Validitas Teknik Pengujian Instrumen

teman. Pengukuran rubrik penilaian tersebut menggunakan teori yang sama pada rubrik penilaian afektif, yaitu menggunakan teori skala Likert dengan interval 1 sampai 5. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk menilai setiap indikator dalam rubrik. Selanjutnya, peneliti menggunakan skor 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk menilai setiap indikator dalam rubrik. Peneliti menentukan kriteria penskoran jika skor yang diperoleh adalah 1 berarti memiliki kualitas sangat kurang, skor 2 memiliki kualitas kurang, skor 3 berarti tidak berpendapatnetral baik tidak, kurang baik pun tidak, skor 4 memiliki kualitas baik dan skor 5 memiliki kualitas sangat baik. Untuk tabel mengenai penilaian rubrik psikomotor ada pada lembar lampiran 3.

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen peneliti gunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian. Instrumen tersebut setelah disusun oleh peneliti diujikan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada subjek penelitian. Berikut penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan peneliti.

3.7.1 Validitas

Menurut Bungin, Burhan 2005:96,97 validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan menurut Masidjo 2010:242 validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid dapat dilihat dari keadaan dirinya dan setelah diperbandingkan dengan suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu. Arifin 2009:248-258 menjelaskan tiap jenis validitas sebagai berikut: a. validitas permukaan face validity, menggunakan kriteria sangat sederhana karena hanya melihat dari sisi muka instrumen itu sendiri. Jika tes yang dilihat secara sepintas telah dianggap baik, maka tes tersebut tidak memerlukan judgement yang mendalam karena telah memenuhi judgement yang mendalam; b. validitas isi content validity, digunakan dalam penilaian hasil belajar sehingga sering disebut sebagai validitas kurikuler dan validitas perumusan. Jenis validitas ini berkaiatan dengan taraf ketepatan tes terhadap materi yang relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Validitas ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, meliputi mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi, melakukan diskusi dengan sesama pendidik atau mencermati kembali substansi dari konsep yang akan diukur; c. validitas empiris empirical validity, menggunakan teknik statistik yaitu analisis korelasi karena digunakan untuk mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan tolak ukur di luar tes yang bersangkutan dan harus relevan dengan apa yang akan diukur; d. validitas konstruk, sering disebut sebagai validitas logis logical validity. Analisis statistika yang digunakan dalam validitas konstruk antara lain dengan analisis faktor factor analysis, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang diukur oleh setiap butir soal, berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu dan faktor-faktor yang diukur oleh suatu butir soal; e. validitas faktor, sering digunakan skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan dimensiindikator dari variabel yang diukur sesuai apa yang terungkap dalam konstruksi teoritisnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga jenis validitas yaitu validitas permukaan, validitas isi, dan validitas empiris. Hal ini dilakukan karena menurut peneliti keempat validitas tersebut telah memenuhi syarat untuk menyatakan valid tidaknya suatu tes dari beberapa aspek. Pada jenis validitas empiris perhitungan dilakukan dengan menggunakan jenis statistika korelasi Product Moment. Secara teoritis, rumus korelasi Product Moment Arifin, 2009:252adalah sebagai berikut: r xy = ∑ √ ∑ ² ∑y² Keterangan: r = koefisien korelasi ∑xy = jumlah produk x dan y Peneliti melakukan perhitungan hasil validitas empiris menggunakan jenis statistika korelasi Product Moment melalui SPSS 16.0 dengan pertimbangan waktu pengerjaan yang lebih singkat mengingat peneliti memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian. Arifin 2009:25 mengatakan bahwa koefisien korelasi dinotasikan dengan “r”. Pengujian instrumen pembelajaran perlu dilakukan untuk melihat kualitas instrumen yang digunakan sebelum pembelajaran dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan. Menurut Priyatno 2010: 101 pengambilan keputusan valid tidaknya soal berdasar signifikansi, jika nilai signifikansi 0,05 maka item dinyatakan tidak valid, jika nilai signifikansi 0,05 maka item dinyatakan valid. Nilai signifikansi tiap item soal dapat dilihat pada nilai Sig 2-tailed pada out put hasil perhitungan validitas dari SPSS. Selain itu valid tidaknya soal juga diputuskan berdasar nilai korelasi. Menurut Azwar dalam Priyatno 2010:21 “semua item yang mencapai koofisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Untuk batasan n tertentu dapat dilihat pada r tabel, jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedang jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.”

3.7.2 Reliabilitas