Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
berjudul +
+ , hal ini disebabkan oleh beberapa aspek diantaranya kecerdasan siswa,
bakat siswa, kemampuan belajar, minat siswa, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, serta kondisi masyarakat
luas. Wahyudin dalam Inayah mengemukakan bahwa tingkat penguasaan
atau hasil belajar matematika terhadap matematika cenderung rendah. Salah satu penyebab rendahnya penguasaan atau hasil belajar siswa dalam
matematika adalah siswa tidak memahami konsep?konsep atau persoalan? persoalan yang diberikan dalam pembelajaran matematika.
76
Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik maka perlu dikembangkan suatu
cara atau metode pengajaran matematika guna membantu siswa dalam memahami konsep dan menentukan hubungan yang bermakna dalam
menyelesaikan soal?soal matematika. Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Perlu diperhatikan adanya ketepatan dalam memilih metode mengajar, metode mengajar yang dipilih harus sesuai dengan
tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut sangat berpengaruh terhadap
hasil yang dicapai. Kesalahan menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap
acuh terhadap pelajaran matematika. Salah satu metode yang memungkinkan siswa dapat memahami
konsep matematika dengan baik adalah metode pembelajaran TGT. TGT merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran
- yaitu pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
dengan membentuk kelompok?kelompok kecil, guru memberikan permainan? permainan akademik dan guru mengadakan turnamenkompetisi antar
kelompok. Hal ini memungkinkan siswa yang belum memahami konsep yang
7
Nina Nurinayah, “ .
. ,
”, Skripsi Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 4. t.d.
5
disampaikan oleh guru dapat bertanya kepada teman satu timnya untuk memperoleh informasi lebih, sehingga dalam kegiatan turnamen siswa telah
memahami materi pelajaran dan siap bersaing dengan lawannya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe
TGT ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran.
Tahap awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru, setelah itu siswa bersaing dalam
turnamen untuk mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar
pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing?masing siswa diharapkan lebih memahami konsep dan menguasai materi.
Dalam pembelajaran tipe TGT, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat diskusi kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi
dengan guru. Pendekatan terhadap siswa diharapkan mampu mengurangi rasa takut bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat kepada guru. Berdasarkan
pengamatan peneliti pada saat melakukan observasi di SMPN 21 Tangerang, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ekspositori,
pada saat proses pembelajaran, guru menjelaskan materi, memberikan pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan tersebut secara bersama?sama.
Seorang siswa akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab. Jika diberi kesempatan untuk bertanya, siswa hanya berbisik?bisik
dengan teman bahkan sebagian besar hanya diam. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa mencatat
semua materi yang disampaikan jika guru telah menginstruksikan untuk mencatat materi. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tidak
menggunakan buku yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Mereka hanya menggunakan catatan yang diberikan guru.
Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya,
6
tetapi hanya dibahas bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang berani mempresentasikan hasil tugas mereka.
Berdasar hasil pengamatan tersebut, terdapat beberapa siswa yang dapat secara langsung memahami konsep yang disampaikan oleh guru dan
sebagian yang lain belum memahami konsep secara jelas. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab.
Bertolak dari semua hal di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian tentang pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap pemahaman
konsep matematika siswa.