3.2.4 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPS untuk meningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan media audio-
visual pada kompetensi dasar IPS 1.5. Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Permasalahan dalam pembelajaran SD Kanisius Gayam I terdapat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS pada kelas V. Berdasarkan setting
penelitian yang digunakan tersebut, peneliti memiliki beberapa alasan dalam penentuan subjek dan objek penelitian yang ditemukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi nilai siswa. Subjek dan objek penelitian tersebut digunakan dengan beberapa pertimbangan yang telah dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan guru kelas V SD Kanisius Gayam I sebelum penelitian dilakukan. Oleh karena itu, permasalahan yang nampak dalam pembelajaran IPS tersebut
diatasi oleh peneliti dengan penggunaan media audio-visual. Hal ini tidak terlepas dari persetujuan dari guru kelas V dengan melihat kajian materi yang digunakan
sebagai subjek penelitian dan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung di SD Kanisus Gayam I. Dengan demikian, penelitian dilakukan pada
siswa kelas V SD Kanisius Gayam I dalam mata pelajaran IPS dengan penggunaan media audio-visual.
3.3 Persiapan
Adapun persiapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini: a.
Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam I untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan wawancara pada guru untuk mengetahui gambaran mengenai
keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. c.
Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai tingkah laku siswa sebagai bentuk keaktifan belajar.
d. Merumuskan masalah yang terjadi pada pembelajaran.
e. Menyusun proposal penelitian
f. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok.
g. Menyusun silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, instrumen penilaian, rubrik
pengamatan keaktifan, pedoman wawancara kepada guru dan siswa. h.
Mempersiapkan media dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas misalnya: nomor absen siswa dan nomor kelompok, alat peraga.
i. Membuat gambaran awal mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa
kelas V ada mata pelajaran IPS.
3.4 Rencana Setiap Siklus
Siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dimana setiap kali petemuaan beralokasikan waktu 2JP 2x35 menit. Adapun rincian kegiatannya
sebagai berikut:
3.4.1 Perencanaan penelitian
Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, soal
evaluasi, bahan ajar, instrumen penelitian dan media pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2 Pelaksanaan tindakan
Guru melaksanakan tindakan dari RPP yang telah dibuat oleh peneliti menggunakan media audio
–visual. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang akan dicapai
dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. b.
Siswa dibagi dalam 8 kelompok diskusi, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok diskusi mengemukakan pendapat untuk menyelesaikan
masalah mengenai materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. c.
Siswa mengamati usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui penayangan video yang disajikan oleh guru.
d. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai video yang telah
ditayangkan untuk menggali wawasan siswa. e.
Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru kemudian melaporkan hasil diskusi di depan kelas.
3.4.3 Observasi.
Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung a.
Mengobservasi keaktifan siswa dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah tersedia.
b. Melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur keberhasilan siswa.
c. Mendokumentasi proses belajar mengajar.
3.4.4 Refleksi
Setelah melakukan observasi maka hasil tes tertulis dan rubrik penilaian setiap aspek siswa dinilai. Hasil tes dan non tes tersebut nantinya digunakan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara
interview, dokumentasi dan observasi. Pada bagian ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti.
3.5.1 Wawancara
Pihak yang berperan sebagai narasumber dalam kegiatan wawancara ini adalah guru kelas V SD Kanisius Gayam I Yogyakarta. Peneliti menanyakan
informasi mengenai prestasi siswa, kegiatan siswa di kelas selama pembelajaran, metode yang digunakan guru, sarana dan prasarana, dan media yang menunjang
proses pembelajaran di kelas. Informasi-informasi tersebut peneliti gunakan untuk memperkuat landasan dalam upaya menyelesaikan masalah dalam pembelajaran
IPS. Peneliti tidak menggunakan panduan atau pedoman wawancara untuk mencari informasi-informasi secara lisan dengan guru tersebut. Hal ini dikarenakan guru
sebagai narasumber tidak ingin suasana menjadi terlihat kaku dalam kegiatan wawancara. Dengan kata lain peneliti melakukan jenis kegiatan wawancara tersebut
atas pemintaan guru, sehingga peneliti bebas untuk menggali informasi-informasi terkait masalah pembelajaran namun tetap terarah.
Menurut Arikunto 2010:265, “interview bebas terjadi di mana
pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan dikumpulkan”. Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti tidak dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan tertentu
sehingga topik pembicaraan dapat berkembang sesuai informasi yang dibutuhkan pewawancara. Hal ini dapat menciptakan suasana yang lebih akrab antara guru dan
peneliti serta tidak disadari secara langsung bahwa kegiatan yang terjadi adalah wawancara.
3.5.2 Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi yang peneliti lakukan bertujuan untuk mengetahui prestasi atau capaian belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS. Sumber-sumber data yang diperoleh peneliti berupa nilai ulangan harian dan nilai Ujian Tengah Semester UTS SD Kanisius Gayam I tahun ajaran
20142015.
3.5.3 Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh peneliti sebanyak dua kali pada awal sebelum penelitian untuk memperoleh data keaktifan di kondisi awal dan ketika
penelitian dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan oleh peneliti di awal sebelum penelitian adalah dengan mengamati secara langsung
kegiatan belajar mengajar di kelas pada saat mata pelajaran IPS kelas V SD Kansius Gayam I. Peneliti mengumpulkan data melalui kegiatan observasi langsung ini,
yaitu dengan menggunakan pengisian turus pada lembar observasi untuk setiap kegiatan atau aktifitas yang dilakukan siswa. Selain itu dilakukan mencatat atau
membuat gambaran seluruh aktivitas dan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, dan metode maupun media yang
digunakan guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan observasi langsung ini, peneliti mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sehingga
dengan melihat data-data nilai siswa dokumentasi pada mata pelajaran IPS dapat
diketahui keterkaitan antara keaktifan dan prestasi belajar siswa. 3.6
Instrumen Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian di atas, penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Berikut ini adalah uraian indikator
keberhasilan dari masing-masing variabel dalam penelitian. Untuk variabel keaktifan akan diukur menggunakan lembar observasi. Instrumen penilaian yang
digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa dengan soal evaluasi pilihan ganda dan rubrik penilaian aspek kognitif produk, afektif dan psikomotorik. Instrumen
tersebut secara singkat dituliskan pada tabel III.1. Tabel III.1: Variabel dan Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator
Data Jenis
Pe- ngumpul-
an Data
Instrumen Penelitian
1 Keaktifan 1. Bertanya kepada
guru dan atau teman.
