Konsep Modal Sosial TINJAUAN PUSTAKA
2. Networking Jaringan
Menurut Coleman 1998 jaringan sosial merupakan sebuah hubungan sosial yang terpola atau disebut juga pengorganisasian sosial. Jaringan sosial
juga menggambarkan jaring-jaring hubungan antara sekumpulan orang yang saling terkait baik langsung maupun tidak langsung. Membahas jaringan
sosial, tentu saja tidak bisa terlepas dari komunikasi yang terjalin antar individu interpersonal communication sebagai unit analisis dan perubahan
prilaku yang disebabkannya. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan sosial terbangun dari komunikasi antar individu interpersonal communication yang
memfokuskan pada pertukaran informasi sebagai sebuah proses untuk mencapai tindakan bersama, kesepakatan bersama dan pengertian bersama
Rogers Kincaid 1980. Jaringan sosial dilihat dengan menggunakan beberapa ukuran yaitu: a
ikatan informal yang dikarakteristikan dengan adanya kepercayaan dan hubngan timbale balik yang lebih familiar dan bersifat personal seperti pada
ikatan pada keluarga, pertemanan, pertetanggaan; b ikatan yang sifatnya lebih umum; dan c ikatan kelembagaan yang dikarakteristikkan dengan
adanya kepercayaan dalam kelembagaan yang ada. Misalnya pada ikatan dalam system kelembagaan dan hubungan kekuasaan Stone dan Hughes
2002. Ukuran lain berkaitan dengan jaringan sosial dalam modal sosial adalah
karakteristik jaringan sosial network characteristics, kerapatan dan ketertutupan density and closure, dan keragaman diversity. Karakteristik
bentuk dan luas misalnya mengenai jumlah hubungan informal yang terdapat dalam sebuah interaksi sosial, jumlah tetangga mengetahui pribadi seseorang
dalam sebuah system sosial, dan jumlah kontak kerja. Sedangkan kerapatan dan ketertutupan sebuah jaringan sosial dapat dilihat misalnya dengan
seberapa besar seasma anggota keluarga saling mengetahui teman-teman dekatnya, diantara teman saling mengetahui satu sama lainnya, masyarakat
setempat saling mengetahui satu sama lainnya. Sedangkan untuk keragaman, jaringan sosial dikarakteristikkan misalnya dari keragaman etnik teman, dari
perbedaan pendidikan dalam sebuah group atau dari pencampuran budaya dalam wilayah setempat Stone dan Hughes 2002.
Coleman 1998 sebagai salah satu seorang penggagas konsep modal sosial, melihat bahwa jaringan networks dalam modal sosial merupakan
konsekuensi yang telah ada ketika kepercayaan diterapkan secara meluas dan didalamnya terdapat hubungan timbale balik yang terjalin dalam masyarakat
dengan adanya harapan-harapan dalam masyarakat. 3.
Norm Norma-normaaturan Norma masyarakat merupakan elemen penting untuk menjaga agar
hubungan sosial dalam suatu sistem sosial masyarakat dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Fukuyama 2007 berpendapat bahwa modal sosial
dibentuk dari norma-norma informal berupa aturan-aturan yang sengaja dibuat untuk mendukung terjadinya kerjasama diantara dua atau lebih individu. Norma-
norma yang membentuk modal sosial dapat bervariasi dari hubungan timbal balik antara dua teman sampai pada hubungan kompleks dan kemudian terelaborasi
menjadi doktrin. Selain dibentuk oleh aturan-aturan tertulis misalnya dalam organisasi sosial, dalam menjalin kerjasama dalam sebuah interaksi sosial juga
terkait dengan nilai-nilai tradisional. Nilai-nilai yang dimaksud misalnya kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban, ikatan timbale balik
dan yang lainnya. Nilai-nilai sosial seperti ini sebenarnya merupakan aturan tidak tertulis dalam sebuah sistem sosial yang mengatur masyarakat untuk berprilaku
dalam interaksinya dengan orang lain. Norma sebagai elemen penting modal sosial juga diutarakan oleh Fedderke
et al . 1999 yang menyatakan bahwa sebuah asosiasi sosial organisasi sosial di
