi