Tabel 3. Analisis tingkat modal sosial pada komunitas kelompok tani hutan rakyat
No. Modal Sosial
Jumlah Pertanyaan
Jawaban Responden
Total Nilai Komunitas
30 Responden Selang Kelas
Tingkat Modal Sosial Komunitas
Kategori Nilai Kelas
Ukuran Total Nilai
1 Peranan
47 Rendah
1 30x47x1 sd 30x47x3 4.230-1.4103 Rendah
1.410 – 2.350 Sedang
2 1.410 sd 4.230
= 940 Sedang
2.351 – 3.290 Tinggi
3 Tinggi
3.291 – 4.230 2
Aturan 23
Rendah 1
30x23x1 sd 30x23x3 2.070-6903 Rendah
690 – 1.150 Sedang
2 690 sd 2.070
= 460 Sedang
1.151 – 1.610 Tinggi
3 Tinggi
1.611 – 2.070 3
Jaringan 39 Sempit
1 30x39x1 sd 30x39x3 3.510-1.1703 Rendah
1.170 – 1.950 Sedang
2 1.170 sd 3.510
= 780 Sedang
1.951 – 2.730 Luas
3 Tinggi
2.731 – 3.510
MS Struktural
47+23+39 = 109
30x109x1 sd 30x109x3 9.810-3.2703 Rendah 3.270 – 5.450
3.270 sd 9.810 = 2.180
Sedang 5.451 – 7.630
Tinggi 7.631 – 9.810
1 Kepercayaan
52 Tidak
percaya 1
30x52x1 sd 30x52x3 4.680-1.5603 Rendah 1.560 – 2.600
Ragu- ragu
2 1.560 sd 4.680
= 1.040 Sedang
2.601 – 3.640 Percaya
3 Tinggi
3.641 – 4.680 2
Solidaritas 12
Lemah 1
30x12x1 sd 30x12x3 1.080-3603 Rendah
360 – 600 Sedang
2 360 sd 1.080
= 240 Sedang
601 – 840 Kuat
3 Tinggi
841 – 1.080
MS Kognitif
52+12 = 64 30x64x1 sd 30x64x3 5.760-1.9203 Rendah
1.920 – 3.200 1.920 sd 5.760
= 1.280 Sedang
3.201 – 4.480 Tinggi
4.481 – 5.760
Modal Sosial 109+64 =
173 30x173x1 sd 30x173x3 15.570-5.1903 Rendah
5.190 – 8.650 5.190 sd 15.570
= 3.460 Sedang
8.651 – 12.110 Tinggi
12.111 – 15.570
3.6.2. Analisis Performansi Hutan Rakyat
Analisis performansi meliputi: produktivitas hutan rakyat, keberlanjutan hutan rakyat, keadilan usaha hutan rakyat dan efisiensi usaha hutan rakyat.
1. Produktivitas hutan rakyat yaitu kemampuan hutan menghasilkan keluaran
output produk pada satuan luas kawasan hutan rakyat. Produktivitas hutan rakyat diukur dengan jumlah pohon per satuan luas hutan yang dimiliki oleh
petani. Jumlah pohon yang dimiliki oleh petani hutan rakyat ditentukan dari hasil wawancara dengan responden. Jumlah kelas disesuaikan dengan kategori
tingkatan yang diinginkan yaitu 3 kelas, untuk besarnya tingkat jumlah pohon yang ada di lapangan yang dimiliki oleh petani hutan rakyat rendah, sedang
dan tinggi. Untuk mengukur tingkat jumlah pohon yang ada di lapangan yang dimiliki oleh petani hutan rakyat dilakukan dengan menggunakan persamaan:
kelas jumlah
terendah skor
total dan
tertinggi skor
total selisih
Nilai Selang
= Dalam pengelolaan hutan rakyat konvensional yang biasa digunakan
sebagai standar hutan rakyat yang baik adalah 400 pohonha. Apabila lebih besar dari 400 pohonha terdapat di lapangan, maka hutan rakyat tersebut
adalah baik dan sebaliknya kalau kurang dari 400 pohonha maka hutan rakyat tersebut kurang baik Awang 2001. Dalam penelitian ini digunakan tiga
kategori yaitu : ¾
Produktivitas rendah : jumlah pohon 300 pohonha ¾
Produktivitas sedang : jumlah pohon 300 - 400 pohonha ¾
Produktivitas tinggi : jumlah pohon 400 pohonha Untuk menguatkan hasil wawancara pada responden, maka dilakukan
perhitungan potensi kerapatan pohon per hektar berdasarkan rumus Widayati Riyanto 2005 yang disesuaikan dengan data dari lokasi hutan rakyat di
lapangan, sebagai berikut: Potensi kerapatan pohon per hektar :
L L
n 1
i L
LP NP
NH Ni
NP =
=
∑
=
Keterangan: NP
L
= Jumlah individu pohon per plot ukur pohonplot Ni = Pohon ke-i
NH = Kerapatan pohon per hektar pohonha LP
L
= Luas plot ukur 0,1 ha a.
Rata-rata potensi kerapatan pohon per hektar
n NH
NH
n 1
i 1
r
∑
= =
Keterangan: NH
r
= Rata-rata kerapatan pohon per hektar pohonha NH
i
= Kerapatan pohon per hektar ke-i pohonha n
= Jumlah petani responden b.
