2.3.7 Hak-hak Pewaris atau Kewajiban-Kewajiban Ahli Waris Yang
Berkaitan dengan Harta Warisan
Usman, Somawinata 1997:46, menyatakan sebelum harta warisan tersebut dibagikan kepada ahli waris, hak-hak pewaris terlebih dahulu harus
dibersihkan dan ditunaikan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Biaya Pengurusan Jenazah.
Adapun yang dimaksud adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan si mayit dari mulai meninggalnya sampai dikuburkan. Biaya yang diperlukan
untuk hal tersebut dikeluarkan dari harta warisannya menurut ukuran yang wajar.
2. Hutang Pewaris Mayyit Yang dimaksud dengan hutang adalah suatu tanggungan yang wajib dilunasi
seseorang terhadap orang lain. Pelunasan hutang-hutang pewaris tersebut hendaklah diambil dari harta peninggalannya setelah pengeluaran biaya
perawatannya. Pelunasan hutang itu merupakan kewajiban yang utama sebagai pembebasan pertanggungjawabannya di akhirat.
Dalam hal pelunasan hutang pewaris, jika harta yang ditinggalkan memadai maka dapat langsung dilunasi hutangnya. Namun jika harta yang dimiliki
pewaris tidak memadai, maka penyelesaiannya menurut Sayyid sabiq adalah ahli waris tidak wajib melunasinya kecuali apabila mereka para ahli waris
bermaksud tabbarru atau apabila si mati mewasiatkan kepada mereka untuk melunasinya. Sayyid Sabiq, 1972:425.
3. Menunaikan Wasiatnya Wasiat adalah permintaan pewaris terhadap ahli warisnya sebelum wafatnya.
Wasiat ini sebenarnya tidak hanya berupa pesan yang sifatnya untuk membagikan sejumlah tertentu dari hartanya, namun ia bisa juga berbentuk
pesan-pesan kebaikan yang diinginkan pewaris untuk ditunaikan oleh ahli warisnya.
Penunaian wasiat pewaris dilakukan setelah pewaris wafat. Jika ia mewasiatkan harta, maka yang paling didahulukan untuk diselesaikan adalah
biaya keperluan pemakamannya, kemudian pembayaran hutangnya. Wajib hukumnya menunaikan seluruh wasiat pewaris selama tidak melebihi jumlah
sepertiga dari seluruh harta peninggalannya. Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari harta waris, dan tidak boleh melebihinya, kecuali dengan
kesepakatan dan izin dari para ahli waris. Wasiat pada umumnya diperuntukkan bagi orang yang bukan ahli waris.
2.3.8 Sebab-Sebab Mendapat Warisan
Menurut ketentuan hukum waris Islam, yang menjadi sebab seseorang itu mendapatkan warisan pewaris mayyit dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Usman, Somawinata, 1997:28 : 1. Karena adanya hubungan darah atau kekerabatan
Ditinjau dari garis yang menghubungkan nasab antara yang mewariskan dengan yang mewarisi, kekerabatan dapat digolongkan menjadi tiga golongan
yaitu :
a. Furu’ Yaitu anak turun cabang dari si Mayit, seperti anak, cucu, dan seterusnya
b. Ushul, yaitu leluhur pokok yang menyebabkan adanya si Mayit, seperti ibu, bapak, kakek, nenek, dan seterusnya
c. Hawasyi, yaitu keluarga yang dihubungkan dengan si Mayit melalui garis kesamping seperti saudara, paman, dan seterusnya
2. Karena Pernikahan Yaitu terjadinya pernikahan secara legal syar’i antara seorang laki-laki dan
perempuan, sekalipun belum atau tidak terjadi hubungan intim bersenggama antar keduanya.
3. Al – Wala Kekerabatan Karena Sebab Hukum Seseorang dapat memperoleh harta warisan disebabkan seseorang itu
memerdekakan budak dalam hal ini si mayit, orang yang membebaskan budak berarti telah mengembalikan kebebasan dan jati diri seseorang sebagai
manusia. Oleh karena itu Allah SWT menganugerahkan kepadanya hak mewarisi terhadap budak yang dibebaskan.
2.3.9 Pengugur Pewarisan
Menurut Usman, Somawinata 1997:32 Yang dimaksud dengan
penggugur pewarisan adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan seseorang yang seharusnya mendapat warisan menjadi tidak mendapatkannya. Hal-hal yang dapat
mengugurkan hak seseorang tersebut adalah :