Proses Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif di kelas

Gambar 4.11 Hasil dari Tahap Penemuan Gagasan, dan Penemuan Solusi Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan-pertanyaan yang mengajak siswa untuk sampai pada materi yang sedang dipelajari. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengkonstruk pengetahuannya mengenai keliling dan luas layang-layang. Dalam mengkonstruk pengetahuannya, siswa dapat menentukannya dengan menggambarkan bangun layang-layang dari ukuran yang diketahui. Kemudian siswa dapat menentukan ukuran sisi-sisi layang-layang yang belum diketahui dengan menggunakan rumus pytagoras. Setelah mendapatkan ukuran sisi-sisi dan panjang diagonal-diagonal layang-layang, siswa akan dapat menghitung keliling dan luas layang-layang. Pada tahap penemuan gagasan dan penemuan solusi, siswa bebas menuangkan hasil pemikirannya untuk menentukan cara-cara menentukan . siswa menentukan cara untuk menghitung keliling dan luas layang-layang dengan terlebih dahulu mencari gagasan-gagasan yang sesuai. Pada gagasan-gagasan yang didapatkan, siswa dapat menetukan solusi yang tepat untuk digunakan dalam penyelesaian masalah. Dalam kelas eksperimen, teknik kreatif yang sangat disenangi oleh siswa adalah teknik curah pendapat. Hal ini dikarenakan, siswa secara langsung mendengarkan, melihat, dan memahami penjelasan yang diberikan oleh temannya ketika proses curah pendapat, sehingga penyelesaian dari suatu masalah cepat terselesaikan. Dengan menggunakan teknik-teknik kreatif, dapat membantu siswa menuliskan gagsan-gagsan dengan kalimat sendiri, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dan kelompok lain, serta siswa dapat membuat gambar dari ilustrasi yang disajikan. Hal ini juga ditegaskan dalam NCTM 2000 yang menyatakan bahwa apabila para siswa dapat menghubungkan gagasan-gagasan matematik, maka pemahaman mereka akan lebih mendalam dan lebih bertahan lama. Setiap pertemuannya, siswa dalam kelompoknya dituntut untuk menemukan solusi yang lebih dari satu dan mengkomunikasikan solusi-solusi tersebut sehingga membantu menunjukkan pemahaman yang sama di antara siswa. Dengan teknik-teknik kreatif, kita akan menjelaskan sebuah konsep dalam menerima ide-ide sehingga akan mampu mengolah dan merangkai hubungan- hubungan logis di antara ide-ide tersebut. Langkah kelima dari metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif adalah tahap tahap penerimaan. Secara visual, hasil dari tahap tahap penerimaan dalam metode pemecahan masalah kreatif adalah sebagai berikut: a b Gambar 4. 12 Hasil dari Tahap Penerimaan Pada gambar a dan b adalah tahap penerimaan dari masalah yang diberikan pada sebuah ilustrasi . Tahap penemuan penerimaan, bertujuan untuk meyakinkan mengenai solusi yang siswa peroleh adalah benar. Pada tahap ini, siswa dapat yakin dengan solusi yang mereka peroleh dengan menambahkan beberapa jawaban dari kelompok lain. Langkah-langkah metode pembelajaran yang diuraikan di atas, dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematiknya pada aspek written text, drawing, dan mathematical expression. Selain itu siswa diberi kebebasan mencari jawaban sebanyak mungkin dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan solusi yang ditemukan kemudian ditanggapi bersama di kelas. Berbeda dengan kelas kontrol, kelas kontrol tidak diajarkan dengan metode pembalajaran Pemecahan Masalah Kreatif, melainkan dengan metode pembelajaran konvensional. Pada kelas kontrol, proses berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah tidak difasilitasi oleh sebuah alat yang membantu mereka menghimpun ide-ide yang menjadi sebuah solusi dari suatu masalah. Mereka kesullitan memecahkan masalah, hal ini dikarenakan keterlibatan siswa pada kelas kontrol secara aktif masih kurang. Guru memiliki peran yang sangat dominan sebagai sumber belajar utama bagi siswa.

3. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa pada Kelas Eksperimen dan

