Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

- Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan oleh peneliti agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana.

4.2 Pembahasan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 6 SDN Gejayan Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas 6 SDN Gejayan Yogyakarta Proses pembelajaran yang dilakukan untuk penelitian ini adalah Kompetensi Dasar KD 2.2 Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen dan 2.3 Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah siswa kelas 6 SDN Gejayan Yogyakarta tahun ajaran 20142015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw. Pemilihan KD dilatarbelakangi oleh kondisi nyata prestasi belajar siswa yang rendah. Hal ini disebabkan oleh prestasi belajar yang rendah pula saat mengikuti proses pembelajaran PKn. Guru kelas 6 sangat sulit dipahami oleh siswa. Secara umum, setelah dilakukan pengamatan, prestasi belajar siswa memang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat keeaktifan siswa yang rendah pula saat mengikuti pembelajaran PKn. Peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan keaktifan siswa melalui lembar pengamatan yang mencakup 3 indikator keaktifan. Peneliti dibantu oleh satu orang observer dalam melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini juga dilakukan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer. Tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa dilihat dengan menggunakan nilai hasil soal evaluasi sejumlah 20 soal pilihan ganda pada siklus 1 dan 2. Tingkat prestasi belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini adalah jumlah siswa yang mampu mencapai KKM. tabel pencapaian penelitian beruapa keaktifan dan prestasi belajar siswa mulai dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal- Siklus 2. No. Resp. Keaktifan Prestasi Belajar Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 1 DBS Tidak Aktif Aktif Aktif - 60 75 2 ABG Aktif Aktif Aktif - 75 90 3 NIF Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif - 50 65 4 RPR Tidak Aktif Aktif Aktif - 75 70 5 ADS Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif - 70 80 6 DEP Aktif Aktif Aktif - 80 75 7 EFE Tidak Aktif Aktif Aktif - 85 85 8 IRA Aktif Aktif Aktif - 80 80 9 KVA Tidak Aktif Aktif Aktif - 90 85 10 KPM Aktif Aktif Aktif - 75 80 11 KDE Tidak Aktif Aktif Aktif - 75 85 12 NFR Aktif Aktif Aktif - 80 75 13 NDS Tidak Aktif Aktif Aktif - 80 95 14 PMR Aktif Tidak Aktif Aktif - 60 75 15 RPA Tidak Aktif Aktif Aktif - 75 85 16 RRB Tidak Aktif Aktif Aktif - 70 75 17 BAB Tidak Aktif Aktif Aktif - 80 75 18 FFG Aktif Aktif Aktif - 75 80 19 MAR Tidak Aktif Aktif Aktif - 80 100 20 UIA Tidak Aktif Aktif Aktif - 70 85 21 RRW Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif - 75 80 22 AYA Tidak Aktif Aktif Aktif - 80 85 23 ANR Tidak Aktif Aktif Aktif - 85 75 24 DYT Aktif Aktif Aktif - 75 35 25 MYA Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif - 85 95 26 NRO Aktif Aktif Aktif - 80 80 27 RIN Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif - 65 85 28 YPR Tidak Aktif Aktif Aktif - 75 85 29 CRW Tidak Aktif Aktif Aktif - 75 75 30 VPP Tidak Aktif Aktif Aktif - 75 75 Jumlah Siswa Aktif 9 24 30 Presentase Jumlah Siswa Aktif 30 80 100 Presentase jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM.71 83,59 92,87 Rata-rata Nilai Siswa 75,7 79,5 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Jumlah siswa yang aktif dari kondisi awal yaitu 9 siswa menjadi 24siswa pada siklus 1, dan 30siswa pada siklus 2. Presentase keaktifan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 30, menjadi 80 pada siklus 1, dan 100 pada siklus 2. Hasil keaktifan siswa ini dapat berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh Zaini 2010 yang mengatakan bahwa siswa yang pasif, hasil belajarnya tidak maksimal. Tabel 4.7 juga menunjukkan ada 5 siswa yang mengalami penurunan nilai prestasi belajar dan 5 siswa yang nilainya tetap. Siswa yang mengalami peningkatan belajar ada 20 siswa. Siswa yang mengalami penurunan nilai dimungkinkan karena beberapa faktor yaitu pelajaran diadakan setelah istirahat, sehingga siswa sudah merasa lelah dan tidak dapat mengerjakan soal dengan maksimal. Hal ini sependapat dengan pendapat Slameto 2003 tentang faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya faktor eksternal dan faktor internal . Faktor kelelahan merupakan faktor internal siswa. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari tabel 4.7 yaitu variabel keaktifan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 sudah mencapai target pencapaian 63,33. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal keaktifan siswa hanya 30 atau hanya 9 siswa yang dikategorikan aktif dari 30 siswa. Setelah diadakan tindakan siklus 1 presentase keaktifan siswa meningkat menjadi 80 atau 24 siswa yang dikategorikan aktif dari 30 siswa. Target keaktifan siswa sudah tercapai pada siklus 1,akan tetapi peneliti berusaha memperkuat data dengan melakukan wawancara kepada guru kelas 6. Guru kelas 6 mengatakan “pembelajaran model seperti ini membuat siswa aktif ya mbak? siswa yang biasanya tidak mau mengeluarkan pendapat jadi mau berpendapat, mau menggarisbawahi catatan, yang otomatis mencari informasi di catatan ” komunikasi 6 November 2014. Pencapaian variabel prestasi belajar siswa hanya 41,94 dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus 1 83,59. Nilai rata-rata pada akhir siklus 1 adalah 75,7. