21
mempunyai tanggung jawab bagi individu maupun kelompok terhadap tugas?tugas”.
27
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama?sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Dalam
pembelajaran kooperatif ini siswa dapat lebih menemukan dan memahami konsep?konsep yang sulit melalui diskusi dan bila
dibandingkan dengan pembelajaran individual, pembelajaran kooperatif lebih dapat mencapai kesuksesan akademik dan sosial
siswa. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
Berdasarkan pendapat?pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi dalam menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama
dalam pembelajaran.
b. Karakteristik dan Urgensi Pembelajaran Kooperatif
Arends dalam Trianto, dkk mengemukakan bahwa kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki
ciri?ciri sebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
27
Ani Kurniasari, “Komparasi Hasil Belajar Antara Siswa yang Diberi Metode TGT 8
8 3 ;8;
dengan STAD 38; 8
-0888; 00 0 ; Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon”, UNS: MIPA, 2006, Skripsi, t.d, h. 28.
22
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda?beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
28
Karakteristik yang utama dalam pembelajaran kooperatif adalah pengelompokkan heterogenitas. Kelompok heterogenitas bisa dibentuk
dengan memperhatikan keanekaragaman gender dan kemampuan akademis. Kelompok ini biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan
akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Dalam menyelesaikan
tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama dan membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Selama kerja kelompok, tugas anggota
kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan
Menurut Roger dan Johnson seperti yang dinyatakan oleh Lie, bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran
kooperatif sehingga untuk mencapai hasil yang maksimal perlu diterapkan lima unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Saling ketergantungan positif, artinya keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi oleh usaha setiap anggotanya. Untuk
menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
2. Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan
kelompok.
28
Trianto, :
, :
+ Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007, Cet. I, h. 47.
23
3. Tatap muka, artinya setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan
mendorong siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota kelompoknya. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing?masing.
4. Komunikasi antar anggota, unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi, karena
keberhasilan kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengutarakan pendapat mereka. 5. Evaluasi proses kelompok, guru perlu menjadwalkan waktu
khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa
bekerja sama secara efektif.
29
Perlu diterapkan pembelajaran kooperatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran kooperatif tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar, meningkatkan kehadiran siswa dan kerja siswa yang lebih positif, menambah motivasi
dan percaya diri serta menambah rasa senang berada di sekolah. Selain itu menurut JohnsonJohson dan Sutton, pembelajaran kooperatif sangat
penting dikarenakan memberikan nilai positif bagi siswa dengan adanya saling ketergantungan dalam kelompoknya, meningkatkan interaksi
antara siswa dalam hal tukar?menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari, siswa belajar bertanggung jawab dalam hal membantu siswa
yang membutuhkan bantuan dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya, berkembangnya tingkat keterampilan
29
Anita Lie, - 9
- . . . . , h. 31.
24
interpersonal siswa sebagai anggota kelompok juga ketika siswa menyampaikan ide dalam kelompoknya.
30
Selanjutnya menurut Slavin mengemukakan konsep utama dari belajar kooperatif, adalah sebagai berikut:
1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota
kelompoknya. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok
telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar
mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama?sama tertantang
untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota sangat bernilai.
31
Tim Instruktur Matematika dalam Kurniasari mengemukakan bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan adanya komunikasi diantara kelompok.
2. Siswa dapat lebih mudah melihat kesulitan siswa yang lain dan kadang?kadang dapat menerangkan lebih jelas daripada yang
dilakukan oleh guru. 3. Siswa dapat bekerja lebih daripada bekerja sendiri.
4. Siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses pembelajaran. 5. Menumbuhkan persahabatan, saling menghargai dan bekerjasama
yang lebih baik karena adanya pengenalan diantara anggota kelompok.
32
c. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Teori konstruktivisme adalah “suatu upaya membangun tata susunan hidup
yang berbudaya modern”.
33
Dalam proses pembelajaran konsep ini siswa dapat membandingkan kemampuannya secara konstruktif
30
Trianto, 7+ h. 60?61.
31
Trianto, 7+ h. 61?62.
32
Ani Kurniasari, “Komparasi Hasil Belajar…, h. 31.
33
Jurnal Ciptakan Kemajuan Dengan Ilmu, “Pembelajaran Konstruktivistik”, dalam http:www.konstruktivisme.comCiptakan20Kemajuan20dengan520Ilmu2020Pembelajar
an20Konstruktivistik.htm ,20 Mei 2008