23
3 BUS atau UUS yang mengajukan Repo SBIS wajib memiliki saldo rekening surat berharga dan saldo rekening giro yang cukup untuk
memenuhi kewajiban penyelesaian Repo SBIS. e. Sanksi
1 Transaksi SBIS dinyatakan batal dalam hal BUS atau UUS tidak memenuhi kewajiban
2 Bank Indonesia mengenakan sanksi kepada BUS atau UUS atas transaksi SBIS yang dinyatakan batal berupa :
a Teguran tertulis b Kewajiban membayar sebesar 1 per seribu dari nilai transaksi
SBIS yang dinyatakan batal atau paling banyak sebesar Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah untuk setiap transaksi
SBIS yang dinyatakan batal; dan 3 Dengan tidak mengurangi sanksi dalam hal BUS atau UUS
melakukan transaksi SBIS yang dinyatakan batal sebanyak tiga kali dalam kurun waktu enam bulan, BUS atau UUS dikenakan sanksi
berupa : a Pemberhentian sementara mengikuti lelang SBIS minggu
berikutnya b Larangan mengajukan Repo SBIS selama lima hari kerja
berturut-turut, terhitung sejak BUS atau UUS dikenakan teguran tertulis.
24
F. Kinerja Perbankan
Kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank
seefektif mungkin dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen Farid dan Siswanto, 1998 dalam Prasnanugraha,
2007:20. Penilaian kinerja perbankan menjadi sangat penting dilakukan karena
operasi perbankan sangat berpengaruh terhadap maju mundurnya perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan dapat dinilai dengan
pendekatan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran perkembangan keuangan dan posisi keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern bagi
manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keu angan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern
bagi kreditor dan investor untuk menetukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan Usman, 2003 dalam Prasnanugraha,
2007:24. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP
Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31147KEPDIR Tanggal 12 November 1998 tentang
Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
25
Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada
transaksi rekening administratif. Kualitas Aktiva Produktif dinilai berdasarkan:
a. Prospek usaha b. Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur
c. Kemampuan membayar Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian
mengenai prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas
kredit ditetapkan menjadi: a. Lancar Pass
b. Dalam perhatian khusus special mention c. Kurang lancar sub standard
d. Diragukan doubtful e. Macet loss
Aktiva produktif bermasalah yaitu Non Performing Loan NPL untuk bank konvensional atau Non Performing Financing NPF untuk
bank syariah merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Besarnya NPLNPF dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Total kreditPembiayaan Bermasalah NPLNPF =
------------- Total Seluruh KreditPembiayaan
26
2. Rasio Rentabilitas Earning
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh
bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets ROA.
ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. ROA
menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi
laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA, hal itu berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan. ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-
rata total aset. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank. ROA menunjukkan efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA maka menunjukkan semakin efektif
perusahaan tersebut, karena besarnya ROA dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Rumus yang digunakan adalah :
ROA =
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
27
3. Rasio Likuiditas Liquidity
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua
depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit
Ratio LDR untuk bank konvensional atau Financing to Deposit Ratio FDR untuk bank syariah.
FDRLDR adalah rasio antara seluruh jumlah kreditpembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan
kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: FDR
G. Keterkaitan Antara Variabel
Stabilitas sistem perbankan dan stabilitas moneter merupakan dua aspek yang saling terkait dan menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem
perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi simpanan