Terjadinya gempa
bumi, banjir
besar, dan
sebagainya menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah
tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru tersebut,
kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Begitu juga dengan perubahan fisik lingkungan tempat hidup masyarakat, dalam hal ini yaitu reklamasi pantai yang dapat
mengakibatkan perubahan baik pada aspek lingkungan maupun sosial ekonomi masyarakat. Dampak negatif yang bersumber pada lingkungan
alam fisik biasanya ditimbulkan oleh tindakan dari para masyarakat itu sendiri yang kurang memperhatikan keberlangsungan ekosistem.
Perubahan lingkungan
akan memperlihatkan
penyesuaian masyarakat pada lingkungan yang baru, terutama dalam hal penyesuaian
terhadap aktivitas sosial-ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan mata pencaharian, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, selain itu
masyarakat juga berusaha untuk menyesuaikan mental atau sikap terhadap lingkungan baru tersebut. Keberhasilan masyarakat dalam proses
penyesuaian akan menentukan arah perubahan mereka, apakah mereka akan mengalami kemunduran regress atau kemajuan progress.
b. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan
pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecendrungan untuk menimbulkan pengaruh
timbal balik.
Artinya, masing-masing
masyarakat memengaruhi
masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain.
3. Strategi Adaptasi
Banyaknya intervensi manusia mengakibatkan berubahnya kondisi fisik atau lingkungan yang sekian lama menjadi sumber penghidupan
masyarakat, sehingga berpengaruh pada pendapatan masyarakat, untuk menyikapi tekanan sosial ekonomi serta kemiskinan yang dihadapi
masyarakat, kelompok rumah tangga berusaha mengembangkan strategi adaptasi. Dengan cara demikian, mereka tetap sanggup melangsungkan
kehidupnya survival of the fittes.
43
Corner berpendapat bahwa kalangan penduduk miskin pedesaan terdapat beberapa pola strategi adaptasi yang dikembangkan untuk menjaga
kelangsungan hidup :
44
a. Melakukan beraneka ragam pekerjaan untuk memperoleh penghasilan.
Pekerjaan-pekerjaan yang tersedia di desa dan dapat merendahkan martabat pun akan tetap diterima, walaupun upahnya rendah. Balasan
berupa pangan membuat suatu pekerjaan menjadi lebih menarik. b.
Jika kegiatan-kegiatan tersebut masih kurang memadai, penduduk miskin akan berpaling pada sistem penunjang yang ada di
lingkungannya. Sistem ikatan kekerabatan, ketetanggaan, dan pengaturan tukar-menukar secara timbal balik merupakan sumber daya
yang sangat berharga bagi penduduk miskin. Pola-pola hubungan sosial demikian memberi rasa aman dan terlindungi bagi orang miskin.
Rasa aman dan ikatan-ikatan emosional yang relatif masih kuat dalam kehidupan suatu komunitas dapat menjelaskan bahwa tingkat
penghasilan bukanlah faktor determinan satu-satunya dari mata pencaharian orang miskin.
43
Kusnadi, Nelayan : Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial, Bandung : Humaniora Utama Press, 2000 h. 5
44
Kusnadi, Nelayan : Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial, h. 7-9