1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang sumber daya dan jasa lingkungan
2. Terselenggaranya pengaturan pemanfatan ruang kawasan lindung dan
budidaya wilayah pesisir dan kelautan 3.
Tercapainya pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan kelautan yang berkualitas
Tujuan-tujuan tersebut secara tidak langsung mensyaratkan adanya zoning dalam pemanfaatan ruang. Dengan kata lain pembangunan yang dialokasikan
melalui zoning pada setiap wilayah harus disesuaikan dengan daya dukung lingkungan dan secara ekonomis menguntungkan.
Secara konsepsional, dalam suatu wilayah dimana pembangunan dialokasikan, setidaknya terdapat tiga zona yaitu :
20
1. Zona Preservasi, yaitu suatu wilayah yang mengandung atribut ekologis
dan biologis yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ekosistem dan seluruh komponennya, meliputi biota organisme termasuk kehidupan
manusia, spesies langka atau endemik, habitat dan berpijah, berbagai biota laut, ikan, dan biota laut lainnya, dan sumber air tawar. Di dalam zona ini
tidak diperkenankan kegiatan pemanfaatan atau pembangunan, kecuali untuk kepentingan penelitian dan pendidikan.
2. Zona Konservasi, yaitu wilayah yang diperbolehkan adannya kegiatan
pembangunan, tetapi dengan intensitas yang terbatas dan sangat terkendali, misalnya wisata bahari, perikanan tangkap dan budi daya yang ramah
lingkungan responsible fisheries dan pengusahaan hutan mangrove secara lestari. Zona konservasi bersama preservasi berfungsi memelihara
berbagai proses penunjang kehidupan, seperti siklus hidrologi dan unsur hara; membersihkan limbah secara alamiah; dan sumber keanekaragaman
hayati bio diversity. Luas kedua zona ini yang optimal dalam suatu wilayah, tergantung pada kondisi alamnya, seyogyanya berkisar antara 30
sampai 50 persen dari luas wilayah.
20
Iwan Nugroho, Rokhmin Dahuri, Pengembangan Wilayah : Pespektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, cet. 2, h. 306-307
3. Zona pemanfaatan, yaitu wilayah yang karena sifat biologis dan
ekologisnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang lebih intensif, antara lain seperti industri, pertambangan dan
pemukiman. Namun kegiatan-kegiatan pembangunan dalam zona pemanfaatan hendaknya harmonis mengikuti karakteristik ekologis.
C. Reklamasi
Untuk memahami suatu permasalahan menegenai reklamasi, perlu kiranya melakukan suatu pendekatan terhadap masalah, pendekatan ini dapat diperoleh
melalui pemahaman menegenai definisi, tujuan, serta dampak dari reklamasi.
1. Pengertian Reklamasi Pantai
Istilah “reklamasi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengurukan tanah, atau juga usaha memperluas pertanian tanah
atau dengan memanfaatkan daerah yang sebelumnya tidak bermanfaat menjadi bermanfaat. Sedangkan mereklamasi berarti membuka tanah untuk digarap.
21
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementrian PU,
22
Reklamasi lahan adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai. Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah
menjadikan kawasan berair yang rusak atau tidak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan ini biasanya dimanfaatkan untuk kawasan
permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, serta objek wisata.
Dalam Undang-undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, mengungkapkan bahwa reklamasi
adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumber
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 1188
22
Ruchyat Deni Djakapermana, Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Kementerian PU
daya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Pengertian ini sejalan
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 40PRTM2007 mengenai Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai.
Dengan demikian, reklamasi adalah usaha pembentukan lahan baru dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi. Sedangkan reklamasi pantai dapat diartikan sebagai usaha
pembentukan lahan baru baik yang menyatu dengan wilayah pantai ataupun yang terpisah dari pantai dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau
drainase dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi.
2. Tujuan Reklamasi
Tujuan reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tidak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut,
biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata.
23
Khususnya pada Kota Jakarta, tujuan utama reklamsi Pantai Utara Jakarta yaitu untuk menekan laju
pertumbuhan, dimana tempat yang baru tersebut akan dijadikan pemukiman yang mampu menampung sekitar 1,5 juta penduduk Jakarta.
24
Reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran kota. Reklamasi dilakukan oleh negara atau kota-kota besar yang laju pertumbuhan
dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan keterbatasan lahan. Dengan
23
Modul Terapan, Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 44PRTM2007, Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Departemen Pekerjaan Umum. h. 16.
24
Ruchyat Deni Djakapermana, Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Kementerian PU