Kemampuan komunikasi matematik aspek mathematical expression pada kelas eksperimen adalah 52,99, sedangkan pada kelas kontrol adalah 36,94.
Hal ini terlihat bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa aspek mathematical expression pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada
kelas kontrol. Kemampuan komunikasi matematik siswa aspek mathematical expression baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah yang paling
rendah. Hal ini terjadi siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terbiasa mengekspresikan konsep matematika dari masalah sehari-hari ke bentuk
model matematika. Dari semua uraian di atas, jelas terlihat bahwa metode pembelajaran
Pemecahan Masalah Kreatif pada pokok bahasan bangun datar segi empat, yang diterapkan pada proses pembelajaran dalam penelitian di SMP PARAMARTA
Jombang Ciputat memberikan dampak yang positif yaitu siswa mampu menyatakan ide dalam kalimat matematika, menggambar dengan tepat,
menuliskan gagasan dengan kalimat sendiri, dan melakukan perhitungan dengan tepat. Selain itu, hal ini jelas menunjukkan bahwa siswa-siswa yang
pembelajarannya dengan metode Pemecahan Masalah Kreatif pada umumnya mengutamakan proses penyelesaiannya dengan cara yang berbeda-beda untuk
menyelesaikan setiap permasalahan, dan tidak mengutamakan hasiljawaban akhir saja, sedangkan siswa-siswa yang pembelajarannya dengan metode konvensional
lebih mengutamakan hasil akhir. Dengan menggunakan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif,
siswa lebih percaya diri pada saat menyelesaikan soal segi empat, terlihat lebih bersemangat sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang mungkin dapat dilaksanakan di kelas. Selain pada pokok
bahasan segi empat, metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif ini dapat pula diterapkan pada pokok bahasan lain ataupun masalah seperti menjadi kreatif,
mandiri, motivasi, dan koneksi matematika. Hampir semua pokok bahasan dapat menggunakan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif. Hal ini selaras
dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Jamil 2012 pada kelas X
SMAN 3 Tangerang Selatan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif
terhadap kemampuan koneksi matematik siswa SMA dan Pujiadi 2008 yang mengambil siswa kelas X SMAN 1 Semarang untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun
demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini masih perlu penyempurnaan. Terdapat beberapa
keterbatasan dalam penelitian diantaranya : 1.
Pada awal penerapan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif khususnya tahap penemuan gagasan dan penemuan solusi, siswa masih
mengalami kesulitan dalam menemukan konsep melalui pengamatan sendiri. 2.
Kelas penelitian memiliki jumlah siswa yang relatif banyak sehingga peneliti agak kesulitan membimbing siswa dengan jumlah kelompok yang banyak.
Oleh karena itu, bimbingan terhadap setiap kelompok kurang maksimal pada tahap penemuan gagasan dan penemuan solusi.
3. Siswa terkadang lupa pada konsep-konsep yang telah diajarkan sebelumnya,
sehingga peneliti harus mengulangi lagi konsep-konsep yang lalu agar mereka bisa mempelajari konsep selanjutnya.
4. Kontrol yang dilakukan oleh peneliti hanya terbatas pada kemampuan
komunikasi matematik siswa pada pokok bahasan bangun datar segi empat dan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif dan metode pembelajaran
konvensional. Variabel lain seperti lingkungan belajar, motivasi, tingkat intelegensi dan lain-lain yang mungkin mempengaruhi kemampuan siswa tidak
terkontrol.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif terhadap
kemampuan komunikasi matematik siswa di
SMP PARAMARTA
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan menggunakan
metode Pemecahan Masalah Kreatif, persentase rata-rata pada aspek written text 69,34, drawing 60,68, aspek mathematical expression 52,99, dan
rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang menggunakan metode Pemecahan Masalah Kreatif 62,88. Pencapaian nilai rata-rata
indikator kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas eksperimen dari yang paling tinggi adalah 1 Written Text, 2 Drawing, 3 Mathematical
Expression. 2.
Kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional, rata-rata persentase pada aspek written text 61,6,
drawing 60,14, aspek mathematical expression 36,94, dan rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang menggunakan metode
konvensional 54,74. Pencapaian nilai rata-rata indikator kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas kontrol dari yang paling tinggi
adalah 1 Written Text, 2 Drawing, 3 Mathematical Expression. 3.
Kemampuan komunikasi matematik siswa dengan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
komunikasi matematik siswa yang dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata pada setiap indikator kemampuan
komunikasi matematik pada kelas eksperimen selalu lebih tinggi dibanding kelas kontrol, walaupun pada aspek drawing menunjukkan selisih yang
sangat kecil. Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran
Pemecahan Masalah Kreatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa.
B. Saran
Berdasarkan temuan penulis dalam penelitian ini, ada beberapa saran dari
penulis terkait penelitian ini, diantaranya: 1.
Guru diharapkan mampu mewujudkan kondisi belajar yang dinamis yaitu meningkatkan aktivitas siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif didukung dengan strategi
pembelajaran matematika yang tepat. 2.
Guru disarankan dapat menjadikan metode Pemecahan Masalah Kreatif sebagai
alternatif dalam
pembelajaran matematika
sehingga dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, sehingga tujuan pembelajaran mudah tercapai.
3. Sekolah diharapkan mampu memberikan dukungan dalam memaksimalkan
sarana dan prasarana sekolah agar guru dapat menerapkan berbagai jenis metode pembelajaran untuk meningakatkan kualitas pendidikan sekolah.,
seperti: mengadakan seminar atau pelatihan tentang pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif.
4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengkaji seberapa besar pengaruh masing-masing tahapan metode pembelajaran Pemecahan Masalah terhadap masing-masing indikator
kemampuan komunikasi matematik siswa atau dalam meningkatkan kemahiran matematika siswa yang lainnya pada pokok bahasan dan sekolah yang berbeda.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, Bansu Irianto, “Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMA melalui Strategi Think Talk Write”,
Disertasi pada Pascasarjana UPI Bandung: 2003. tidak dipublikasikan. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara,
Cet. VI, 2006. Isaken, Scott G. On the Conceptual Foundation of Creative Problem
Solving: A Response to Magyari-Beck, Jurnal Creativity and Innovation Management, 4,
http:personal.stevens.edu~ysakamotcreativitycreative20problem- solving.pdf
, 05 Mei 2012. Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Soasial. Jakarta : GP Press, Cet.
II, 2009. Jamil, Yuni Hastin, “Pengaruh metode Pemecahan Masalah Kreatif Terhadap
Kemampuan Koneksi Matematik Siswa”, Skripsi pada Sarjana UIN Jakarta : 2012. tidak dipublikasikan .
Kadir. Statistik untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian. Jakarta: PPM, Cet. II, 2009. Kowalik, Thomas F. dan William E. Mitchel. Creative Problem Solving.
Genigraphics Inc, Cet III. 1999. Kusmaedy.
“Pembelajaran Matematika
Realistik Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
SMP”, Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung : 2010. tidak dipublikasikan. Kusnandar, Usaha Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dengan
Mengefektifkan Metode Pemberian Tugas pada Siswa, Skripsi Sarjana UNNES.
http:www.doctor.comdocs21519806USAHA- PENINGKATAN-PRESTASI-BELAJAR-MATEMATIKA
, 3 November 2011.
Mahmudi, Ali. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPA UNHALU, 8, 2009.