Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN

a. Diameter lingkaran 7,94 m luas 0,02 ha untuk tegakan dominan umur mudapancang tinggi 1,5 m; diameter 2-10 cm; b. Diameter lingkaran 11,28 m luas 0,04 ha untuk tegakan dominan umur sedangtiang diameter 10-20 cm; dan c. Diameter lingkaran 17,8 m luas 0,1 ha untuk tegakan dominan umur tuapohon diameter 20 cm. c 17,8 M b 11,28 M a 7,94 M Gambar 2. Metode Inventarisasi Tegakan pada Hutan Rakyat Penentuan jumlah plot berdasarkan intensitas sampling 0,3 dari luas lahan pekarangan dan tegalan yang dimilikidikelola responden dimasing-masing lokasi. Luas lahan di Kelurahan Selopuro adalah 262.77 Ha terdiri atas luas lahan pekarangan 96,22 Ha dan luas lahan tegalan 166,55 Ha. Jumlah plot contoh yang dibuat di Kelurahan Selopuro sebanyak 8 plot 3 plot di pekarangan dan 5 plot di tegalan dengan luas 0,8 ha. Sedangkan luas lahan di Desa Belikurip adalah 395 Ha terdiri atas luas lahan pekarangan 145 Ha dan luas lahan tegalan 250 Ha. Jumlah plot contoh yang dibuat di Desa Belikurip sebanyak 12 plot 4 plot di pekarangan dan 8 plot di tegalan dengan luas 1,2 ha. Pengukuran pohon dilakukan dengan menentukan pohon tengah terlebih dahulu. Pohon tengah dalam plot ditentukan berdasarkan pohon yang terbaik, lurus, besar, sehat dan merupakan pohon peninggi pertama. Penentuan pohon yang masuk dalam plot didasarkan pada, apabila lebih dari setengah diameter batang pohon paling tepi masih menyentuh tali ukuran jari-jari plot sepanjang 17,8 meter. Kemudian dilakukan pengukuran dan penandaan pohon. Batas luar plot adalah pohon terluartepi dari batas lingkaran yang berjarakjari-jari 17,8 meter dari pohon tengah. Batas tepi plot ditandai dengan lingkaran gelang menggunakan kapur warna putih dibuat minimal 4 buah secara bersilangan utara selatan dan barat timur. Selanjutnya pengukuran dan penandaan pohon dalam plot dilakukan secara berurutan yang dimulai dari pohon tengah sebagai pohon pertama, kemudian bergerak kearah barat laut searah jarum jam dan kembali menuju ke pusatpohon tengah. Pengukuran diameter batang dilakukan setinggi dada DBH : 1,30 m dari permukaan tanah pada semua pohon yang masuk dalam plot. Pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan menggunakan galahbambukayu yang sudah diberi tanda ukuran panjang, namun pada pohon dengan percabangan besar, pengukuran dilakukan pada percabangan tertinggi batas pandangan mata. Data hasil pengukuran yang dicatat dalam tally sheetblanko meliputi : luas lahan pekarangan dan tegalan, jenis pohon, umur pohon, diameterkeliling pohon dan tinggi total pohon.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul, diolah dan dianalisis. Analisis data penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: 1 analisis tingkat modal sosial, 2 analisis performansi hutan rakyat dan 3 analisis pengaruh modal sosial terhadap performansi hutan rakyat. Data dan informasi disajikan dalam bentuk tabulasi dan dijelaskan secara deskriptif. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai berikut.

3.6.1. Analisis Tingkat Modal Sosial

Analisis tingkat modal sosial dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan besarnya tingkat modal sosial komunitas petani hutan rakyat dalam mendukung pengelolaan hutan rakyat lestari. Adapun jumlah kelas disesuaikan dengan kategori tingkatan yang diinginkan yaitu 3 kelas, untuk besarnya tingkat modal sosial rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengukur tingkat modal sosial dilakukan dengan menggunakan persamaan: kelas jumlah terendah skor total dan tertinggi skor total selisih Nilai Selang = Secara rinci analisis tingkat modal sosial pada komunitas kelompok tani hutan rakyat di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis tingkat modal sosial pada komunitas kelompok tani hutan rakyat No. Modal Sosial Jumlah Pertanyaan Jawaban Responden Total Nilai Komunitas 30 Responden Selang Kelas Tingkat Modal Sosial Komunitas Kategori Nilai Kelas Ukuran Total Nilai 1 Peranan 47 Rendah 1 30x47x1 sd 30x47x3 4.230-1.4103 Rendah 1.410 – 2.350 Sedang 2 1.410 sd 4.230 = 940 Sedang 2.351 – 3.290 Tinggi 3 Tinggi 3.291 – 4.230 2 Aturan 23 Rendah 1 30x23x1 sd 30x23x3 2.070-6903 Rendah 690 – 1.150 Sedang 2 690 sd 2.070 = 460 Sedang 1.151 – 1.610 Tinggi 3 Tinggi 1.611 – 2.070 3 Jaringan 39 Sempit 1 30x39x1 sd 30x39x3 3.510-1.1703 Rendah 1.170 – 1.950 Sedang 2 1.170 sd 3.510 = 780 Sedang 1.951 – 2.730 Luas 3 Tinggi 2.731 – 3.510 MS Struktural 47+23+39 = 109 30x109x1 sd 30x109x3 9.810-3.2703 Rendah 3.270 – 5.450 3.270 sd 9.810 = 2.180 Sedang 5.451 – 7.630 Tinggi 7.631 – 9.810 1 Kepercayaan 52 Tidak percaya 1 30x52x1 sd 30x52x3 4.680-1.5603 Rendah 1.560 – 2.600 Ragu- ragu 2 1.560 sd 4.680 = 1.040 Sedang 2.601 – 3.640 Percaya 3 Tinggi 3.641 – 4.680 2 Solidaritas 12 Lemah 1 30x12x1 sd 30x12x3 1.080-3603 Rendah 360 – 600 Sedang 2 360 sd 1.080 = 240 Sedang 601 – 840 Kuat 3 Tinggi 841 – 1.080 MS Kognitif 52+12 = 64 30x64x1 sd 30x64x3 5.760-1.9203 Rendah 1.920 – 3.200 1.920 sd 5.760 = 1.280 Sedang 3.201 – 4.480 Tinggi 4.481 – 5.760 Modal Sosial 109+64 = 173 30x173x1 sd 30x173x3 15.570-5.1903 Rendah 5.190 – 8.650 5.190 sd 15.570 = 3.460 Sedang 8.651 – 12.110 Tinggi 12.111 – 15.570

3.6.2. Analisis Performansi Hutan Rakyat

Analisis performansi meliputi: produktivitas hutan rakyat, keberlanjutan hutan rakyat, keadilan usaha hutan rakyat dan efisiensi usaha hutan rakyat. 1. Produktivitas hutan rakyat yaitu kemampuan hutan menghasilkan keluaran output produk pada satuan luas kawasan hutan rakyat. Produktivitas hutan rakyat diukur dengan jumlah pohon per satuan luas hutan yang dimiliki oleh petani. Jumlah pohon yang dimiliki oleh petani hutan rakyat ditentukan dari hasil wawancara dengan responden. Jumlah kelas disesuaikan dengan kategori tingkatan yang diinginkan yaitu 3 kelas, untuk besarnya tingkat jumlah pohon yang ada di lapangan yang dimiliki oleh petani hutan rakyat rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengukur tingkat jumlah pohon yang ada di lapangan yang dimiliki oleh petani hutan rakyat dilakukan dengan menggunakan persamaan: