Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Kontrol

yang diperoleh dari nilai tes kemampuan komunikasi matematik pada kelas eksperimen mengumpul di atas rata-rata dengan presentase 56,41 siswa yang nilainya mencapai KKM dan 43,59 siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Pada kelas kontrol kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau miring ke kiri artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemapuan komunikasi matematik pada kelas kontrol mengumpul di bawah rata-rata dengan presentase 59,46 siswa yang nilainya masih di bawah KKM dan hanya 40,54 siswa yang nilainya mencapai KKM. Berdasarkan dari data dan kurva distribusi frekuensi tersebut dapat ditemukan adanya perbedaan pada statistik deskriptif yang dihitung. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Selisih Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa N 39 37 2 Maksimum X max 92 85 7 Minimum X min 33 27 6 Rata-rata 62,88 54,74 8,14 Median Me 64,58 53,00 11,58 Modus Mo 67,05 49,83 17,22 Varians S 2 225,51 228,08 2,57 Simpangan Baku S 15,02 15,10 0,08 Kemiringan α 3 -0,113 0,115 0,003 Ketajaman α 4 2,072 2,011 0,061 Dari tabel di atas dapat terlihat dengan jelas perbedaan statistika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu, diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 8,14. Hal itu selaras dengan perolehan median dan modus pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perolehan nilai tertinggi kemampuan komunikasi matematik siswa terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 92, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 27. Artinya, secara deskriptif kemampuan komunikasi matematik perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen dan kemampuan komunikasi matematik perorangan terendah terdapat di kelas kontrol. Sebaran data dari kedua kelas terlihat bahwa kelas kontrol memiliki sebaran yang lebih heterogen karena memiliki nilai simpangan baku yang lebih besar dari kelas eksperimen.

3. Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Kemampuan komunikasi matematik siswa yang diteliti menggunakan indikator written text, drawing, dan mathematical expression. Ditinjau dari aspek kemampuan komunikasi matematik tersebut, skor persentase rata-rata aspek kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap indikator dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Perbandingan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Skor Ideal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol ̅ ̅ 1 Written Text 24 16,64 69,34 14,78 61,6 2 Drawing 12 7,28 60,68 7,22 60,14 3 Mathematical Expression 12 6,36 52,99 4,43 36,94 Skor Total 24 30,28 63,08 26,43 55,06 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik yang diperoleh siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik yang diperoleh siswa kelas kontrol, baik untuk setiap indikator kemampuan komunikasi matematik maupun skor rata-rata total. Persentase terbesar pada aspek kemampuan komunikasi matematik pada kedua kelas sama, yaitu pada indikator written text. Tabel di atas menunjukan adanya perbedaan persentase kemampuan komunikasi matematik siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai persentase kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen lebih tinggi daripada persentase kelas kontrol. Dengan selisih secara berurutan yaitu 7,74, 0,54, dan 16,05. Secara visual penyebaran data persentase skor aspek kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.2 Grafik Persentase Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 10 20 30 40 50 60 70 80 Written Text Drawing Mathematical Expression Category 4 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Column1

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah : 1. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas yang dilakukan adalah uji kai kuadrat chi square. Dari hasil perhitungan uji normalitas kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen, diperoleh nilai = 4,29 dengan jumlah sampel 39, taraf signifikansi α = 5 dan derajat kebebasan dk = 3 lampiran 22, sedangkan dari tabel nilai kritis uji kai kuadrat chi-square diperoleh = 7,81. Karena ≤ , maka H diterima dan H 1 ditolak, artinya data pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas kemampuan komunikasi matematik kelas kontrol, diperoleh nilai = 3,16 dengan jumlah sampel 37, taraf signifikansi α = 5 dan derajat kebebasan dk = 3, sedangkan dari tabel nilai kritis uji kai kuadrat chi-square diperoleh = 7,81. Karena ≤ , maka H diterima dan H 1 ditolak, artinya data pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas N Kesimpulan Eksperimen 39 4,29 7,81 Berdistribusi Normal Kontrol 37 3,16 7,81 2. Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians kedua kelompok dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan kedua kelompok dikatakan homogen apabila ≤ diukur ada taraf signifikansi dan taraf kepercayaan tertentu. Dari hasil perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh varians = 225,51 dan untuk kelas kontrol diperoleh varians = 228,08, sehingga diperoleh nilai = 1,01. dari tabel distribusi F dengan taraf signifikansi α = 5 dan dk pembilang = 38 dk penyebut = 36, diperoleh F tabel = 1,72 . Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Jumlah Sampel Kesimpulan Eksperimen 39 1,01 1,72 Varians kedua kelompok homogeny Kontrol 37 Karena F hitung F tabel 0,01 1,72 maka H diterima, artinya kedua kelompok sampel memiliki varians yang sama. Dengan demikian, telah diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan homogen sehingga uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji-t.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis yang menunjukkan bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan metode