Kontrol Soal-soal yang disajikan dalam LKS adalah soal-soal komunikasi matematika yang disajikan untuk latihan dalam rangka mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi bangun datar segi empat. Soal-soal inilah yang rutin diberikan pada saat pembelajaran berlangsung. Soal-soal tidak hanya diberikan pada kelas eksperimen melainkan kelas kontrol juga. Soal-soal yang diberikan pada kedua kelas merupakan soal yang sama. Pada kelas eksperimen, soal-soal ini dapat dijawab dengan mudah. Hal ini dikarenakan mereka mudah mengaitkan konsep matematika yang satu dengna yang lain sebagai skill yang dihasilkan dari suatu pengalaman ketika mereka mengidentifikasikan kemungkinan solusi-solusi dari masalah yang mereka pecahkan dan mencari solusi sebanyak-banyaknya dari suatu permasalahan. Siswa terbiasa menuliskan jawaban dengan kalimat sendiri, menggambarkan suatu masalah, dan membuat model matematika. Kemudahan tersebut membuat mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah dengan baik. Pada kelas eksperimen, sebagian besar siswa baik dalam pembelajaran individu ataupun kelompok mampu menjawab soal latihan kemampuan komunikasi matematik dalam LKS. Namun ada beberapa soal yang memang tidak dapat dipecahkan oleh semua siswa dan akhirnya dibahas bersama-sama dengan guru. Pada kelas kontrol, soal-soal ada yang dapat dikerjakan dengan mudah. Namun, sebagian besar tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kelas kontrol tidak diajarkan dengan model Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif, sehingga mereka tidak mampu mengaitkan konsep- konsep yang telah diajarkan. Akibatnya, sebagian besar soal-soal komunikasi matematiknya tidak mampu diselesaikan dengan baik oleh siswa dan akhirnya dibahas bersama-sama dengan guru. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang dimaksud di sini adalah kemampuan siswa pada aspek written text, drawing, mathematical expression. Kemampuan komunikasi matematika siswa dalam penelitian ini tercermin dalam jawaban post test mereka sebagai alat untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik. Kemampuan tersebut dapat dideskripsikan jawaban-jawaban soal post test berikut ini:

a. Kemampuan Komunikasi Matematik pada Aspek Written Text

Kemampuan aspek written text yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menggunakan notasi matematik dan strukturnya untuk menyajikan ide. Berikut ini akan disajikan jawaban-jawaban post test siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dalam menjawab soal post test pada aspek written text: • Kemampuan siswa dalam menggunakan notasi matematik dan strukturnya untuk menyajikan ide Soal nomor 7: “Adit mempunyai layang-layang dengan luas 35 . Adit membuat layang- layang baru dengan panjang diagonalnya masing-masing dua kali panjang diagonal layang-layang yang pertama. Hitunglah luas layang-layang yang baru, jelaskan bagaimana cara menetukan luas layang-layang tersebut” Cara menjawab siswa kelas kontrol a b Gambar 4.13 Jawaban Soal Post Test Nomor 7 a yang Hampir Benar dan b yang Benar di Kelas Kontrol Soal nomor 4 di atas adalah persoalan mencari luas layang-layang baru. Untuk dapat menjawabnya siswa terlebih dahulu menggunakan konsep luas layang-layang. Siswa harus dapat menentukan persamaan diagonal layang-layang pertama dari luas layang-layang tersebut, yaitu = 35 menjadi = 70 . Kemudian persamaan diagonal layang-layang pertama digunakan untuk mencari luas layang-layang baru dengan menggunakan konsep luas layang- layang, yaitu = menjadi = 2 . Pada jawaban siswa pada kelas kontrol pada bagian a di atas tampak siswa sudah mampu menggunakan rumus luas layang-layang hanya saja siswa belum mampu menerapkan konsep dengan tepat. Siswa menggunakan jawaban dengan mengira-ngira ukuran diagonal-diagonal layang-layang pertama sehingga didapat luas yang sama. Jawaban seperti ini belum tepat karena ukuran diagonal- diagonal yang didapatkan bisa menggunakan ukuran-ukuran yang lain. Skor yang diperoleh adalah 3, sebanyak 2 siswa di kelas kontrol menjawab seperti bagian a. Jawaban siswa pada bagian b adalah jawaban sempurna yang terdapat pada kelas kontrol. Jawaban pada bagian b, siswa sudah mampu menggunakan konsep luas layang-layang dengan tepat. Siswa mendapatkan persamaan diagonal layang-layang pertama dan layang-layang kedua. Skor yang diperoleh adalah 4, sebanyak 1 siswa di kelas kontrol yang menjawab seperti bagian b. Cara menjawab siswa kelas eksperimen a b Gambar 4.14 Jawaban Soal Post Test Nomor 7 a yang Hampir Benar dan b yang Benar di Kelas Eksperimen Pada jawaban siswa pada kelas eksperimen pada bagian a di atas tampak siswa sudah mampu menggunakan rumus luas layang-layang hanya saja siswa belum mampu menerapkan konsep dengan tepat. Siswa menggunakan jawaban dengan mengira-ngira ukuran diagonal-diagonal layang-layang pertama sehingga didapat luas yang sama. Jawaban seperti ini belum tepat karena ukuran diagonal- diagonal yang didapatkan bisa menggunakan ukuran-ukuran yang lain. Walaupun jawaban hampir sama dengan kelas kontrol bagian a, namun siswa kelas eksperimen lebih detail dalam membuat penjelasan. Skor yang diperoleh adalah 3, sebanyak 5 siswa di kelas eksperimen menjawab seperti bagian a. Jawaban