34
Untuk 3 pemain Pemain
Tidak ada seri
Seri untuk skor atas
Seri untuk skor bawah
3 seri Skor atas
60 50
60 40
Skor tengah 40
50 30
40 Skor bawah
20 20
30 40
Untuk 2 pemain Pemain
Tidak ada seri Seri
Skor atas 60
40 Skor bawah
20 40
d. Penghargaan Kelompok
Setelah turnamen selesai, usahakan sesegera mungkin tulis skor kelompok dan persiapkan sertifikat atau penghargaan lainnya.
Yang perlu dilakukan : a. Cek lembar skor game tiap turnamen.
b. Pindahkan poin turnamen tiap siswa ke dalam lembar rangkuman kelompok berdasarkan kelompoknya.
c. Jumlahkan semua skor anggota kelompok dan bagi sesuai banyaknya anggota kelompok. Contoh lembar rangkuman
kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Lembar Rangkuman Kelompok
Nama kelompok : A Anggota
kelompok
Turnamen 1
Turnamen 2
Turnamen 3
Turnamen 4
Turnamen 5
Turnamen 6
S1 60
20 20
40 S2
40 40
20 20
S3 50
20 40
60 S4
60 60
20 40
S5 40
40 60
20 Total skor
kelompok 250
180 160
220 Rata?rata
kelompok 50
36 32
44
35
Ada 3 tingkatan dalam pemberian penghargaan, dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4 Kriteria Pemberian Penghargaan
Kriteria Penghargaan
40 Good Team
45 Great Team
50 Super Team
Berdasarkan teori?teori mengenai pembelajaran kooperatif tipe TGT di atas, penulis menggunakan teori pembelajaran kooperatif tipe
TGT yang dikemukakan oleh Slavin sebagai acuan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT di SMPN 21 Tangerang.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini seperti yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Tindakan Kelas PTK oleh Arifah Nur Triyani 2009 dalam skripsinya yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Teams?Games?Tournament Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dan Statistika di
SMPN 4 Depok Yogyakarta”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa mengalami peningkatan karena rata?
rata yang diperoleh dari aspek keaktifan siswa belajar siswa pada siklus I 61,17 dan meningkat menjadi 77,11 pada siklus II.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Kurniasari 2006 dalam skripsinya yang berjudul “Komparasi Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diberi
Metode TGT Teams?Games?Tournament Dengan STAD Student Teams Achievement Division Kelas X SMAN I Ungaran Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon”. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan metode TGT lebih tinggi daripada
siswa yang diajarkan dengan metode STAD, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata?rata hasil belajar siswa yang diajarkan metode TGT sebesar
36
76,05 sedangkan nilai rata?rata siswa yang diajarkan dengan metode STAD sebesar 70,13.
3. Penelitian Tindakan Kelas PTK oleh Diyanto 2006, dalam laporannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran -
: Melalui Tipe TGT Teams?Games?Tournament Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII?6 MTs Filial Al Iman Adiwena Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat”. Berdasarkan hasil?
hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1 peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika pokok bahasan bilangan
bulat melalui penerapan model pembelajaran :
melalui tipe TGT meningkat, dan 2 hasil belajar matematika pokok bahasan
bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran :
melalui tipe TGT meningkat. Hal ini didasarkan dari ketuntasan belajar dari 76,6 pada siklus I, menjadi 85,3 pada siklus II, dan pada
siklus III meningkat menjadi 87,7. Dari beberapa hasil penelitian di atas, terlihat bahwa model
pembelajaran :
melalui tipe TGT Teams?Games? Tournament dapat mengaktifkan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif melalui tipe TGT terhadap pemahaman konsep
matematika siswa.
C. Kerangka Berfikir
Pemahaman konsep merupakan salah satu unsur evaluasi dalam pembelajaran matematika selain kemampuan penalaran, komunikasi dan
pemecahan masalah. Adapun indikator dalam pemahaman konsep meliputi: 1
, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa pengubahan makna. 20
+ yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik simbol verbal atau
nonverbal. 38 + yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan
atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan.
37
Teori kognitif menyatakan bahwa interaksi antar siswa diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan soal?soal yang sulit. Sedangkan teori motivasi
mengemukakan bahwa orientasi tujuan masing?masing siswa turut membantu pencapaian tujuan siswa lain. Model pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang dilandasi oleh kedua teori tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, berbagai penelitian telah
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif menekankan pada interaksi siswa dan kerjasama kelompok, salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah
TGT , dimana dalam proses pembelajarannya
menggunakan untuk membuat siswa senang mempelajari matematika.
Di dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, terdapat tiga dimensi utama; , di dalamnya kerjasama kelompok diarahkan pada kegiatan
pembelajaran sesuai materi pelajaran yang telah ditentukan; , proses
kegiatan pembelajaran didesain dalam bentuk game permainan, pada proses inilah pemahaman suatu konsep materi dapat dilaksanakan dengan efektif;
, setelah kegiatan pembelajaran siswa juga diberikan motivasi, karena di dalam
, siswa akan mendapatkan nilai dan juga yang mampu memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga
diyakini oleh penulis, bahwa model pembelajaran tipe TGT dapat mempengaruhi secara positif terhadap siswa dalam memahami konsep materi
pelajaran yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitiannya adalah: ”Pemahaman matematika siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional”.