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai target yang ditentukan 71, akan tetapi agar karena materi pada siklus 2 berbeda dengan siklus 1, demi ketercapaian materi dan memastikan bahwa prestasi belajar siklus 1 benar-benar karena penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 juga dapat dilihat melalui tabel 4.7. Pelaksanaan tindakan siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat kembali menjadi 100 dari 30 siswa. Dampak meningkatnya keaktifan siswa adalah prestasi belajar siswa juga meningkat, sehingga dapat mencapai capaian KKM pada siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan proses pembelajaran yakni keaktifan siswa menjadi berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas. Prestasi belajar pada siklus 2 siswa yang mencapai KKM adalah 27 siswa atau 92,87. Hasil perolehan siklus 2 telah meningkat dan mencapai target capaian, yang dapat dilihat dari pencapaian siklus 1 sebesar 64,51 dengan target pencapaian 83,59, kemudian pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 92,87. Nilai rata-rata siswa pada akhir siklus 2 sebesar 79,5 sudah mencapai target pencapaian 71. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas 6 SDN Gejayan Yogyakarta. Hal ini dapat terjadi karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan berpendapat, serta siswa dapat lebih cepat menguasai materi dalam waktu yang singkat Hamdayama, 2014. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat meningkatkan prestasi belajar dan meningkatkan daya ingat siswa Rusman, 2011. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada teman- temannya Hamdayama, 2014. Dengan demikian keaktifan siswa mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Gambaran peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat melalui gambar grafik. Peningkatan keaktifan dapat dilihat pada gambar grafik 4.1, sedangkan untuk peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar grafik 4.2. Peningkatan prestasi belajar berdasarkan KKM dapat dilihat pada gambar grafik 4.3. Berikut adalah grafik peningkatan presentase keaktifan dan grafik peningkatan presentase prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Gambar 4.1menunjukkan bahwa presentase keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 30, siklus 1 sebesar 80, dan siklus 2 menjadi 100. Grafik peniingkatan prestasi belajar siswa yang lulus KKM dapat dilihat pada gambar grafik 4.2 . 30 80 100 20 40 60 80 100 120 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 P re se n ta se Presentase Peningkatan Keaktifan Siswa Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Lulus KKM Gambar 4.2 menunjukkan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan, dari kondisi awal sebesar 41,93 menjadi 83,59 pada siklus 1, dan meningkat menjadi 92,87 pada siklus 2. Grafik peningkatan prestasi belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Berdasarkn Rata-rata Kelas 41.93 83.59 92.87 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 D a la m P er sen Presentase Prestasi Belajar Siswa 67.4 75.17 79.5 60 65 70 75 80 85 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 N IL A I R A T A -R A T A K E LA S Peningkatan Rata-rata Kelas Gambar 4.3 menunjukkan peningkatan adanya prestasi belajar sisa dilihat dari rata-rata kelas paad k o ndisi awal sebesar 67,4 menjadi 75,17 pada siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 79,5 pada siklus 2.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Bab V menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian, dan saran penelitian.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi lembaga- lembaga negara dan tugas dan fungsi pemerintah pusat dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas 6 SDN Gejayan Yogyakarta tahun ajaran 20142015. Indikator keberhasilan penelitian telah tercapai dengan perolehan hasil sebagai berikut. 5.1.1 Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn siswa kelas 6 semester 1 SDN Gejayan Yogyakarta materi lembaga- lembaga negara, serta tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut yakni dengan mengelompokkan siswa dengan anggota berjumlah 4-6 siswa yang disebut sebagai kelompok asal. Masing-masing kelompok mendapatkan materi dan masing-masing anggota kelompok memproleh materi yang berbeda-beda. Di kelompok asal, siswa diminta untuk membaca materi yang diterima dan kemudian bergabung dengan kelompok ahli. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mendiskusikan sub topik yang dibagikan di kelompok yang disebut kelompok ahli dan juga

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

0 0 162

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas V SDN Kledokan.

0 0 253

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02.

0 3 354

Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VI pelajaran PKN melalui pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II di SDN Gejayan Yogyakarta.

0 0 303

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012/ 2013.

0 0 179

Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 239

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012 2013

0 2 177

Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II

0 0 237