Kesesuaian Pemilihan Obat Identifikasi Permasalahan yang Timbul dalam Swamedikasi Common Cold

pemilihan tindakan maupun pengobatan sehingga dapat membahayakan responden. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian kecil responden dapat mengungkapkan pemahaman mengenai pengertian common cold dengan tepat, sedangkan sebagian responden megetahui common cold dengan menyebutkan gejala-gejalanya. Hal ini tidak dapat dikatakan salah karena menurut Bryant dan Lombardy 1990 common cold merupakan gabungan berbagai gejala yang mengganggu saluran pernafasan atas, terutama selaput lendir hidung yang disebabkan oleh virus. Gejala yang disebutkan tentunya berdasarkan gejala yang dialami saat mengalami common cold. Namun terdapat pemahaman yang kurang tepat mengenai pengertian common cold yaitu gangguan kesehatan di kepala. Hal ini kurang tepat karena common cold merupakan berbagai gejala yang menganggu saluran pernafasan atas terutama selaput lendir hidung. Dari data kesesuaian pengenalan penyakit menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang kurang memahami tentang pengertian penyakit common cold, tidak mengetahui penyebab dan gejala common cold dan banyak diantara responden yang tidak dapat membedakan antara common cold dengan gejala lain yang mirip dengan common cold.

3. Kesesuaian Pemilihan Obat

Pada saat terserang common cold, tindakan yang dilakukan responden bermacam-macam. Kesesuaian pemilihan tindakan atau pemilihan obat akan berpengaruh terhadap kelanjutan penyakitnya. Apabila pemilihan tindakan atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemilihan obat tepat maka akan tercapai kesembuhan, namun bila pengobatannya tidak tepat dapat membahayakan pasien. Tabel XXV. Permasalahan pada kesesuaian pemilihan obat No. Permasalahan pada kesesuaian pemilihan obat Presentase 1. Tidak memperhatikan informasi tentang obat yang akan digunakan 25.0 2. Membeli obat tidak utuh dengan informasinya 23.8 3. Pertimbangan dalam memilih obat common cold hanya berdasarkan kecocokan 21.3 4. Responden tidak memerlukan informasi sebelum menggunakan obat common cold 5.0 5. Ketidaksesuaian tindakan yang dilakukan apabila swamedikasi common cold tidak memberikan hasil pada kesembuhan penyakit yaitu pergi ke bidan dan dibiarkan saja 4.4 6. Pemilihan obat yang tidak tepat yaitu amoksisilin 0.6 Tabel XXV menunjukkan bahwa 25,0 responden tidak memperhatikan informasi tentang obat yang diberikan. Dari hasil wawancara diperoleh 11,3 responden memperhatikan informasi yang ada dikemasan obat secara lengkap indikasi, kandungan, aturan pakai, dosis, efek samping, kontraindikasi, peringatan, tanggal kadaluarsa, sedangkan sisanya hanya memperhatikan sebagian kecil informasi yang ada, apalagi untuk responden yang membeli dengan mengecer, tentu saja tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang obat yang dibeli. Seperti diungkapkan Sartono 1993, jika seseorang telah mendapatkan obat maka yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat adalah membaca dengan teliti indikasi, kontraindikasi misalnya bagi penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal, dosis pemakaiannya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI serta efek samping yang tidak dikehendaki dan mungkin berbahaya bagi beberapa orang tertentu karena bidang tugas dan pekerjaannya sopir, penerbang, atlet. Pada tabel XXV disebutkan bahwa 23,8 responden membeli obat tidak utuh dengan informasinya atau membeli secara eceran. Warung merupakan sumber terbanyak responden memperoleh obat dengan alasan jaraknya dekat, selain jaraknya dekat, dengan uang sedikit pun sudah bisa memperoleh obat, tak jarang pula jika responden membeli obat diwarung secara eceran. Dengan membeli eceran maka telah menghilangkan informasi yang terdapat pada kemasan obat. Padahal pada kemasan obat terdapat informasi yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat yaitu mengenai indikasi, kandungan, dosis, aturan pakai, kontraindikasi, cara penyimpanan maupun tanggal kadaluwarsa. Pada tabel XXV ditunjukkan bahwa 21,3 responden menyatakan memilih obat common cold dengan pertimbangan kecocokan. Responden hanya mengetahui bahwa obat yang digunakan tersebut cocok untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakitnya. Responden tidak mengetahui apakah obat yang digunakan aman untuk kondisi tubuhnya. Disinilah dibutuhkan informasi yang memadai agar dapat dicapai mutu swamedikasi yang baik. Tidak jarang obat yang dipilih berdasarkan mencoba-coba. Dari hasil mencoba-coba yang dilakukan ternyata memberikan kesembuhan penyakit yang diderita. Kesembuhan yang diperoleh dari hasil mencoba-coba ini mungkin akan mempengaruhi perilaku seseorang apabila menderita penyakit yang sama, maka obat dengan merk yang sama akan digunakan lagi bila dirinya maupuan keluarganya terserang penyakit yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada tabel XXV juga diketahui 5,0 responden menyatakan tidak memerlukan informasi sebelum menggunakan obat common cold. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran responden untuk membaca informasi yang lengkap sebelum menggunakan obat masih kurang. Informasi yang pada umumnya dibaca adalah aturan pakai dan tanggal kadaluwarsa. Dengan demikian kemasan sebagai sumber informasi obat untuk swamedikasi kurang d imanfaatkan. Pada tabel XXV juga ditunjukkan permasalahan pada ketidaksesuaian tindakan yang dilakukan responden apabila swamedikasi common cold tidak memberikan hasil pada kesembuhan penyakit yaitu pergi ke bidan dan dibiarkan saja. Hal ini sama dengan permasalahan pada aspek pengetahuan responden tentang swamedikasi. Oleh karena itu, jika tindakan swamedikasi common cold tidak dapat mengurangi gejala yang diderita maka sebaiknya pergi ke dokter. Tujuan terapi common cold adalah untuk meringankan gejala-gejala yang timbul, apalagi jika gejala-gejala tersebut dirasakan sangat mengganggu. Obat common cold yang beredar dipasaran mengandung dekongestan, antihistamin, analgetik, dan ditambah obat batuk jika ada yaitu antitusif atau ekspektoran. Produk obat common cold yang beredar saat ini relatif banyak, dan dapat dengan mudah diperoleh di apotek, warung, supermaket, maupun toko obat. Oleh karena itu ketepatan pemilihan obat perlu diperhatikan. Dari tabel XXV diperoleh permasalahan dalam pemilihan obat yaitu responden menggunakan amoksisilin untuk mengobati common cold tanpa mendapatkannya dari resep dokter. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat responden yang belum paham mengenai pengobatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI common cold . Antibiotik merupakan obat yang seharusnya digunakan dibawah pengawasan dokter, tidak digunakan untuk swamedikasi common cold. Penggunaan antibiotik digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Disamping itu penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan dampak negatif lain berupa timbulnya resistensi terhadap bakteri tertentu. Apabila diperlukan antibiotika harus didasarkan diagnosa dokter sesuai infeksi yang menyertainya.

C. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Swamedikasi

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan perilaku swamedikasi sakit kepala oleh ibu-ibu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli-September 2007.

0 0 2

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 199

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

Identifikasi Problem swamedikasi Common Cold di kalangan ibu-ibu di Propinsi di Yogyakarta.

0 0 26

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit oleh ibu--ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 216

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200

PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA IBU-IBU NON KADER KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

0 7 153