1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses kegiatan interaksi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan siswa Dimyati dan Mudjiono, 2009:
5-7. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembangan potensi diri pada setiap individu. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2013 Bab
1 pasal 1 yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya BSNP, 2006. Proses pembelajaran di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai peserta didik. Proses pembelajaran dikatakan baik jika kegiatannya dapat merangsang siswa dalam mengembangkan segala potensi dirinya untuk meraih
prestasi. Kegiatan belajar tersebut dapat terwujud dengan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan PAKEM. Utami
2010: 23 menjelaskan PAKEM adalah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dianggap efektif, karena dapat membentuk otonomi diri siswa. Proses
pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik yang melaksanakan tugas pembelajaran siswa melaksanakan tugas belajar. Proses kegiatan belajar
mengajar ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran saja,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan saja tetapi juga dapat membentuk karakter siswa. Utami
2010: 66-68 mengemukakan tujuan pelajaran PKn adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti korupsi; berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan berinteraksi dengan bangsa- bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Seorang siswa tidak hanya dibimbing untuk memiliki kualitas intelektual tetapi juga memiliki karakter-karakter masyarakat
Indonesia yang demokratis dan dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya Utami, 2010: 67.
Pelajaran PKn juga menuntut peran aktif siswa, karena pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukkan oleh
kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang Purnomo, 2006: 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dapat diwujudkan
dengan menerapkan pendekatan, model, atau metode belajar yang menarik dan inovatif dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran dapat menumbuhkan minat untuk belajar dalam diri siswa, yang
akan berpengaruh dalam proses pembelajaran. Slameto 2010: 180, mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki minat yang tinggi dalam proses
pembelajaran akan cenderung termotivasi dari dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan antusias, sebaliknya apabila minat siswa
dalam proses pembelajaran rendah akan ditunjukkan dengan perilaku yang mengarah pada hal-hal yang negatif, misalnya melamun, berbicara dengan teman,
bercanda dengan teman, dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar. Keaktifan merupakan modal awal untuk mendorong siswa melakukan suatu
kegiatan belajar. Silberman Widharyanto, 2002: 63 menjelaskan bahwa pembelajaran yang
berorientasi pada siswa student centered learning adalah pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan siswa banyak melakukan aktivitas, siswa menggunakan
otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Ada beberapa jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa antara lain, model Group InvestigationGI, model jigsaw, dan model Cooperatif Integrated
reading and Compostion CIRC. Model Group InvestigationGI merupakan
model pembelajaran yang memerlukan norma dan struktur kelas yang yang mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang benar
Uno dan Mohamad, 2012: 109. Model jigsaw adalah model pembelajaran yang menghendaki siswa belajar melalui kelompok, yang didesain untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain dimana siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya, sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun
sosial siswa sangat diperlukanUno dan Mohamad, 2012: 98.Model Cooperatif Integrated reading and Compostion CIRC
merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan
keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka, dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu tim dan saling membantu untuk
tujuan bersama Uno dan Mohamad, 2012: 115. Masalah kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut menjadi dasar dalam menentukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Solihatin
2007: 23 mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat
benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar dapat tercapai dengan baik.
Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 8 September 2014 dengan guru kelas 6 SDN Gejayan Yogyakarta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran PKn. Guru dalam wawancara mengatakan adanya beberapa kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran PKn kelas 6. Guru
kesulitan dalam mencari metode yang tepat, agar pembelajaran di kelas menjadi tidak membosankan dan siswa tidak cenderung menghafal saja. Hal ini sesuai
dengan pernyataan guru sebagai berikut: “Saya masih bingung untuk mencari metode yang tepat untuk mengajar materi-materi PKn. Anak-anak itu kalau
dijelaskan hanya diam, kalaupun aktif, bukan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka malah ngomong sendiri.”
komunikasi pribadi, 8 September 2014. Peneliti melakukan observasi di kelas 6 pada tanggal 27 Agustus 2014
adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan pada tanggal 19 Oktober 2014 untuk melihat kondisi awal keaktifan siswa. Hasil observasi pada tanggal 27
Agustus 2014 menunjukkan bahwa saat guru masuk kelas jam pelajaran PKn siswa banyak yang lari-lari dalam kelas atau teriak-teriak, ngobrol dengan
temannya, dan saling lempar-lemparan kertas. Observasi juga menunjukkan bahwa siswa yang menjawab atau memberi tanggapan dari pertanyaan guru hanya
siswa tertentu saja. Siswa juga tidak berinisiatif untuk mencatat materi, apabila guru tidak menyuruh. Hasil observasi pada tanggal 19 Oktober 2014 dilakukan
peneliti dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh dari hasil perhitungan lembar observasi presentasesiswa yang aktif adalah sebesar 30 dari
30 siswa. Peneliti juga meminjam dokumen nilai PKn siswa pada semester gasal
tahun 20132014 untuk melihat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditetapkan oleh guru adalah 71.
Dokumen nilai ulangan harian mata pelajaran PKn semester gasal tahun 20132014 yang diberikan oleh guru menunjukkan pada bahasan lembaga-
lembaga negara dari 31 siswa yang dapat mencapai KKM hanya 13 siswa yang apabila dipresentasekan adalah 41, 94 . Jadi, siswa yang masih di bawah KKM
adalah 18 siswa atau 58,06 .
Tindakan peneliti untuk mengatasi masalah keaktifan dan prestasi belajar PKn adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Peneliti memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dan telah dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Utami 2010 dan Sari Astuti 2013. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada siswa 6 SDN Gejayan Yogyakarta pada tahun ajaran 20142015. Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dipilih karena di dalam pembelajaran dengan menggunakan tipe jigsaw,
dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya ingat, mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik kesadaran individu, meningkatkan hubungan antar
manusia yang heterogen, meningkatkan sikap anak yang positif terhadap guru, meningkatkan harga diri anak, meningkatkan penyesuaian sosial yang positif, dan
meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong Rusman, 2011: 219. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk menjawab masalah ini dengan judul “Peningkatan Keaktifan
Dan Prestasi Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas 6 Di SDN Gejayan Yogyakarta.”
1.2 Batasan Masalah