Penggunaan Lahan Keadaan Fisik

kultur Jawa merupakan kultur yang mendominasi kehidupan bermasyarakat dua lokasi tersebut. Bahasa sehari-hari yang biasa digunakan adalah bahasa Jawa. Dalam hal kerukunan hidup beragama pun setiap individu di dua lokasi tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Kerukunan beragama tampak ketika masyarakat saling mengunjungi ketika perayaan hari raya lebaran atau hari raya natal bahkan dalam satu keluarga terdapat anggota keluarga yang memiliki agama yang berbeda dan tetap hidup rukun sebagai suatu keluaga. Budaya kerjasama dan solidaritas terutama keeratan saling terlibat dalam membantu berbagai kegiatan sosial di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip masih kuat. Hal tersebut ditunjukkan dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong royong dalam kegiatan kebersihan lingkungan pembersihan jalan, parit dan kuburan, pembuatan rumah, hajatan baik jagong manten maupun sunatan, menengok orang sakit dan melayat orang yang meninggal. Kekuatan keeratan hubungan tersebut tidak hanya dengan sesama kelompok, namun dengan di luar kelompok, bahkan diluar komunitasdesa pun masih kuat. Selain kegiatan gotong royong, kegiatan terkait hutan rakyat pun masih kuat. Hal ini ditunjukkan dengan bersedia saling membantu dalam memberikan bibit dan saling mengawasi dalam pengaman menjaga keberadaan dan kelestarian hutan rakyat dari pencurianperusakan. Pengelolaan hutan rakyat oleh keluarga petani berjalan lebih baik karena budaya mengelola hutan sudah tumbuh dan menguat sebagai hasil dari proses yang panjang dari kesadaran keluarga akan kebutuhan ekologi, sosial dan ekonomi. Walaupun kontribusi peran dari berbagai pihak LSM, pemda, pemerintah nasional, lembaga-lembaga lainnya saat ini masih kurang dirasakan keluarga petani dalam mendukung pengelolaan hutan rakyat. 4.4.3. Struktur Komunitas Lapisan sosial tertinggi di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip diduduki oleh pemimpin formal lurahkepala desa dan ketua kelompok dan pemimpin informal tokoh agama. Lapisan kedua tertinggi diduduki oleh masyarakat yang bekerja di sector formal PNS. Lapisan selajutnya diduduki oleh masyarakat yang aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat, dan lapisan berikutnya adalah golongan masyarakat yang mempunyai kekayaan pedagang, petani kaya. Lapisan paling bawah ditempati oleh masyarakat pada umumnya. Tokoh yang paling disegani oleh masyarakat Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip adalah pemimpin, baik pemimpin formal maupun informal. Pemimpin formal di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip adalah kepala kelurahankepala desa, kepala lingkungandusun, dan ketua kelompok. Sedangkan pemimpin informal adalah tokoh agama, tokoh masyarakat mantan kepala kelurahankepala desa, aparat kelurahandesa, tokoh pemuda, dan tokoh wanita. Kerjasama antara pemimpin formal dan informal di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip sudah berjalan dengan baik. Satu sama lain saling mendukung terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama yang baik ditunjukkan dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat, walaupun dilakukan secara individu namun manfaatnya untuk kepentingan bersama terutama dari segi lingkungan.

4.4.4. Lembaga-Lembaga Sosial Masyarakat

Pengelolaan hutan rakyat di Kelurahan Selopuro dan Desa Belikurip sehari- hari dilakukan oleh pemiliknya, keluarga petani hutan rakyat. Terdapat beberapa lembaga seperti koperasi di tingkat RT; Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga PKK, Paguyuban Keluarga Berencana PKB, Karang Taruna, Kelompok Tani KT dan Komunitas Petani Sertifikasi KPS di tingkat lingkungan; Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM, Gabungan Kelompok Tani GAPOKTAN dan Forum Komunitas Petani Sertifikasi FKPS di tingkat kelurahan, dan Tempat Pengelolaan Kayu SertifikasiTPKS yang merupakan unit usaha dari 2 dua FKPS Selopuro dan Sumberejo.

a. Lembaga-Lembaga Hutan Rakyat

Lembaga yang terkait langsung dalam pengelolaan hutan rakyat di Kelurahan Selopuro yaitu KPS, FKPS dan TPKS. Keberadaan anggota KPS adalah semua warga yang berada di lingkungan tersebut, dan merupakan anggota KT, anggota FKPS adalah gabungan dari KPS-KPS yang ada disetiap lingkungan di Kelurahan Selopuro Tabel 14, dan anggota TPKS adalah semua anggota KPS-KPS yang ada di FKPS Selopuro dan FKPS Sumberejo. Namun sampai saat ini fungsi KPS masih mengikuti kegiatan-kegiatan KT dan belum mempunyai kegiatan khusus KPS terkait HR. Keberadaan KPS hanya diketahui oleh elit tokoh tertentu, dan sebagian besar 5 KPS atau 62,5 anggota di 8 KPS tidak mengetahui keberadaan KPS, namun yang diketahui hanya keberadaan KT.