dalamnya mengandung norma-norma berupa aturan-aturan informal dan nilai- nilai yang memfasilitasi adanya koordinasi di antara anggota dalam sebuah
sistem sosial. Hal ini menurutnya memungkinkan adanya tindakan-tindakan kerjasama untuk memudahkan pekerjaan guna mencapai keuntungan kolektif
yang dirasakan bersama. Uphoff 2000 menjelaskan unsur-unsur modal sosial dirinci menjadi dua
kategori yang saling berhubungan, yaitu struktural dan kognitif. Kategori struktural berkaitan dengan beragam bentuk organisasi sosial. Peranan roles dan
aturan rules mendukung empat fungsi dasar dan kegiatan yang diperlukan untuk tindakan kolektif, yaitu pembuatan keputusan, mobilisasi dan pengelolaan
sumberdaya, komunikasi dan koordinasi, dan resolusi konflik. Hubungan- hubungan sosial membangun pertukaran exchange dan kerjasama cooperation
yang melibatkan barang material maupun non material. Hubungan-hubungan sosial membentuk jejaring networks. Peranan, aturan, dan jejaring memfasilitasi
tindakan kolektif yang saling menguntungkan mutually beneficial collective action
MBCA. Kategori kognitif datang dari proses mental yang menghasilkan
gagasanpemikiran yang diperkuat oleh budaya dan ideologi. Norma, nilai, sikap, dan kepercayaan memunculkan dan menguatkan saling ketergantungan positif
dari fungsi manfaat dan mendukung MBCA. Terdapat dua orientasi, yaitu orientasi ke arah pihakorang lain dan orientasi mewujudkan tindakan. Orientasi
pertama, yaitu norma, nilai, sikap, dan kepercayaan yang diorientasikan kepada pihak lain, bagaimana seseorang harus berfikir dan bertindak ke arah orang lain.
Kepercayaan trust dan pembalasan reciprocation merupakan cara membangun hubungan dengan orang lain. Sedangkan tujuan membangun hubungan sosial
adalah solidaritas. Kepercayaan trust dilandasi oleh norma, nilai, sikap, dan kepercayaan belief untuk membuat kerjasama dan kedermawanan efektif.
Solidaritas juga dibangun berdasarkan norma, nilai, sikap, dan kepercayaan untuk membuat kerjasama dan kedermawanan bergairah.
Orientasi Kedua, yaitu norma, nilai, sikap, dan kepercayaan yang diorientasikan untuk mewujudkan tindakan action, bagaimana seseorang harus
berkemauan untuk bertindak. Kerjasama cooperation merupakan cara tindakan bersama dengan yang lain. Sedangkan tujuan dari tindakan adalah kedermawanan
generosity. Kerjasama dilandasi oleh norma, nilai, sikap, dan kepercayaan belief untuk memunculkan harapan bahwa pihakorang lain akan bersedia
kerjasama dan membuat tindakannya efektif. Kedermawanan juga dilandasi oleh norma, nilai, sikap, dan kepercayaan untuk memunculkan harapan bahwa
“moralitas yang tinggi akan mendapat penghargaan virtue will be rewarded”. Unsur-unsur modal sosial berdasarkan kategori struktural dan kognitif disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kategori Modal Sosial
Kategori Struktural Kognitif
Sumber dan perwujudannyamanifestasi
Peran dan aturan Jaringan dan hubungan antar
pribadi lainnya Prosedur-prosedur dan
preseden-preseden Norma-norma
Nilai-nilai Sikap
Keyakinan
Domainranah Organisasi sosial
Budaya sipilkewargaan Faktor-faktor dinamis
Hubungan horisontal Hubungan vertikal
Kepercayaan, solidaritas, kerjasama, kemurahan
hatikedermawanan Elemen umum
Harapan yang mengarah pada perilaku kerjasama, yang akan menghasilkan manfaat bersama
Sumber: Uphoff 2000
Dua kategori pembentuk unsur modal sosial tersebut secara intrinsik saling terkait. Walaupun peran, aturan, jaringan preseden dan prosedur dapat diamati di
dalamnya, itu semua tetap datang dari hasil proses kognitif. Aset modal sosial struktural bersifat ekstrinsik dan dapat diamati, sementara aspek kognitif tidak
dapat diamati, namun keduanya saling terkait di dalam praktik Uphoff 2000.