Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA Hasil Uji Heteroskedastisitas FDR

71 sebesar 0.662032, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena ketika nilai suku bunga SBI naik maka bank konvensional akan lebih tertarik menanamkan dananya pada surat berharga dan mengurangi alokasi dananya terhadap kredit, dana yang digunakan untuk membeli SBI mengakibatkan likuiditas bank berkurang. Untuk itu bank menaikkan suku bunga depositonya untuk menarik dana masyarakat sehingga likuiditas bank tetap terjaga, namun disisi lain bank juga meningkatkan suku bunga pinjamannya. Dengan tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi akan mendorong tingkat NPL menjadi tinggi. Sementara tidak signifikannya SBI dikarenakan posisi SBI yang merupakan instrumen kebijakan moneter konvensional, sedangkan bank syariah hanya beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Sehingga jumlah pembiayaaan bermasalah NPF bank syariah tidak dipengaruhi oleh instrumen kebijakan moneter konvensional yaitu SBI. Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Amalia 2006:89-90 yang menunjukkan bahwa SBI berpengaruh positif signifikan terhadap NPL bank konvensional. Sementara itu, pada tabel 4.16 variabel SBIS memperoleh t-hitung sebesar -5.895 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000, sedangkan pada tabel 4.17 nilai t-hitung variabel SBIS adalah sebesar -3.399 dengan nilai probabilitas sebesar 0.001. Dari hasil tersebut tampak bahwa SBIS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL bank konvensional maupun terhadap NPF bank syariah pada tingkat kepercayaan 95 persen α = 0.05 persen. Hal ini berarti bahwa jika bonus SBIS naik sebesar 1 72 persen, maka jumlah kredit bermasalah perbankan konvensional maupun perbankan syariah menurun sebesar 0.918588 dan 0.496099, cateris paribus. Hal ini disebabkan karena SBIS masih dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI. Ketika suku bunga pinjaman bank konvensional tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk meminjam uang ke bank syariah. Hal itu menyebabkan berkurangnya jumlah kredit bermasalah pada bank konvensional. Sementara ketika nilai bonus SBIS tinggi bank syariah lebih tertarik mengalokasikan sebagian dananya untuk membeli SBIS dibanding untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat. Sehingga berdampak pada menurunnya jumlah pembiayaan bermasalah bank syariah.

2. Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional dan ROA Bank Syariah

Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi ROA Bank Konvensional Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.084041 0.137184 7.902116 0.0000 LSBI 0.190446 0.072554 2.624885 0.0130 LSBIS -0.244064 0.055998 -4.358421 0.0001 R-squared 0.368679 Mean dependent var 1.012580 Adjusted R-squared 0.330417 S.D. dependent var 0.067580 S.E. of regression 0.055299 Akaike info criterion -2.872451 Sum squared resid 0.100915 Schwarz criterion -2.740491 Log likelihood 54.70412 F-statistic 9.635672 Durbin-Watson stat 2.315055 ProbF-statistic 0.000506 Sumber : Bank Indonesia data diolah Persamaan regresi linear berganda untuk tabel 4.19 diatas adalah : LROA = 1.084040967 + 0.190446054LSBI - 0.2440638696LSBIS