Dampak negatif Dampak Reklamasi Pantai

hubungan patron-klien. Menurut Scott dalam Kusnadi menyatakan bahwa hubungan patron-klien merupakan kasus hubungan antara dua orang yang sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, dimana seseorang yang kedudukan sosialnya patron lebih tinggi menggunakan pengaruh dan sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan perlindungan atau keuntungan, atau keduanya kepada orang yang kedudukannya client lebih rendah. 32 Karena keadaan ekonomi yang buruk, maka para nelayan kecil, buruh nelayan, petani tambak kecil, dan buruh tambak seringkali terpaksa meminjam uang dan barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari dari para juragan atau para pedangang pengumpul. Konsekuensinya, para peminjam tersebut menjadi terikat dengan pihak juragan atau pedagang. Keterkaitan tersebut antara lain berupa keharusan menjual produknya kepada pedagang atau juragan tersebut. Pola hubungan yang tidak simetris ini tentu saja sangat mudah menjadi alat mendominasi dan eksploitasi. Aturan-aturan yang digunakan umumnya timbul dan berakar dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Aturan-aturan dan kebijakan ini kemudian ditetapkan, dan dikukuhkan sebagai hukum adat yang disepakati bersama. Dalam penerapannya, aturan-aturan tersebut juga langsung diaplikasikan, diawasi dan dievaluasi sendiri oleh masyarakat. Sistem pengelolaan di atas dapat berjalan dengan baik di dalam struktur masyarakat yang masih sederhana dan belum banyak dimasuki oleh pihak luar. Hal ini dikarenakan baik budaya, tatanan hidup dan kegiatan masyarakat relatif homogen dan masing-masing individu merasa mempunyai kepentingan yang sama dan tanggung jawab dalam melaksanakan dan mengawasi hukum yang sudah disepakati bersama. 33 32 Kusnadi, Nelayan : Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial, Bandung : Humaniora Utama Press, 2000, h. 18 33 Rokhmin Dahuri, Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan, untuk Kesejahteraan Rakyat Kumpulan Pemikiran Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, Jakarta : Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia, 2000, h.7-8

E. Perubahan Sosial

1. Pengertian Perubahan Sosial

Kata lain dari perubahan adalah transformasi. Transformasi berasal dari bahasa Inggris transformation yang berarti perubahan bentuk atau penggantian rupa. 34 Kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia dengan kata transformasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transformasi berarti perubahan rupa bentuk, sifat, fungsi dan sebagainya. 35 Perubahan sosial merupakan segala transformasi pada individu, kelompok, masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat. 36 Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya akan mengalami perubahan baik sosial ataupun ekonomi. Adanya perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan sosial ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat akan mengalami perubahan-perubahan dalam setiap aspek kehidupan. William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil ataupun immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari unsur-unsur immareriil. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan sosial dikatakannya 34 Rayner Hardjono, Kamus Populer Inggris-Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 401 35 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 1544 36 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Dasar : Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007, h. 142 sebagai perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial tersebut. Sementara itu Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat. 37 Dari beragam definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial atau organisasi sosial masyarakat, yang memengaruhi sistem sosial masyarakat secara keseluruhan.

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial

Pada dasarnya, perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan hidupnya yang lama. Norma-norma dan lembaga sosial atau sarana penghidupan yang lama dianggap tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru. 38 Untuk mempelajari perubahan sosial masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin dikarenakan adanya suatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama itu. Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk menyesuaikan suatu 37 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009, h. 262-263. 38 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 274.