2. Mengemukakan
pendapat dalam diskusi kelompok
Jumlah siswa
yang terlibat
Non tes
Observa- si
langsung Lembar
observasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Mengerjakan
tugas yang diberikan oleh
guru.
2
Prestasi belajar
siswa 1.
Prosentase jumlah
siswa yang
mencapai KKM
2. Siswa
yang mencapai
rata- rata kelas
Nilai tes evaluasi
siswa Tes
Non Tes
Tes tertulis
Lembar tes soal
pilihan ganda dan
rubrik penilaian
kognitif produk,
afektif, dan
psikomoto rik
Data yang terlihat pada tabel III.1 menunjukkan bahwa peneliti melakukan penelitian untuk mengukur variabel keaktifan dan presatasi belajar siswa. Pada
penilaian keaktifan, data diperoleh melalui kegiatan observasi langsung untuk melakukan penilaian secara non tes terhadap proses pembelajaran di kelas dengan
lembar observasi yang telah disusun sebelum penelitian dilakukan. Pada variabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prestasi belajar, peneliti mengumpulkan data melalui jenis penilaian tes secara tertulis. Instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa
dengan soal evaluasi pilihan ganda dan rubrik penilaian aspek kognitif produk,
afektif dan psikomotorik. 3.6.1 Tes
Teknik pengumpulan data melalui tes yang dilakukan peneliti dalam penelitiannya bertujuan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas
V SD Kanisius Gayam 1 terhadap mata pelajaran IPS materi usaha dan kegiatan ekonomi. Peneliti menggunakan tes tertulis dalam penelitiannya. Menurut Abdul
Jabar Arikunto 2008:114 tes tertulis adalah tes yang tertulis dan dijawab secara tertulis pula. Kekuatan tes tertulis adalah kemampuan memilih kata-kata, kekayaan
informasi, kemampuan berbahasa, kemampuan memadukan ide-ide, dan proses berpikir peserta tes dapat dilihat dengan nyata. Dalam penelitiannya peneliti
menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu, dengan jumlah 40 butir soal berbentuk pilihan ganda. Skor untuk soal pilihan ganda yaitu 1 jika jawaban siswa benar dan
0 jika jawaban siswa salah. Berikut ini rumusan mengenai kisi-kisi soal pada tabel III.2.
Tabel III.2: Kisi – kisi soal evaluasi
Standar Kompetensi
Kompete nsi Dasar
Indikator Nomor soal
1. Menghargai berbagai
1.5. Mengenal
1.5.1 Mendeskripsikan jenis usaha ekonomi di Indonesia
2, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 27
peninggalan dan tokoh
sejarah yang berskala
nasional, pada masa Hindu,
budha dan Islam,
keragaman kenampakan
alam, suku bangsa, serta
kegiatan ekonomi di
Indonesia. jenis-jenis
usaha dan kegiatan
ekonomi di
Indonesia 1.5.2 Menemukan contoh jenis-
jenis usaha ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
1.5.3. Mengklasifikasikan contoh usaha ekonomi berdasarkan
jenisnya
1.5.4 Menyebutkan pengertian kegiatan ekonomi di Indonesia
1.5.5 Memberikan contoh kegiatan produksi
1.5.6 Memberikan contoh kegiatan konsumsi
1.5.7 Memberikan contoh kegiatan distribusi.
3, 9, 18, 23, 28, 31, 34
6, 7, 15, 20, 22, 30, 35, 40
32, 38, 39 8, 24, 26
25, 36 1, 16
33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.8 Menyusun papan ranking berlian pentingnya menghargai
usaha pelaku kegiatan ekonomi
1.5.9 Menjelaskan jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
1.5.10 Mengklasifikasikan contoh- contoh usaha dan kegiatan ekonomi
di Indonesia 14, 17, 21
19, 29, 37
3.6.2 Non Tes
Penilaian non tes yang digunakan peneliti yaitu menggunakan lembar observasi keaktifan untuk mengukur unsur keaktifan belajar. Lembar pengamatan
ini diisi oleh peneliti dan observer pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung. Juga menggunakan rubrik penilaian aspek kognitif produk, afektif dan
psikomotorik untuk mengukur sumbangan prestasi belajar siswa. Berikut ini penjelasan mengenai instrumen penelitian yang peneliti gunakan:
3.6.2.1 Lembar Observasi Keaktifan
Lembar observasi keaktifan digunakan untuk mendapatkan data tentang semua indikator keaktifan pada setiap pertemuan dalam siklus. Indikator dalam
lembar observasi keaktifan tersebut yakni: bertanya kepada guru dan atau teman, mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok, dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Lembar observasi tersebut diisi oleh peneliti menggunakan turus pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui tingkat
keaktifannya peneliti menggunakan kriteria dalam penilaiannya. Untuk turus dengan rata-rata 1-4 memiliki kualitas sangat kurang aktif, turus dengan rata-rata di
atas 4-6 memiliki kualitas kurang aktif, turus dengan rata-rata di atas 6-8 memiliki kualitas aktif, turus dengan rata-rata di atas 8 memiliki kualitas sangat tinggi. Untuk
lebih jelasnya lembar observasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.
