Kerangka Berpikir DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menggunakan pembelajaran PMK untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Kerangka berpikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teoritik dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan metode Pemecahan Masalah Kreatif lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Solusi dengan menggunakan metode PMK Masalah Penemuan Fakta Mathematical Expression Penemuan Penerimaan Penemuan Solusi Written Text Drawing KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKSI SWA Penemuan Masalah Penemuan Gagasan 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP PARAMARTA di Jl. Raya Jombang Gg. Taqwa No. 70 Jombang Ciputat – Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII pada bulan April – Mei 2013, semester genap tahun pelajaran 20122013.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu quasi eksperimen research, yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti dapat mengendalikan variabel sebanyak mungkin, akan tetapi tidak dapat mengendalikannya secara penuh. 1 Penelitian yang dilakukan tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi pada sampel penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran Pemecahan Masalah kreatif dan variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi matematik siswa. Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan ujicoba penerapan metode pembelajaran Pemecahan Masalah Kreatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, kemudian membandingkan hasil tes kemampuan komunikasi matematiksiswa yang menggunakan metode Pemecahan Masalah Kreatif pada kelas eksperimen, dengan hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa yangmenggunakan metode konvensional pada kelas kontrol. Tes diberikan setelah selesai semua proses pembelajaran mengenai bangun datar segi empat. 1 Ronny Kountur, Metode Penelitian, Jakarta: PPM, 2009, cet. 2, h. 136. Desain penelitian yang digunakan adalah randomized subjects postest only control group design. 2 Tabel 3.1 Desain Penelitian Keterangan: X : Perlakuan pada kelas eksperimen Y 2 : Hasil posttestpada kelas ekperimen dan kelas kontrol Rancangan desain penelitian, terdiri dari dua kelas yaitu: kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan perlakuan treadment berbeda dari pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah yaitu dengan menggunakan metode PMK, sedangkan pada kelas kontrol mendapatkan perlakuan treadment yang sama dari pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah yaitu menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kedua kelas akan mendapatkan materi pembelajaran yang sama, setelah pembelajaran selesai, maka akan diujicobakan instrumen tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes akhir ini diberikan untuk melihat perbandingan perolehan nilai tes kemampuankomunikasimatematik siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan seluruh subyek penelitian yang memiliki keterkaitan erat dalam sebuah penelitian. 3 Populasi yang dipakai dalam penelitian ini terbagi menjadi 2dua, yaitu: populasi target adalah seluruh siswa dari kelas VII-IX dan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 8 kelasdi 2 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet. 6, h.185. 3 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: GP Press, 2009, cet. 2, h. 68. Grup Perlakuan Posttest R Eksperimen R Kontrol - SMP PARAMARTA pada tahun pelajaran 2012-2013 dalam semester genap. Semua kelas yang terdapat di SMP PARAMARTA bersifat homogen karena memiliki karakteristik yang sama yaitu tidak ada kelas yang diunggulkan satu sama lain. Sedangan karakteristik siswa yang terdapat di dalam kelasnya bersifat heterogen yaitu ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil untuk mewakili populasi yang bersangkutan yang akan diamati. 4 Sampel yang dipilih untuk penelitian ini terdapat pada populasi terjangkau yaitu dari 8 delapan kelas VII yang terdapat di SMP PARAMARTA diambil 2 dua kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel bila objek yang diteliti sangat luas. 5 Satu kelas menjadi kelas eksperimen yaitu kelas VII-G dengan jumlah siswa 39 orang, dikelas eksperimen ini akan diterapkan perlakuan dengan metode pemecahan masalah kreatif dan satu kelasnya lagi akan menjadi kelas kontrol yaitu kelas VII-E dengan jumlah siswa 37 orang, di kelas kontrol ini akan diterapkan perlakuan yang sama seperti pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah atau biasa disebut dengan metode pembelajaran konvensional.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu : a. Variabel metode Pemecahan Masalah Kreatif. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel independen bebas yakni masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil, variabel ini disimbolkan dengan huruf X. b. Variabel kemampuan komunikasi matematik. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen terikat yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen, variabel ini disimbolkan dengan huruf Y. 4 Ibid., h. 69. 5 Kountur, op. cit., h. 150.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini, yaitu: a. Siswa, siswa yang menjadi sampel penelitian. Dari siswa didapat informasi tentang kemampuan komunikasi matematik siswa dalam pembelajaran matematika. Dan sumber data juga didapat dari siswa yang menjadi sampel untuk melakukan uji coba instrumen. b. Guru, guru wali kelas yang mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari guru akan didapatkan informasi tentang keadaan awal siswa sebelum penelitian, kondisi sekolah, dan koreksian dalam pembelajaran.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan komunikasi matematik siswa dalam pembelajaran matematika. Data yang diperoleh berdasarkan dari nilai post-test yang diberikan kepada siswa setelah belajar mengajar dengan model pemecahan masalah kreatif untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Tes kemampuan komunikasi matematik berupa soal essay yang memuat aspek-aspek kemampuan komunikasi matematik siswa dalam pembelajaran matematika sebanyak 8 soal pada pokok bahasan segiempat. Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator komunikasi matematik yaitu:Written Text, Drawing, dan Mathematical Expression. Instrumen penelitian yang peneliti buat awalnya terdiri atas 8 butir soal essay yang akan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah selesai semua proses pembelajaran mengenai bangun datar segi empat. Sebelum membuat soal instrumen penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal mengenai materi bangun datar segi empat dan disesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi yang akan diukur. Setelah membuat kisi-kisi soal, peneliti melanjutkan membuat soal berikut pedoman penskoran untuk menilai jawaban siswa.