Latar belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab satu ini, berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar belakang masalah

Belajar merupakan proses yang terjadi pada diri seseorang sejak ia hidup hingga meninggal atau seumur hidupnya. Belajar terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja Arsyad, 2007. Proses belajar dapat diselenggarakan secara formal maupun non formal. Secara formal dapat dilakukan di instansi pendidikan seperti sekolah, sedangkam non formal dapat dilakukan di luar sekolah maupun dengan lingkungan sekitar. Proses belajar yang diselenggarakan di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan siswa agar mampu mendapatkan ilmu yang lebih terarah, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan siswa. Komponen yang ada di sekolah yaitu siswa, guru, kepala sekolah, materi atau bahan pembelajaran buku, media, majalah, dan lain sebagainya untuk mempengaruhi kegiatan belajar mengajar Arsyad, 2007: 1. Hasil pengaruh dari lingkungannya akan membuat siswa mendapat ilmu dengan baik. Guru dapat mengajak siswa aktif dengan metode yang disusun secara inovatif dan kreatif serta menyenangkan. Siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan guru berceramah, namun ikut serta berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Metode pengajaran yang digunakan harus dikemas secara menarik, agar membuat siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pelajaran dan materi yang disampaikan dapat diterima serta dipahami dengan baik. Kemajuan hasil belajar siswa juga akan memuaskan, setelah diberikan evaluasi oleh guru atas materi pembelajaran yang telah disampaikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern saat ini, sudah berkembang sangat pesat dan mendorong guru untuk memanfaatkan teknologi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar Arsyad 2007: 2. Guru dituntut menggunakan alat-alat yang sudah tersedia dan juga harus mampu mengembangkan keterampilannya dalam membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila belum tersedia. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran Hamalik, 1994: 6. Media dikenal sebagai alat bantu dalam pembelajaran untuk dimanfaatkan dalam kegiatan belajar di kelas antara guru dengan siswa. Penggunaan media harus melihat karakteristik masing-masing media yang digunakan, sehingga sesuai dengan kondisi atau materi pembelajaran yang diajarkan. Media yang digunakan untuk belajar dapat diartikan sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari guru ke siswa, bertujuan merangsang siswa mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh Kustandi, 2011: 1. Media pembelajaran, menurut Gagne dan Briggs 1975 secara ilmplisit yaitu alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media pembelajaran berbentuk gambar sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Media gambar juga akan membuat siswa yang semula berpikir abstrak menjadi berpikir nyata dengan melihat gambar yang disajikan. Gambar-gambar yang digunakan harus menarik, tetapi tetap sesuai dengan materi yang diajarkan. Media gambar dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran maupun berbagai tema dalam tematik, salah satunya yaitu tema selalu berhemat energi. Guru dapat menggunakan media gambar yang sudah ada di sekolah atau bahkan menciptakan media gambar itu sendiri, untuk diajarkan ke siswa tentang materi selalu berhemat energi. Penggunaan media dalam menjelaskan materi tersebut, akan membuat siswa antusias dan cepat memahami penjelasan guru. Siswa yang berpikir abstrak tentang macam-macam energi, akan dengan mudah memahami dan menyebutkan energi yang ada di bumi. Guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran di kelas maupun di luar kelas agar menarik dan menyenangkan, sehingga membuat siswa dapat belajar dengan perasaan senang. Guru dalam penelitian ini, lebih menyukai metode ceramah dengan menunjukkan gambar yang sudah ada di buku pelajaran. Guru menggunakan metode tersebut karena beranggapan lebih mudah dan siswa juga mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik. Namun guru juga menyadari bahwa penguasaan materi siswa tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi guru tetap menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pembelajaran. Metode ceramah yang dipakai guru dalam mengajar, membuat siswa terlihat tidak tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan atau menjemukan. Keterbatasan penggunaan media dan lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media pembelajaran yang menarik, diduga salah satu sebab lemahnya mutu belajar siswa Danim, 2010: 1. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan menggunakan pola tradisional, tetapi juga membutuhkan perubahan dengan pola yang modern agar anak dapat belajar secara efektif dan efisien Danim, 2010: 2. Sistem pendidikan di tahun 2013 ini menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang bersifat tematik. Kurikulum 2013 menuntut kesiapan guru dan siswa dalam mengaplikasikannya di kelas. Guru harus inovatif dan kreatif dalam menyampaikan materi ke siswa, karena kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning CTL memerlukan waktu untuk dipahami dalam Mulyasa, 2013: 42. Pendekatan tematik integratif dan contextual teaching and learning CTL harus sebanyak mungkin melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran yang dilakukan di kelas, agar siswa mampu bereksplorasi dari materi yang diajarkan dalam Mulyasa, 2013: 42. Guru memang perlu menggunakan alat bantu mengajar seperti media dalam pendekatan CTL, sehingga proses pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa. Kemp dan Dayton 1985: 3-4 dalam Cecep Kustandi, 2014: 23 mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian penting pembelajaran di kelas, yaitu 1 penyampaian pelajaran tidak kaku, 2 pembelajaran lebih menarik, 3 waktu pembelajaran dapat lebih efektif, 3 kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan apabila kata dan gambar sesuai dengan materi yang disampaikan serta dikomunikasikan dengan baik dan jelas, 4 sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajari dan proses belajar dapat ditingkakan, dan 5 peran guru dapat berubah menjadi lebih positif. Dale 1969: 180 mengemukakan bahwa media dapat memberikan banyak manfaat, asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dari pemahaman tersebut, maka media pembelajaran memang sangat dibutuhkan dalam menyampaikan materi pada siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar bagi diri siswa. Media pembelajaran yang digunakan salah satunya yaitu media gambar. Penggunaan media gambar untuk siswa dalam kegiatan belajar mengajar, akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Pemahaman siswa juga akan meningkat dengan penyajian gambar yang menarik dan nyata, sehingga informasi dapat diterima dengan baik. Pembelajaran mengenai materi energi alternatif matahari, guru dapat menunjukkan gambar apa saja manfaat dari energi alternatif matahari. Guru tidak mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi tentang energi alternatif. Guru dapat memakai media gambar saat menjelaskan suatu materi pembelajaran, sehingga pusat perhatian siswa akan tertuju pada gambar yang dibawa guru. Guru juga akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dipelajari, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang baik. Pentingnya penggunaan media, membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Atas Pengunaan Media Gambar dalam Tema Selalu Berhemat Energi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar ”.

B. Identifikasi Masalah