Total potensi kerapatan pohon per hektar NH
t
= NH
rx
+ NH
ry
+ NH
rz
Keterangan: NH
t
= Total kerapatan pohon per hektar pohonha NH
rx
= Rata-rata kerapatan pohon per hektar jenis pohon x pohonha NH
ry
= Rata-rata kerapatan pohon per hektar jenis pohon y pohonha NH
rz
= Rata-rata kerapatan pohon per hektar jenis pohon z pohonha x =
Jati y =
Mahoni z
= Jenis pohon lain-lain jenis akasia, johar, lomptoro, trembesi, walikukun, kelapa
2. Keberlanjutan yaitu kemampuan hutan rakyat untuk menjaga produktivitasnya
dari waktu ke waktu. Keberlanjutan diukur dari intensitas kegiatan yang dilakukan petani hutan rakyat untuk mempertahankan keberadaan tanaman,
yaitu kegiatan penanamanperemajaan tanaman jumlah dan jenis tanaman yang di tanam sama dengan jumlah dan jenis tanaman yang ditebang. Tingkat
intensitas kegiatan penanamanpemeliharaan dikategorikan menjadi 3 kelas, rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengukur tingkat keberlanjutan hutan
rakyat menggunakan persamaan: kelas
jumlah terendah
skor total
dan tertinggi
skor total
selisih Nilai
Selang =
Hasil pengukuran tingkat intensitas kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan keberadaan hutan rakyat mengunakan tiga kategori, yaitu:
¾ Keberlanjutan rendah : tidak pernah dilakukan penanaman kembali
¾ Keberlanjutan sedang : jarang dilakukan penanaman kembali
¾ Keberlanjutan tinggi : sering dilakukan penanaman kembali
3. Keadilan yaitu pemerataan manfaat keuntungan dari keberadaan usaha hutan
rakyat bagi anggota kelompok yang bekerjasama dan berhak menerima manfaat sesuai aturan yang ada. Keadilan diukur berdasarkan kesesuaian
pelaksanaan aturan tertulis dan aturan tidak tertulis terhadap manfaat keuntungan yang dirasakan oleh petani dalam kerjasama pengelolaan hutan
rakyat lestari. Tingkat keadilan manfaat dikategorikan 3 kelas rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengukur tingkat keadilan terhadap aturan tertulis dan
aturan tidak tertulis dilakukan dengan menggunakan persamaan: kelas
jumlah terendah
skor total
dan tertinggi
skor total
selisih Nilai
Selang =
Hasil pengukuran tingkat keadilan terhadap aturan tertulis dan aturan tidak tertulis mengunakan tiga kategori, yaitu:
a. Tingkat manfaat aturan tertulis yang mengatur anggota kelompok dalam
megelola hutan rakyat. ¾
Rendah : aturan tertulis tidak adil ¾
Sedang : aturan tertulis kurang adil ¾
Tinggi : aturan tertulis sudah adil b.
Tingkat manfaat aturan tidak tertulis yang mengatur anggota kelompok dalam megelola hutan rakyat.
¾ Rendah : aturan tidak tertulis tidak adil
¾ Sedang : aturan tidak tertulis kurang adil
¾ Tinggi : aturan tidak tertulis sudah adil
4. Efisiensi yaitu biaya terendah dalam proses pengelolaan usaha hutan rakyat
dengan pendapatan tertinggi. Efisiensi diukur berdasarkan tingkat unit usaha hutan rakyat yang dihitung berdasarkan input-output produksi keuntungan
dari pendapatan usaha hutan rakyat dikurangi modal. Dalam menentukan tingkat efisiensi menggunakan data hasil wawancara dengan responden.
Tingkat efisiensi dikategorikan menjadi 3 tiga kelas, untuk besarnya tingkat efisiensi rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengukur tingkat efisiensi
dilakukan dengan menggunakan persamaan: kelas
jumlah terendah
skor total
dan tertinggi
skor total
selisih Nilai
Selang =
Pengukuran tingkat efisiensi mengunakan tiga kategori, yaitu: ¾
Efisiensi rendah : biaya produksi 40 dari nilai produksi
¾ Efisiensi sedang
: biaya produksi 20 - 40 dari nilai produksi ¾
Efisiensi tinggi : biaya produksi 20 dari nilai produksi
Secara rinci analisis tingkat performansi hutan rakyat di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis tingkat performansi hutan rakyat
No. Performansi
Hutan Rakyat Jumlah
Pertanyaan Jawaban
Responden Total Nilai
Komunitas 30 Responden
Selang Kelas
Tingkat Performansi Kategori Nilai
Kelas Ukuran
Skor 1
Produktivitas 1
Rendah 1
30x1x1 sd 30x1x3 90-303
Rendah 30 – 50
Sedang 2
30 sd 90 = 20
Sedang 51 – 70
Tinggi 3
Tinggi 71 – 90
2 Keberlanjutan 1
Rendah 1 30x1x1 sd 30x1x3
90-303 Rendah
30 – 50 Sedang
2 30 sd 90
= 20 Sedang
51 – 70 Tinggi
3 Tinggi
71 – 90 3
Keadilan 2 Rendah
1 30x2x1 sd 30x2x3
180-603 Rendah
60 – 100 Sedang
2 60 sd 140
= 40 Sedang
101 – 140 Tinggi
3 Tinggi
141 – 180 4 Efisiensi
1 Rendah 1 30x1x1
sd 30x1x3
90-303 Rendah
30 – 50 Sedang
2 30 sd 90
= 20 Sedang
51 – 70 Tinggi
3 Tinggi
71 – 90
Performansi Hutan Rakyat
1+1+2+1 = 5
Rendah 30x5x1 sd 30x5x3
450-1503 Rendah
150 –250 Sedang
150 sd 450 = 100
Sedang 251 – 350
Tinggi 351 - 450