3.6.2.2 Rubrik Penilaian Kognitif Produk
Penilaian rubrik ini mengacu pada nilai kelompok, jadi setiap siswa dalam satu kelompok memiliki nilai yang sama. Rubrik ini digunakan untuk menilai
kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas pada LKS. Pengukuran rubrik penilaian tersebut diisi menggunakan teori skala Likert dengan interval 1 sampai 5, untuk
skor 3 dianggap ragu-ragu karena untuk skor 3 dianggap tidak berpendapat. Selain itu, skor tersebut berada di tengah-tengah antara interval 1 sampai 5 yang
merupakan posisi skor relatif sulit untuk menentukan baik atau buruk, jadi setuju tidak dan tidak setuju pun tidak atau dapat dikatakan netral. Menurut Arifin
2009:162, “options pada skala Likert tidak disusun secara berurutan, tetapi dicampuradukkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya jawaban yang
mempunyai kecenderungan untuk memilih tempat yang sama. Kecenderungan memilih nomor-nomor ini karena menggunakan option
yang sudah diurutkan”. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk menilai setiap
indikator dalam rubrik. Peneliti menentukan kriteria penskoran jika skor yang diperoleh adalah 1 berarti memiliki kualitas sangat kurang, skor 2 memiliki kualitas
kurang, skor 3 berarti tidak berpendapatnetral baik tidak, kurang baik pun tidak, skor 4 memiliki kualitas baik dan skor 5 memiliki kualitas sangat baik. Untuk tabel
mengenai lembar penilaian produk ada pada lampiran 3.
3.6.2.3 Rubrik Penilaian Afektif
Rubrik penilaian aspek afektif digunakan untuk mengukur kepercayaan diri siswa saat proses presentasi pada setiap pertemuan dalam siklus. Kegiatan yang
perlu diamati adalah ketika proses presentasi dengan indikator acuan 1 intonasi berbicara stabil saat presentasi, indikator 2 lancar berbicara saat presentasi,
indikator 3 volume suara stabil saat presentasi. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk menilai setiap indikator dalam rubrik. Peneliti
menentukan kriteria penskoran jika skor yang diperoleh adalah 1 berarti memiliki kualitas sangat kurang, skor 2 memiliki kualitas kurang, skor 3 berarti tidak
berpendapatnetral baik tidak, kurang baik pun tidak, skor 4 memiliki kualitas baik dan skor 5 memiliki kualitas sangat baik. Untuk lembar penilaian rubrik afektif
terdapat pada lampiran 3.
3.6.2.4 Rubrik Penilaian Psikomotor
Rubrik penilaian aspek psikomotorik digunakan untuk menilai kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas bersama dengan kelompok diskusinya. Rubrik
ini digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik yang terdapat dalam siklus pada setiap pertemuan. Kegiatan yang perlu diamati adalah ketika proses pengerjaan
tugas LKS pada setiap pertemuan. Adapun indikator sebagai acuan penilaiannya, yakni indikator 1 menyelesaikan tugas tepat waktu; indikator 2 mengemukakan
pendapat untuk menjawab soal; indikator 3 memberi tanggapan atas pendapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teman. Pengukuran rubrik penilaian tersebut menggunakan teori yang sama pada rubrik penilaian afektif, yaitu menggunakan teori skala Likert dengan interval 1
sampai 5. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk menilai setiap indikator dalam rubrik. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan
5 untuk menilai setiap indikator dalam rubrik. Peneliti menentukan kriteria penskoran jika skor yang diperoleh adalah 1 berarti memiliki kualitas sangat
kurang, skor 2 memiliki kualitas kurang, skor 3 berarti tidak berpendapatnetral baik tidak, kurang baik pun tidak, skor 4 memiliki kualitas baik dan skor 5
memiliki kualitas sangat baik. Untuk tabel mengenai penilaian rubrik psikomotor ada pada lembar lampiran 3.
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen peneliti gunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian. Instrumen tersebut setelah disusun oleh
peneliti diujikan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada subjek penelitian. Berikut penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan
peneliti.
3.7.1 Validitas
Menurut Bungin, Burhan 2005:96,97 validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana.
Sedangkan menurut Masidjo 2010:242 validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan
valid dapat dilihat dari keadaan dirinya dan setelah diperbandingkan dengan suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf
validitas tertentu. Arifin 2009:248-258 menjelaskan tiap jenis validitas sebagai berikut:
a. validitas permukaan face validity, menggunakan kriteria sangat sederhana
karena hanya melihat dari sisi muka instrumen itu sendiri. Jika tes yang dilihat secara sepintas telah dianggap baik, maka tes tersebut tidak memerlukan
judgement yang mendalam karena telah memenuhi judgement yang mendalam; b.
validitas isi content validity, digunakan dalam penilaian hasil belajar sehingga sering disebut sebagai validitas kurikuler dan validitas perumusan.
Jenis validitas ini berkaiatan dengan taraf ketepatan tes terhadap materi yang relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Validitas ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara, meliputi mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi, melakukan diskusi dengan sesama pendidik atau mencermati kembali
substansi dari konsep yang akan diukur; c.
validitas empiris empirical validity, menggunakan teknik statistik yaitu analisis korelasi karena digunakan untuk mencari hubungan antara skor tes
dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan tolak ukur di luar tes yang bersangkutan dan harus relevan dengan apa yang akan diukur;
d. validitas konstruk, sering disebut sebagai validitas logis logical validity.
