Jumlah Tanggungan Keluarga Pengalaman Usaha

rumah tangga akan segera berubah, mungkin saja bertambah atau berkurang. Perubahan ini utamanya disebabkan oleh faktor ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terkadang mereka terpaksa berhutang, kemudian mereka akan menjual barang berharga milik mereka dan akan digunakan untuk membayar hutang jika kesulitan membayarnya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu, yang memiliki skor antara 18-22 sebanyak 7 orang 58,33 dengan kategori fasilitas perumahan yang lengkap dan skor antara 12-17 sebanyak 5 orang 41,66 dengan kategori fasilitas perumahan yang sedang. Fasilitas perumahan yang lengkap dan sedang menunjukkan sebagian besar responden sudah menggunakan sebagian pendapatannya selain untuk kebutuhan makanan juga untuk memenuhi kebutuhan akan kelengkapan fasilitas perumahannya. Kelengkapan fasilitas pokok berupa sarana bahan bakar sehari-hari, air, dan kamar mandi akan menentukan kenyamanan suatu perumahan atau tempat tinggal keluarga.

E. Dampak Pelabuhan Muara Angke Terhadap Perubahan Kondisi Sosial-

Ekonomi Masyarakat 1. Keragaman Usaha Mata Pencaharian Dengan adanya pembangunan Pelabuhan Muara Angke, mata pencaharian masyarakat menjadi beragam, yang dahulunya sebagian besar masyarakat hanya mengandalkan bidang perikanan nelayan, pengolah dan pedagang ikan atau kerang sebagai sumber mata pencaharian, sekarang sudah bertambah alternatif mata pencahrian lain di luar perikanan non perikanan. Mata pencaharian dalam bidang perikanan, yaitu nelayan, pedagang dan pengolah ikan, serta pedagang dan pengolah kerang. Ada 2 responden yang dijadikan sampel mata pencaharian nelayan, yang kemudian ditemukan dua macam nelayan menurut jenis tangkapannya yaitu nelayan penangkap ikan dan nelayan penangkap rajungan. Mereka sudah memulai usahanya sejak puluhan tahun lalu, pengalaman usaha paling singkat yaitu 10 tahun dan yang paling lama yaitu 25 tahun. Salah satu responden ada yang beralih mata pencaharian, namun masih dalam lingkup nelayan, yaitu dari buruh nelayan karena dituakan oleh rekan-rekannya, kemudian dijadikan pengurus nelayan penangkap ikan. Tiga responden yang dijadikan sampel mata pencaharian pedagang dan pengolah ikan, sama seperti nelayan, mereka sudah memulai usahanya sejak puluhan tahun lalu, pengalaman usaha paling singkat yaitu 20 tahun dan yang paling lama yaitu 30 tahun. Salah satu responden beralih mata pencaharian dari pengasin ikan menjadi pengolah limbah ikan, peralihan ini dikarenakan usaha pengasin ikan yang semakin menjamur. Berikut adalah penuturan Bapak Kapidun 80 Tahun mengenai alasan peralihan usaha yang ditekuninya : “Dulu waktu disini masih sepi, jadi pengasin ikan penghasilannya lumayan, tapi karena makin banyak pendatang jadi usaha pengasin ikan juga makin banyak, makanya saya pindah jadi tukang pengolah ikan aja”. 68 Sampel untuk mata pencaharian pedagang dan pengolah kerang diambil tiga responden, pengalaman usaha paling singkat yaitu 4 tahun dan yang paling lama yaitu 15 tahun. Selain sebagai pedagang kerang, untuk menambah pendapatan dua responden memiliki usaha sampingan sebagai pembudidaya kerang, dan salah satunya juga memiliki usaha rumahan, yaitu counter HP. Sedangkan mata pencaharian non perikanan adalah mereka yang memiliki mata pencaharian di luar kegiatan atau aktivitas perikanan dan secara langsung memanfaatkan kehadiran Pelabuhan Muara Angke. Terdapat empat responden yang dijadikan sampel pada mata pencaharian non perikanan ini, yaitu ojek odong-odong dua responden, ojek sepeda dan petugas keamanan masing-masing satu responden. Mata pencaharian sebagai ojek odong-odong merupakan mata pencaharian yang baru responden jalani, sebelumnya mereka bekerja di kampung, salah satu responden ada yang memiliki usaha sampingan sebagai tukang servis elektronik. Mata pencaharian ojek sepeda merupakan 68 Wawancara dengan pengolah ikan, Bapak Kapidun 80 Tahun, Sabtu 12 Juli 2014, Pukul 12.25 WIB, di halaman rumah.