Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada penerapan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa. Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, penyebab- penyebab tersebut diantaranya:

1. Proses Pembelajaran di kelas

Tahapan-tahapan pada metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif PMK menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, dan pembelajaran lebih bermakna. Siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri dalam memahami materi dan berani untuk mengungkapkan hasil diskusi saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, tahapan-tahapan pada metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif juga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal matematika dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan sifat-sifat serta konsep keliling dan luas segi empat. Hal itu berimbas pada meningkatnya kemampuan komunikasi matematik. Beberapa hal yang menyebabkan kemampuan komunikasi matematik pada kelas eksperimen lebih tinggi. Hal yang paling utama adalah proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran tersebut diterapkan dengan menggunakan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif. Metode pembelajaran ini terdiri dari lima tahap yaitu 1 penemuan fakta, 2 penemuan masalah, 3 penemuan gagasan, 4 penemuan solusi, dan 5 penemuan penerimaan. Selain itu, pada pembelajaran berlangsung siswa menggunakan LKS sebagai media belajar. Sebelum tahap-tahap metode PMK dilakukan, guru memberikan apersepsi mengenai pentingnya materi segi empat dalam matematika dan dalam kehidupan sehari-hari pada awal pertemuan di kelas eksperimen. Hal tersebut membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mempelajari segi empat. Namun, pada awal-awal penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran PMK masih belum optimal. Hal itu dapat terlihat pada gambar berikut : Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama di Kelas Eksperimen Pada gambar di atas aktivitas siswa bervariasi, diantaranya siswa bertanya cara pengerjaan LKS. Banyak siswa yang kurang berani menuliskan ide-idenya. Terdapat siswa yang ingin melihat hasil kerjaan kelompok lain yang mereka anggap pintar dikelas. Sebagian besar siswa masih bingung untuk memahami langkah-langkah pengerjaan LKS, sehingga peran guru sangat penting untuk mengarahkan siswa dalam memahami penyajian materi yang diberikan. Guru masih mendominasi pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran PMK. Pada pertemuan berikutnya, siswa sudah dapat menikmati proses belajarnya, mereka terlihat aktif dalam mengerjakan LKS, mereka berusaha menemukan konsep yang mereka pelajari dengan teman sekelompoknya. Hampir setiap siswa dalam kelompoknya memberikan kontribusinya dalam menyampaikan ide-idenya, mengidentifikasi solusi dari masing-masing anggota kelompoknya, memberikan tanggapan atas ide-ide yang dikemukakan oleh kelompok lain. Proses pemebelajaran yang berlangsung memberikan suasana yang nyaman bagi siswa, sehingga mereka merasa senang dan tidak malu lagi dalam menyampaikan ide-ide mereka. Secara visual kegiatan siswa pada pertemuan berikutnya dapat dilihat pada gambar berikut : a Siswa sedang berdiskusi dalam kelompoknya b Siswa sedang bertanya kepada guru dan guru memberikan penjelasan c Siswa mengungkapkan gagasan kepada d siswa memberikan tanggapan ketika Anggota kelompoknya persentasi berlangsung Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pada gambar 4.5 adalah gambar kegiatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen dengan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif. Siswa mencari berbagai cara untuk menentukan fakta yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan di hari itu. Setelah itu, siswa diberi masalah yang berkaitan dengan konsep materi yang akan dipelajari. Dari masalah yang ditemukan, siswa akan mencari ide-ide untuk menentukan solusi yang tepat. Solusi yang terpilih