Analisis statistika yang digunakan dalam validitas konstruk antara lain dengan analisis faktor factor analysis, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang
diukur oleh setiap butir soal, berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu dan faktor-faktor yang diukur oleh suatu butir soal;
e. validitas faktor, sering digunakan skala pengukuran tentang suatu variabel
yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan dimensiindikator dari variabel yang diukur sesuai apa yang terungkap dalam
konstruksi teoritisnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga jenis validitas yaitu validitas
permukaan, validitas isi, dan validitas empiris. Hal ini dilakukan karena menurut peneliti keempat validitas tersebut telah memenuhi syarat untuk menyatakan valid
tidaknya suatu tes dari beberapa aspek. Pada jenis validitas empiris perhitungan dilakukan dengan menggunakan jenis statistika korelasi Product Moment. Secara
teoritis, rumus korelasi Product Moment Arifin, 2009:252adalah sebagai berikut: r
xy
=
∑ √ ∑ ² ∑y²
Keterangan: r = koefisien korelasi ∑xy = jumlah produk x dan y
Peneliti melakukan perhitungan hasil validitas empiris menggunakan jenis statistika korelasi Product Moment melalui SPSS 16.0 dengan
pertimbangan waktu pengerjaan yang lebih singkat mengingat peneliti memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian. Arifin 2009:25 mengatakan
bahwa koefisien korelasi dinotasikan dengan “r”. Pengujian instrumen pembelajaran perlu dilakukan untuk melihat kualitas instrumen yang digunakan
sebelum pembelajaran dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan. Menurut Priyatno 2010: 101 pengambilan keputusan valid tidaknya soal
berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka item dinyatakan tidak valid, jika nilai signifikansi 0,05 maka item dinyatakan valid. Nilai signifikansi
tiap item soal dapat dilihat pada nilai Sig 2-tailed pada out put hasil perhitungan validitas dari SPSS. Selain itu valid tidaknya soal juga diputuskan berdasar nilai
korelasi. Menurut Azwar dalam Priyatno 2010:21 “semua item yang mencapai koofisien korelasi minimal 0,30 daya
pembedanya dianggap memuaskan. Untuk batasan n tertentu dapat dilihat pada r tabel, jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item
dianggap valid, sedang jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.”
3.7.2 Reliabilitas
Menurut Bungin, Burhan 2005:96,97 reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya. Sedangkan Idrus
2009:130 mengatakan bahwa “reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya”. Menurutnya suatu tes dapat dikatakan reliabel jika alat ukur
tersebut akan memberi hasil yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapapun dan kapanpun.
Menurut Masidjo 2010: 310, reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan
tetap. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas yang disebut koefisien reliabilitas atau r
tt.
Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 samapi 1,00. Untuk
memberi arti koefisien reliabilitas yang diperoleh dipakai ancar-ancar besar koefisien, berikut ini merupakan kriteria korelasi reliabilitas menurut Masidjo
2010:243 yang dapat dilihat pada tabel III.3.
Tabel III.3 Koefisien Korelasi Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas
Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat Rendah
Tabel III.3 tersebut menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas yang terukur semakin tinggi maka semakin reliabel soal tersebut. Jadi, soal tersebut dipercaya
dapat diujikan pada siapapun dan kapanpun pengujian tersebut dilakukan. Reliabilitas soal pada penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan
SPSS, setelah diperoleh hasil pengerjaan soal tes evaluasi yang dilaksanakan di SD Negeri Gamol pada siswa kelas VI dan telah dihitung validitasnya. Kemudian
peneliti akan menggunakan soal yang sudah valid untuk menghitung reliabilitas dan soal tersebut akan digunakan untuk penelitian di SD Kanisius Gayam I.
3.7.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Peneliti menggunakan empat jenis validitas dalam penelitiannya yaitu dengan menggunakan validitas isi, validitas konstruk, validitas permukaan dan
validitas empiris.
3.7.3.1 Hasil Uji Validitas Isi
Peneliti melakukan uji validitas isi kepada beberapa pihak yang peneliti anggap mampu memberi penilaian terhadap instrumen pembelajaran yang
digunakan. Uji validitas isi dan konstruk mengenai instrumen pembelajaran yang peneliti lakukan melibatkan dosen Universitas Sanata Dharma, kepala sekolah SD
N Sambikerep, dan guru wali kelas SD Kanisius Gayam I. Pertimbangan peneliti melibatkan pihak-pihak tersebut adalah adanya keyakinan dari peneliti bahwa
ketiga ahli expert judgement tersebut adalah para ahli dalam mengkaji kurikulum. Oleh karena itu, unsur-unsur kurikulum yang disusun oleh peneliti dapat dilihat dari
beberapa aspek, meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Langkah ini dapat memperkuat kedua hasil jenis validitas ini sehingga perangkat pembelajaran
yang digunakan dapat dinyatakan valid untuk digunakan. Adapun instrumen pembelajaran dan penilaian yang diuji adalah silabus, RPP, soal evaluasi, lembar
observasi keaktifan, serta rubrik penilaian aspek kognitif produk, afektif, dan psikomotorik. Ketiga ahli expert judgement tersebut memberikan tanggapan yang
bermanfaat bagi peneliti. Tanggapan ataupun komentar yang ada pada penyusunan silabus dan RPP dapat dilihat pada tabel instrumen validasi desain pembelajaran
pada lampiran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor yang digunakan peneliti dalam validasi instrumen pembelajaran adalah menggunakan skala yang dikembangkan oleh Likert dengan interval 1 hingga 5.
Menurut Arifin 2009:162, “options pada skala Likert tidak disusun secara berurutan, tetapi dicampuradukkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
adanya jawaban yang mempunyai kecenderungan untuk memilih tempat yang sama. Kecenderungan memilih nomor-nomor ini karena menggunakan option yang
sudah diurutkan”. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk menilai setiap komponen penyusunan instrumen pembelajaran. Pada skor 3 berada
di tengah-tengah antara interval 1 sampai 5 yang merupakan posisi skor relatif sulit untuk menentukan baik atau buruk, maka dianggap tidak berpendapat. Peneliti
menentukan kriteria penskoran jika skor yang diperoleh adalah 1 berarti memiliki kualitas sangat buruk, skor 2 memiliki kualitas kurang buruk, skor 3 tidak
berpendapat baik tidak, buruk pun tidak, skor 4 memiliki kualitas baik dan skor 5 memiliki kualitas sangat baik. Peneliti memiliki batasan skor untuk melakukan
perbaikan jika skor penilaian berada di bawah skor 3,50 karena skor tersebut menunjukkan kriteria kurang baik, sedangkan jika skor berkisar dari 3,50 sampai di
atas 3,50, maka peneliti tidak melakukan perbaikan karena skor tersebut menunjukkan kriteria baik. Sistem penskoran tersebut digunakan peneliti untuk
menilai silabus dan RPP.
