Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 terkandung di dalamnya. 5 Dari masalah-masalah yang sudah dikemukakan dapat diduga bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa rendah, untuk itu seorang guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Kemampuan komunikasi matematik merupakan kemampuan yang diperlukan dalam belajar dan dalam matematika itu sendiri, bahkan perlu bagi siswa dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan siswa hari ini dan pada hari yang akan datang. Untuk itu dalam pembelajaran matematika perlu dipertimbangkan kemampuan tersebut. Untuk melaksanakan pembelajaran matematika seperti di atas, diperlukan beberapa kecakapan guru untuk memulihkan suatu metode pembelajaran yang tepat, baik untuk materi ataupun situasi dan kondisi pembelajaran saat itu. Sehingga pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk memperoleh kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian siswa mampu menyelesaikan berbagai permasalahan baik dalam pelajaran ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah merupakan bagian kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan pembelajaran, aspek-aspek kemampuan matematika seperti penerapan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematika dapat dikembangkan secara lebih baik. Hasil penelitian yang dilakukan The National Assesment of Educational Progress NAEP 6 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal kreatif pemecahan masalah menurun drastis manakala setting konteks permasalahannya diganti dengan hal yang tidak dikenal siswa, walaupun permasalahan 5 Kusmaedy, “Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”, Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2010, h. 4, tidak dipublikasikan 6 Erman Suherman dkk, Strategi PembelajaranMatematika Kontemporer, Bandung : JICA, 2001 , hal 84 5 matematikanya tetap sama. Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik, guru hendaknya menfasilitasi siswa dengan pembelajaran yang dapat memicu siswanya untuk berperan aktif dalam mengungkapkan ide atau gagasan matematik yang dimilikinya. Salah satu metode pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan komunikasi matematik siswa adalah metode Pemecahan Masalah Kreatif PMK. Metode PMK merupakan variasi dari pembelajaran pemecahan masalah melalui teknik yang sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Isaken, Dorval Treffinger menjelaskan pemecahan masalah kreatif adalah kerangka metode yang dirancang untuk membantu pemecah masalah dengan menggunakan kreativitas untuk mencapai tujuan dalam mengatasi hambatan dan meningkatkan kemungkinan hasil yang kreatif. 7 Adapun tahapan- tahapan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode PMK adalah menemukan fakta, menemukan masalah, menumbuhkan gagasan, menemukan solusi dan menemukan penerimaan. Dalam tahapan-tahapan metode PMK ini tiap tahapan terdapat dua fase yaitu pertama fase divergen, pada fase ini dilaksanakan prinsip pengungkapan gagasan dari setiap siswa dengan menunda penilaian. Kedua fase konvergen, gagasan dinilai secara kritis kemudian dipilih gagasan yang paling tepat dan relevan. Melalui metode pembelajaran PMK, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya. Siswa didorong untuk dapat menginterpretasikan dan mengekspresikan masalah-masalah ke dalam bentukmodel matematika sehingga siswa dapat menghubungkan konsep pembelajaran matematika. Selain itu dalam metode PMK siswa didorong aktif bekerja sama dan melakukan diskusi untuk menemukan dan mengkontruksi sendiri pengetahuan. Semua hal tersebut merupakan beberapa bentuk aktivitas yang dapat mengungkapkan komunikasi matematik siswa. Keterlibatan siswa 7 Scott G, Isaken, On the Conceptual Foundation of Creative Problem Solving : A Response to Magyari-Beck, Journal Creatifity and Innovation Management , 4, 2012, p. 52, http:personal.stevens.edu~ysakamotcreativitycreative20problem-solving.pdf 6 yang tinggi dalam proses pembelajaran serta kemampuan siswa untuk dapat menghubungkan suatu konsep atau prinsip matematika menyebabkan kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, metode PMK memungkinkan siswa untuk mengoptimalkan kemampuan komunikasi matematik yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Siswa masih kurang aktif saat pembelajaran matematika. 2. Rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. 3. Kurangnya keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal. 4. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar matematika belum efektif.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Written Text, Drawing dan Mathematical Expression. 2. Metode pembelajaran yang dipakai adalah pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif PMK yang dikemukakan oleh Utami Munandar meliputi 5 tahapan : menemukan fakta, menemukan masalah, menumbuhkan gagasan, menemukan solusi dan menemukan penerimaan. 3. Penelitian dilaksanakan pada kelas VII SMP PARAMARTA Jombang. 4. Materi yang diajarkan adalah pokok bahasan bangun datar segi empat. 7

D. Perumusan Masalah Penelitian

Setelah mengetahui latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran PMK? 2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional? 3. Apakah kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas yang diajarkan dengan metode pembelajaran PMK lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan metode konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya yaitu untuk mengetahui : 1. Kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menggunakan metode pembelajaran PMK. 2. Kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menggunakan metode konvensional. 3. Perbandingan kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas yang diajarkan dengan metode pembelajaran PMK dengan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa Metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Selain itu, siswa terlatih lebih berperan aktif dalam proses belajar. 8 2. Bagi Guru Menambah wawasan pengetahuan tentang metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika yang lebih menarik sehingga memudahkan guru mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan matematika di sekolah. 4. Bagi Peneliti Sebagai perbandingan atau referensi dalam menerapkan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif pada pembelajaran matematika untuk penelitian yang relevan. 9

BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik

Sebagai referensi dalam penelitian, maka terdapat landasan teori untuk menunjang relevansi antara teori dengan penelitian. Landasan teori-teori ini meliputi kemampuan komunikasi matematik siswa, dan metode Pemecahan Masalah Kreatif.

1. Kemampuan Komunikasi Matematik

Komunikasi merupakan bagian yang esensial dalam belajar matematika, dan merupakan berbagai cara berbagi gagasan dan mengklarifikasi pemahaman. Melalui komunikasi siswa dapat mengeluarkan ide-ide melalui interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Dalam berinteraksi siswa juga dapat mengembangkan, mempertajam, dan menghubungkan ide-ide dari berbagai pendapat siswa.

a. Pengertian Komunikasi Matematik

Komunikasi menurut Vardiansyah adalah berbagi pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. 1 Komunikasi dapat diartikan sebagai interaksi sosial melalui simbol dan sistem penyampaaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi pengertian bersama. Komunikasi dalam pembelajaran matematika memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam membina pengetahuan matematika siswa. Oleh karena itu, guru harus mewujudkan komunikasi yang berbentuk interaksi sosial di kalangan siswa dengan siswa, siswa dengan guru dalam proses pembelajaran matematika. Dengan tindakan tersebut, guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan dan memperbaiki pengetahuan matematika yang telah terbina sebelumnya. 1 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, h. 3