2.2 Kerangka Berpikir
Tingkat prestasi siswa pada mata pelajaran IPS sebagian besar masih tergolong rendah berdasarkan dokumentasi dan wawancara peneliti. Peneliti juga
mendapati cara belajar siswa yang pasif selama melakukan observasi di kelas. Hal ini dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan berpusat pada guru,
sehingga nampak suatu kondisi dimana siswa cenderung tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi dan saat pemberian tugas. Penggunaan media
pembelajaran inovatif pun tidak nampak, media yang digunakan guru ketika peneliti melakukan observasi di kelas adalah papan tulis dan buku paket IPS anjuran
sekolahyayasan kanisius. Sehingga kondisi yang tercipta adalah sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitas yang lain seperti menggambar, bercerita dengan
teman, bermain karet, dan menjahili teman dengan menggelitiki secara sembunyi. Kegiatan pembelajaran sebaiknya dirancang sebaik mungkin agar keterlibatan
siswa dalam pembelajaran maksimal. Media pembelajaran sangat dibutuhkan karena merupakan segala sesuatu yang mampu menyampaikan isi pesan berupa
materi ajar dari pengirim pesan kepada penerima pesan untuk suatu tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran bermacam-macam jenisnya, salah satunya adalah media audio-visual. Yakni media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
ataupun materi ajar yang berupa gambar dan suara yang dipadukan menjadi satu. Sehingga pada proses penyampaian materi IPS mengenai jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia kiranya pas disajikan dengan media audio-visual. Disamping itu sarana dan prasarana yang dibutuhkan pun memadai, sehingga pada
proses penyajian materi tersebut peneliti menayangkan beberapa gambar hidup serta video konkret mengenai kegiatan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Dari
video tersebut siswa dapat melihat secara jelas kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi pada beberapa kejadian nyata pelaku kegiatan ekonomi. Saat siswa
mengamati kegiatan pada video tersebut maka peran indera penglihat dan pendengar berjalan dengan baik untuk menangkap informasi. Pengalaman langsung
melalui pengamatan ini memberikan kesan utuh dan bermakna, sehingga menciptakan pengetahuan baru. Pandangan siswa pun tertuju pada video dan fokus
terhadap materi tersebut. Kondisi seperti ini akan menciptakan rasa penasaran yang tinggi pada siswa, sehingga akan merangsang siswa untuk bertanya mengenai isi
video dan materi yang saling berkaitan sebagai bentuk konfirmasi mereka. Aktivitas lain yang dapat dimunculkan dari penyajian video ini yakni pemberian tugas
melalui pengamatan, serta pengerjaan tugas secara berdiskusi menurut materi yang telah disampaikan melalui video tadi.
Pada setiap aktivitas tersebut diadakan proses penilaian untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar. Dalam penilaian tersebut dibutuhkan aspek
perkembangan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga peneliti yakin bahwa penggunaan media audio-visual pada mata pelajaran IPS kelas
V SD Kanisius Gayam I meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
2.3 Hipotesis Tindakan