3.7.3.1.1 Hasil Validasi Silabus
Tujuh komponen penilaian dalam silabus meliputi kelengkapan unsur- unsur silabus komponen 1, kesesuaian antara SK, KD dan indikator komponen
2, kesistematisan kegiatan pembelajaran komponen 3, kesesuaian alokasi waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan materi dan kegiatan pembelajaran komponen 4, tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan komponen 5, kesesuaian teknik penilaian yang digunakan
dengan indikator komponen 6 dan penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku komponen 7. Hasil validasi silabus dapat dilihat pada tabel III.4.
Tabel III.4 Hasil Validasi Silabus
No. Validator Komponen Penilaian
Rerata 1
2 3
4 5
6 7
1. Validator 1 5
5 4
4 4
4 5
4,28 2. Validator 2
4 5
4 4
4 4
4 4,14
3. Validator 3 5
5 5
4 5
5 5
4,86
Jumlah 14
15 13
12 13
13 14
13,43 Rerata
4,7 5,0
4,3 4
4,3 4,3
4,7 4,48
Hasil penilaian pada tabel III.4 terlihat berbeda pada tiap validator. Secara kuantitatif, ketiga validator rata-rata memberi skor 4,7 untuk komponen 1 dan 7,
skor 5,0 untuk komponen 2, skor 4,3 untuk komponen 3, dan skor 4 untuk komponen 4. Rata-rata setiap validator memberikan penilaian untuk ketujuh
komponen sebesar 4,48 yang artinya skor tersebut menunjukkan bahwa setiap validator memberikan komentar yang baik pada penyusunan silabus karena sudah
melampaui target yang ditentukan oleh peneliti. Dilihat dari rata-rata penilaian per item dan rata-rata ketiga validator, data menunjukkan bahwa skor berada di atas
3,50. Secara kualitatif, skor tersebut menunjukkan bahwa penyusunan tiap komponen silabus dinyatakan baik sehingga peneliti tidak melakukan perbaikan.
3.7.3.1.2 Hasil Validasi RPP
Instrumen pembelajaran berikutnya adalah penilaian RPP. Hasil validitas RPP siklus 1 dapat diketahui pada tabel III.5.
Tabel III.5 Hasil Validasi RPP untuk Siklus 1
No Validator
Komponen Penilaian Rerata
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14
1. Validator 1 4 5
4 4
4 5
5 4
4 5
4 5
5 5
4,50 2. Validator 2 4
5 5
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4,14
3. Validator 3 4 5
4 5
5 4
5 5
5 5
4 5
5 5
5,28
Jumlah 12 15 13 13 13 13 14 13 13 14 12 14 14 14 13,36 Rerata
4, 00
5, 00
4, 33
4, 33
4, 33
4, 33
4, 67
4, 33
4, 33
4, 67
4, 00
4, 67
4, 67
4, 67
4,45
Tabel III.5 tersebut menunjukkan bahwa terdapat 14 komponen penyusunan RPP. Komponen penilaian tersebut meliputi kelengkapan unsur-unsur RPP
komponen 1, kesesuaian SK dan KD komponen 2, kesesuaian indikator pencapaian kompetensi dengan SK dan KD komponen 3, kesesuaian rumusan
tujuan pembelajaran dengan indikator komponen 4, kesesuaian materi ajar dengan SK dan KD komponen 5, ketepatan dalam memilih modelmetode pembelajaran
komponen 6, tingkat kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan indikator, tujuan dan modelmetode komponen 7, penilaian yang dilakukan dapat mencerminkan
indikator yang digunakan komponen 8, tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan komponen 9, tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan
komponen 10, ketepatan pemilihan media pembelajaran komponen 11, kesesuaian Lembar Kerja Siswa LKS dengan kegiatan pembelajaran komponen
12, kesesuaian materi ajar dengan materi pokok komponen 13 dan penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku komponen 14.
Rata-rata skor yang diperoleh pada masing-masing item komponen penilaian yang terlihat pada tabel III.5 tersebut menunjukkan skor di atas 3,50,
begitu juga skor yang diberikan oleh ketiga validator. Rata-rata skor yang diberikan setiap validator sebesar 4,45 yang berarti skor sudah melampaui target yang telah
ditentukan oleh peneliti. Skor tersebut menunjukkan bahwa setiap validator menyatakan penyusunan silabus termasuk dalam kriteria baik karena skor berada di
atas 3,50. Jika meninjau kembali komentar yang diberikan oleh validator, maka peneliti melakukan perbaikan pada komponen 13, yaitu kelengkapan instrumen
penilaian. Peneliti melakukan perbaikan meskipun skor pada komponen 13 sebesar 4,67 4,7. Peneliti memperbaiki kegiatan dan cara penskoran LKS. Dengan
demikian, secara umum peneliti dapat menyatakan RPP yang disusun termasuk dalam kriteria baik dilihat dari segi kuantitatif dan kualitatif.
3.7.3.2 Hasil Uji Validitas Permukaan
Validitas berikutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah validitas permukaan terhadap instrumen pembelajaran berupa lembar observasi yang
digunakan peneliti dalam penelitian yang diujikan kepada dosen Universitas Sananta Dharma yang ahli dalam bidang evaluasi pembelajaran. Namun karena
keterbatasan waktu peneliti melaksanakan uji validitas permukaan kepada dosen lain yang peneliti anggap mampu melakukan uji validitas tersebut. Validitas yang
dilakukan peneliti tidak berhasil dalam satu kali pengujian sehingga peneliti melakukan perbaikan pada instrumen berupa rubrik penilaian afektif dan
psikomotorik yang disusun. Peneliti memperbaiki indikator pada rubrik tersebut serta cara penskoran. Hasil validitas diperoleh setelah melakukan dua kali validasi.
