Karakteristik dan Urgensi Pembelajaran Kooperatif

24 interpersonal siswa sebagai anggota kelompok juga ketika siswa menyampaikan ide dalam kelompoknya. 30 Selanjutnya menurut Slavin mengemukakan konsep utama dari belajar kooperatif, adalah sebagai berikut: 1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. 2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompoknya. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain. 3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama?sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota sangat bernilai. 31 Tim Instruktur Matematika dalam Kurniasari mengemukakan bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan adanya komunikasi diantara kelompok. 2. Siswa dapat lebih mudah melihat kesulitan siswa yang lain dan kadang?kadang dapat menerangkan lebih jelas daripada yang dilakukan oleh guru. 3. Siswa dapat bekerja lebih daripada bekerja sendiri. 4. Siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses pembelajaran. 5. Menumbuhkan persahabatan, saling menghargai dan bekerjasama yang lebih baik karena adanya pengenalan diantara anggota kelompok. 32

c. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Teori konstruktivisme adalah “suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern”. 33 Dalam proses pembelajaran konsep ini siswa dapat membandingkan kemampuannya secara konstruktif 30 Trianto, 7+ h. 60?61. 31 Trianto, 7+ h. 61?62. 32 Ani Kurniasari, “Komparasi Hasil Belajar…, h. 31. 33 Jurnal Ciptakan Kemajuan Dengan Ilmu, “Pembelajaran Konstruktivistik”, dalam http:www.konstruktivisme.comCiptakan20Kemajuan20dengan520Ilmu2020Pembelajar an20Konstruktivistik.htm ,20 Mei 2008 25 menyesuaikan diri dengan tuntutan ilmu pengetahuannya dan teknologi, siswa aktif mengembangkan pengetahuan bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau menunggu temannya. Pembelajaran kooperatif ini muncul dari “konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.” 34 Siswa secara rutin bekerja dalam kelompoknya untuk saling membantu memecahkan masalah?masalah yang kompleks. Sebagaimana teori : dari Bruner dalam Komalasari mengatakan bahwa “proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman”. 35 Begitu pula dengan teori belajar Vygotsky yang menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya, yang mana pengetahuan tersebut tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial. 36 Kemudian Ausubel mengemukakan bahwa belajar lebih bermakna bagi siswa jika materi pelajaran diurutkan dari umum ke khusus, dari keseluruhan ke yang rinci dan dalam pembelajaran hendaknya dirancang dalam bentuk abstrak atau ringkasan konsep?konsep dasar tentang apa yang dipelajari dan hubungannya antara materi yang baru dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. 37 Terdapat dua teori penting yang melandasi pembelajaran kooperatif, yaitu : a. Teori motivasi Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan siswa melaksanakan kegiatan. Diidentifikasikan ada tiga macam struktur pencapaian tujuan 34 Trianto, 7+ h.56. 35 Kokom Komalasari, = + Bandung:PT. Refika Aditama, 2010, Cet.Ke?1, h.21. 36 Kokom Komalasari, 7+h. 23. 37 Kokom Komalasari, 7+h. 21. 26 yaitu:a Kooperatif, dimana orientasi tujuan masing?masing siswa turut membantu pencapaian tujuan siswa lain;b Kompetitif, dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan akan menghalangi siswa lain dalam pencapaian tujuan;c Individualistik, dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan tidak ada hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut. 38 Berdasarkan pandangan teori motivasi, struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi dimana satu?satunya cara agar tujuan tiap anggota kelompok tercapai adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus membantu teman sekelompoknya dalam hal apa saja yang dapat membuat kelompok berhasil, dan lebih penting mendorong teman kelompoknya untuk berusaha secara maksimal. Dengan kata lain penghargaan kepada kelompok berdasarkan pada kemampuan kelompok dalam menciptakan struktur penghargaan antar perorangan sedemikian rupa sehingga anggota kelompok akan saling member penguatan sosial sebagai respon terhadap upaya?upaya pengerjaan tugas teman sekelompoknya. b. Teori Kognitif Teori ini mengukur efek?efek dari bekerjasama dalam diri individu.Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori:a Teori Perkembangan, asumsi dasar teori perkembangan adalah interaksi siswa dalam menyelesaikan tugas?tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka ketika menghadapi soal?soal yang sulit. Vygotsky mendefinisikan 1 : sebagai jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman 38 Ani Kurniasari, “Komparasi Hasil Belajar…, h. 31. 27 sebaya yang lebih mampu; 39 b Teori Elaborasi kognitif, teori ini mempunyai pandangan yang berbeda. Penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa supaya informasi dapat disimpan di dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah ada dalam memori itu, maka siswa harus terlibat dalam kegiatan restruktur atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Sebagai contoh membuat ikhtisar merupakan kegiatan yang lebih baik daripada sekedar membuat catatan, karena membuat ikhtisar menghendaki siswa mereorganisasi dan memilih materi yang penting. Salah satu elaborasi kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan materi itu pada orang lain.

d. TGT

Secara umum metode pembelajaran TGT hampir sama dengan STAD kecuali satu hal. TGT menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis?kuis serta sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kemampuan akademiknya setara. Pada akhirnya siswa?siswa yang berprestasi paling rendah pada setiap kelompok memiliki peluang yang sama untuk memperoleh poin bagi kelompoknya sebagai siswa yang berprestasi tinggi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al?Baqarah pada akhir ayat 148: ... ِتاَUْWَ•ْMا ا[ُ•ِXَ|ْ‘`َS ۚ◌ `ًWِ]َe ُ ﱠﷲ ُhُlِa ِتْ“َK ا[ُ”[ُlَ_ `َn َjْKَأ ۚ◌ ﱠنِإ ﴿ ٌUKِ•َ– ٍء ْsَu ﱢzُ{ ٰxَ\َy َ ﱠﷲ ١٤٨ ﴾ Artinya : “ 39 Kokom Komalasari, 7+h. 22.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP KEMAMPUAN KONSEP BANGUN RUANG.

0 1 4

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP SISWA

0 0 8