27
3. Rasio Likuiditas Liquidity
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua
depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit
Ratio LDR untuk bank konvensional atau Financing to Deposit Ratio FDR untuk bank syariah.
FDRLDR adalah rasio antara seluruh jumlah kreditpembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan
kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: FDR
G. Keterkaitan Antara Variabel
Stabilitas sistem perbankan dan stabilitas moneter merupakan dua aspek yang saling terkait dan menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem
perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi simpanan
28
masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila kondisi seperti ini terpelihara, maka proses perputaran
uang dan mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam perekonomian yang sebagian besar berlangsung melalui sistem perbankan juga dapat berjalan
dengan baik. Dengan demikian, stabilnya sistem perbankan akan menentukan efektifitas pelaksanaan kebijakan moneter Warjiyo, 2006:430.
Keterkaitan kebijakan moneter dengan perbankan terjadi melalui dua tahap transmisi moneter dalam proses perputaran uang. Salah satunya adalah
interaksi antara bank sentral dengan perbankan dalam berbagai transaksi di pasar uang yang berkaitan dengan operasi moneter bank sentral dan
manajemen likuiditas oleh perbankan. Dengan interaksi ini, kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, volume dana masyarakat
yang disimpan di bank, kredit yang disalurkan bank kepada dunia usaha, dan perkembangan transaksi pasar uang yang dilakukan oleh perbankan Warjiyo
dan Agung, 2002:443. Guitan 1997 dalam warjiyo 2006:437 mengatakan, pencapaian sasaran
kestabilan moneter dapat didukung oleh pencapaian kesehatan dan kestabilan perbankan melalui beberapa aspek. Sistem perbankan yang sehat diperlukan
agar sinyal kebijakan moneter dapat ditransmisikan secara efektif ke berbagai aktivitas ekonomi.
29
1. Pengaruh SBI terhadap NPLNPF
Amalia 2006:89-90 melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI dan kinerja bank
terhadap laba perbankan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series bulanan dari tahun
2001-2005. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah vector autoregressive VAR yang dikombinasikan dengan Vector Error
Correction Model VECM dan memperoleh hasil bahwa Hasil analisis IRF menunjukkan guncangan suku bunga SBI sebesar satu standar deviasi
berpengaruh cukup besar terhadap perubahan NPL. Ketika suku bunga SBI naik maka bank-bank akan lebih tertarik menanamkan dananya pada
surat berharga ini dan mengurangi alokasi dananya terhadap kredit, hal ini berarti suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap NPL.
2. Pengaruh SBI terhadap ROA
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2009-98 mengenai analisis pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan suku bunga
SBI terhadap ROA. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan metode OLS dan memperoleh hasil bahwa berdasarkan
hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap Return on Asset ROA. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga SBI tidak mempengaruhi besarnya Return on Asset ROA.