Tanggapan atau kritik dan saran yang diberikan oleh expert judgement, antara lain “karena pengerjaan LKS dalam kelompok sebaiknya pada rubrik psikomotor cara
penilaian untuk satu kelompok hasiln ya sama”, tanggapan lain, “pada indikator-
indikator rubrik aspek afektif, sebaiknya indikatornya lebih spesifik lagi atau diperjelas lagi, intonasi yang seperti apa, volume yang bagaimana?”. Beberapa
tanggapan yang muncul tersebut mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan terhadap rubrik penilaian yang disusun. Expert judgement tersebut ikut memberi
sumbangan jawaban atas beberapa persoalan tersebut shingga peneliti sangat dimudahkan dalam perbaikan rubrik penilaian.
Validitas permukaan yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya yaitu melibatkan tiga siswa kelas VI dan guru kelas V SD Kanisius Gayam I. Peneliti
memiliki dua pertimbangan atas dua pihak yang berbeda tersebut. Pertimbangan pertama dari segi siswa adalah siswa kelas VI telah mendapat materi yang diujikan
dalam penelitian yaitu pada materi usaha dan kegiatan perekonomian di Indonesia. Di lain hal, pada pertimbangan kedua dari segi guru bahwa guru kelas V memiliki
pengalaman dalam dunia pendidikan yang cukup baik sehingga dapat memberikan kritik dan saran terhadap kualitas soal yang disusun dari segi tampilan.
Pada saat melakukan uji validitas permukaan, diperoleh tanggapan dari siswa pada pengujian soal, “Pulau Roti itu dimana mbak?”, “perkebunan itu
termasuk dalam bidang pertanian juga ya mbak? ”, “pedagang asongan yang kaya
gimana ya mba, aku lupa?”. Pada pihak guru, soal yang peneliti susun diberikan kritik dan saran yang berguna bagi kualitas soal, misalnya
“Diani nanti media audio visualnya ditayangkan video mengenai kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi
dalam satu rangkaian kegiatan secara nyata, misalnya dari produksi air mineral, pendistribusiannya, lalu konsumennya”. Saran lain pada RPP, “tata tulis dan letak
tanda tangan harusnya jangan di lembar sendiri begini, tulisan atau kalimat di atasnya harus disertakan pada satu lembar yang ada tanda tangan ini”.
Pertanyaan-pertanyaan, kritik dan saran yang muncul tersebut memberikan manfaat bagi peneliti agar lebih cermat dan berhati-hati dalam menyusun kelengkapan
perangkat pembelajaran.
3.7.3.3 Hasil Uji Validitas Empiris
Peneliti melakukan validitas empiris yang berjumlah 40 soal pilihan ganda. Empat puluh soal tersebut dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator soal
evaluasi yang telah dibuat, kemudian 40 soal tersebut diuji empiris pada 39 siswa kelas VI SD Negeri Gamol. Hasil pekerjaan siswa pada validitas empiris
dihitung dengan menggunakan program SPSS 16. Perhitungan hasil validitas empiris dilakukan melalui SPSS 16 dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment dari Pearson. Data yang ditunjukkan pada hasil perhitungan validitas tersebut adalah dari 40 soal terdapat 20 soal yang valid pada pengujian
soal. Adapun tahapannya, setelah soal diujikan peneliti mengoreksi pekerjaan
siswa, pada masing-masing soal jika benar memperoleh nilai 1 sedangkan jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
salah memperoleh nilai 0. Setelah dikoreksi semua, peneliti menuliskan skor tersebut dalam microsoft excel, jika data semua sudah lengkap maka skor
tersebut di copy dan diletakkan pada program SPSS kemudian membuka analyze mencari correlate kemudian bivariate. Metode pengambilan keputusan untuk uji
validitas soal menggunakan SPSS dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu dilihat dari signifikansi dan berdasar nilai korelasi. Menurut Priyatno
2010: 101 pengambilan keputusan valid tidaknya soal berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka item dinyatakan tidak valid, jika nilai
signifikansi 0,05 maka item dinyatakan valid. Nilai signifikansi tiap item soal dapat dilihat pada nilai Sig 2-tailed pada out put hasil perhitungan validitas dari
SPSS. Selain itu valid tidaknya soal juga diputuskan berdasar nilai korelasi. Menurut Azwar dalam Priyatno 2010:21
“semua item yang mencapai koofisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Untuk batasan r tabel maka dengan n =
39 maka didapat r tabel sebesar 0,316, artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedang jika kurang dari
batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.” Adapun hasil uji validitas soal dapat dilihat pada Tabel III.6 dibawah ini.
Tabel III.6 Hasil Perhitungan Validitas Empiris dengan Menggunakan SPSS16
No r hitung r tabel
Sig 2- tailed
signifikansi Keputusan
1 0,362
0,316 0,050
0,050 Valid
2 0,446
0,316 0,014
0,050 Valid
3 0, 183
0,316 0,332
0,050 Tidak Valid
4 0,217
0,316 0,250
0,050 Tidak Valid
5 0, 547
0,316 0,002
0,050 Valid
6 0,466
0,316 0,009
0,050 Valid
7 0,272
0,316 0,146
0,050 Tidak Valid
8 0,301
0,316 0,106
0,050 Tidak Valid
9 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
10 0,272
0,316 0,146
0,050 Tidak Valid
11 0,020
0,316 0,918
0,050 Tidak Valid
12 0, 688
0,316 0,000
0,050 Valid
13 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
14 0,809
0,316 0,000
0,050 Valid
15 0,092
0,316 0,630
0,050 Tidak Valid
16 0,110
0,316 0,562
0,050 Tidak Valid
17 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
18 -0,133
0,316 0,483
0,050 Tidak Valid
19 0,488
0,316 0,006
0,050 Valid
20 0,176
0,316 0,351
0,050 Tidak Valid
21 -0,179
0,316 0,343
0,050 Tidak Valid
22 0,446
0,316 0,014
0,050 Valid
23 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
24 0,430
0,316 0,018
0,050 Valid
25 0,533
0,316 0,002
0,050 Valid
26 0,386
0,316 0,035
0,050 Valid
27 0,441
0,316 0,015
0,050 Valid
28 -0,052
0,316 0,785
0,050 Tidak Valid
29 0,532
0,316 0,002
0,050 Valid
30 0,911
0,316 0, 000
0,050 Valid
31 0,471
0,316 0,009
0,050 Valid
32 0,567
0,316 0,001
0,050 Valid
33 0,351
0,316 0,000
0,050 Valid
34 0,404
0,316 0,027
0,050 Valid
35 0,728
0,316 0,001
0,050 Valid
36 0,404
0,316 0,027
0,050 Valid
37 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
38 -0,075
0,316 0,693
0,050 Tidak Valid
39 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
40 -
0,316 -
0,050 Tidak Valid
Untuk indikator dan nomor soal sebelum dan sesudah validitas dapat dilihat pada tabel III.7 di bawah ini.
Tabel III.7 Indikator dan Nomor Soal Tes Sebelum Validitas dan Sesudah Validitas
Indikator pencapaian Nomor soal sebelum
uji validitas Nomor soal sesudah
uji validitas
1.5.1 Mendeskripsikan jenis usaha ekonomi di Indonesia
1.5.2 Menemukan contoh jenis- jenis
usaha ekonomi
dalam kehidupan sehari-hari
1.5.3. Mengklasifikasikan contoh usaha
ekonomi berdasarkan
jenisnya
1.5.4 Menyebutkan
pengertian kegiatan ekonomi di Indonesia
2, 4, 5, 10, 11, 12, 13, 27
3, 9, 18, 23, 28, 31, 34
6, 7, 15, 20, 22, 30, 35, 40
32, 38, 39 2, 3, 5, 12
11, 15, 18
4, 8, 14, 19
16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari perhitungan validitas yang dihitung menggunakan SPSS 20 dapat diketahui bahwa dari 40 soal yang diujikan secara empiris ada 20 soal yang valid
1.5.5 Memberikan contoh kegiatan produksi
1.5.6 Memberikan contoh kegiatan konsumsi
1.5.7 Memberikan contoh kegiatan distribusi.
1.5.8 Menyusun papan ranking berlian
pentingnya menghargai
usaha pelaku kegiatan ekonomi
1.5.9 Menjelaskan jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
1.5.10 Mengklasifikasikan contoh- contoh
usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia
8, 24, 26
25, 36
1, 16
33
14, 17, 21
19, 29, 37 9
20, 10
1
17
6
7, 13
Jumlah soal 40
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan akan peneliti gunakan dalam penelitian untuk siswa kelas V SD Kanisius Gayam I.
3.7.3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Menurut Masidjo 2010 : 209 reliabilitas suatu tes ialah taraf sampai dimana suatu tes dapat menunjukkan konsistensi hasil pengukuran dalam bentuk
ketetapan dan ketelitian suatu hasil. Jadi reliabilitas adalah kestabilan dan keajegan konsistensi suatu tes yang telah diuji dan terdapat data-data yang yang tidak
menunjukan penyimpangan atau perbedaan yang berarti. Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan secara empiris oleh peneliti setelah soal diujikan di
lapangan. Taraf reliabilitas suatu tes dapat dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas. Masidjo 2010 : 141 menjelaskan koefisien reliabilitas dapat
dinyatakan dalam suatu bilangan dari negatif 1,00 sampai 1,00. Koefisien tersebut
dapat dilihat pada lampiran. Tabel III.8 Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas soal evaluasi peneliti hitung dengan menggunakan Program SPSS 16 untuk 20 item soal yang valid. Hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi
dengan program SPSS 16 menghasilkan nilai reliabilitas yaitu sebesar 0,996 yang
Koefisien korelasi Kriteria
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0, 41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan reliabilitas dengan Program SPSS 16 dapat dilihat pada lampiran III.9.
Tabel III.9 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based
on Standardize
d Items N of Items
.996 .999
20
3.8 Teknik Analisis Data
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah analisis data penelitian. Data penelitian yang diperoleh berupa data keaktifan dan
prestasi belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar 1.5. Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Analisis data dilakukan untuk
mengetahui capaian data keaktifan dan prestasi belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan media audio-visual pada mata pelajaran IPS.
3.8.1 Analisis Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar diketahui dari kegiatan observasi selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti. Observasi dilakukan
dengan instrumen lembar observasi keaktifan yang telah peneliti susun. Terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tiga indikator keaktifan meliputi bertanya jawab kepada guru dan atau teman, mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Lembar obervasi ini diisi dengan menggunakan tally atau turus jika terlihat siswa melakukan kegiatan yang ada pada indikator keaktifan selama
pembelajaran. Jumlah tally yang didapatkan dihitung secara kesluruhan pada tiap indikatornya, kemudian dibagi dengan jumlah seluruh siswa. Pada perhitungan ini
diperoleh rerata mean data keaktifan pada setiap indikator. Menurut Masidjo 2010:123, “mean M atau rerata adalah angka rata-rata hitung. Angka rata-rata
dicari dengan jalan membagi jumlah semua skor ∑X dengan jumlah siswa N”. Sama halnya dengan pengertian tersebut, Sugiyono 2012:49 menjelaskan bahwa
“mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata mean ini didapat dengan menjumlahkan data
seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut”. Jadi, cara perhitungan rerata merupakan
langkah perhitungan untuk memperoleh data relatif perolehan setiap anggota dalam suatu kelompok.
Peneliti menghitung jumlah tally yang diperoleh dengan menggunakan rumus mean menurut Masidjo 2010:123 sebagai berikut:
Dimana: M = mean
∑X = jumlah semua skor N = jumlah siswa
∑ = jumlah total M = ∑X
N PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil perolehan data keaktifan setiap siswa dalam kelas dihitung dengan cara membandingkan jumlah tally yang diperoleh siswa dengan rerata pada indikator
tertentu. Keaktifan belajar siswa dinyatakan siswa aktif dan kurang atau tidak aktif dilihat berdasarkan perbandingan tally yang diperoleh siswa dengan rerata pada
setiap indikator. Jika keaktifan belajar siswa lebih besar atau sama dengan mean, maka siswa tersebut dinyatakan aktif. Sedangkan jika keaktifan belajar siswa lebih
kecil dari mean, maka siswa tersebut dinyatakan kurang atau tidak aktif.
3.8.2 Analisis Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa ditentukan dari penilaian tes dan non tes. Instrumen pembelajaran yang digunakan peneliti pada jenis penilaian tes adalah soal pilihan
ganda objektif. Pada penilaian non tes, peneliti menggunakan rubrik penilaian pada aspek kognitif produk, afektif dan psikomotorik. Penjelasan tentang cara
menganalisis prestasi belajar siswa seperti berikut. Mengetahui prestasi belajar siswa tentang materi usaha dan kegiatan
perekonomian di Indonesia, peneliti menyediakan soal-soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa pada akhir siklus. Soal-soal tersebut adalah soal pilihan ganda.
Selain soal evaluasi terdapat penilaian proses belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Analisis skor hasil prestasi belajar ditempuh dengan
membandingkan kondisi awal, dan akhir siklus. Langkah-langkah penyekorannya sebagai berikut:
1 Penyekoran nilai kognitif
Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0
2 Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa
3 Menghitung nilai siswa dengan rumus:
a Nilai kognitif
Nilai kognitif =
a S
a a
x b
Nilai afektif Nilai afektif =
a S
a a
x c Nilai psikomotorik
Nilai psikomotorik =
a S
a a
x 4
Menghitung nilai akhir Nilai Akhir =
∑ nilai akhir rubrik setiap aspek + nilai evaluasi 4
Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus: SR ∶
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah seluruh siswa
5 Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus
Persentase =
a wa ya a e ca a
M a e
wa
X
3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan untuk keaktifan diukur menggunakan turus melalui kegiatan observasi dalam proses pembelajaran, dan indikator keberhasilan untuk
prestasi belajar diukur dengan menggunakan ketercapaian KKM dan nilai rata-rata kelas. Indikator Keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
dapat dilihat pada tabel III.10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III.10:Indikator Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi Belajar No Variabel
Indikator Deskriptor
Kondisi awal
Target
1 Keaktifan
Bertanya kepada guru
dan atau teman Rata-
rata jumlah
turus siswa
yang bertanya
pada guru dan atau
teman 3,71
sangat kurang
aktif 6,10
aktif
Mengemukakan gagasan dalam
diskusi Rata-rata
jumlah turus
siswa yang
mengemukakan gagasan dalam
diskusi 3,47
sangat kurang
aktif 6,50
aktif
Mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
Rata-rata jumlah
turus siswa
yang mengerjakan
tugas yang
diberikan oleh
guru 5,58
kurang aktif
6,50 aktif
Rata –rata jumlah turus keaktifan dari 3 indikator
4,25≈4,2 kurang
aktif 6,30
≈6,3 aktif
2 Prestasi
Nilai rata-rata
kelas Jumlah
nilai seluruh
siswa dibagi
jumlah siswa
60,10 67,00
Nilai KKM
yang diperoleh
peserta didik Jumlah
siswa tuntas KKM
36,84 55
Dalam tabel indikator keberhasilan III.10, peneliti menetapkan target pada variabel keaktifan untuk indikator I yang pada kondisi awal menunjukkan sangat kurang
aktif terbukti rata-rata keaktifan dari 3,71 menjadi aktif dengan target rata-rata 6,10, untuk indikator 2 kondisi awal 3,47 sangat kurang aktif menjadi 6,50 aktif,
dan untuk indikator 3 kondisi awal 5,58 kurang aktif menjadi 6,50 aktif. Rata- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rata dari seluruh indikator untuk kondisi awal 4,25≈4,2 kurang aktif peneliti menetapkan target menjadi 6,30≈6,3 aktif untuk rata-rata seluruh indikator. Pada
variabel prestasi kondisi awal untuk nilai rata-rata kelas 60,10 dan peneliti menetapkan target 67 serta untuk persentase pencapaian kondisi awal pada nilai
KKM yang diperoleh siswa hanya 36,84 dan peneliti menetapkan target menjadi 55. Maka dilihat dari hasil penelitian dalam tindakan pada siklus I tersebut,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa siklus dihentikan apabila hasil keaktifan dan prestasi belajar meningkat dan sudah mencapai dan atau melampaui pencapaian
target. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan tentang seluruh hasil penelitian terdapat pada bagian ini. Berikut ini adalah hasil penelitian berupa keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa
kelas V SD Kanisius Gayam I dan pembahasannya.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses PTK
Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan pada hari Kamis 26 November 2015, Senin 30 Desember 2015, dan Selasa 1 Desember 2015. Dalam penelitian
tersebut peneliti mengambil materi Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia dengan menggunkan media audio-visual. Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Jumlah siswa sebagai subjek penelitian adalah 38 anak. Pada pertemuan pertama siswa mengamati video yang
diputarkan oleh guru tentang jenis-jenis usaha, kemudian siswa mengerjakan soal LKS yang berhubungan dengan video tersebut, setelah mengerjakan LKS beberapa
kelompok diminta maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pertemuan kedua guru memutarkan video mengenai kegiatan ekonomi di Indonesia, kemudian
setiap kelompok membuat kesimpulan secara lisan dengan mempresentasikannya dalam diksusi kelas, kemudian siswa mengerjakan LKS dengan kelompok
diskusinya mengenai menghargai usaha dan kegiatan para pelaku ekonomi, yaitu berupa menyusun papan ranking berlian, serta memberi keterangan dan
hubungannya pada setiap tingkatranking yang dipilih dan kemudian siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI