Definisi Etiologi Patogenesis Common cold

Pusat saraf di otak secara otomatis mengendalikan proses pernafasan. Pusat ini mengirimkan impuls-impuls saraf ke otot-otot pernafasan supaya berkontraksi dan mengendor secara bergantian. Pusat pernafasan mengendalikan tindakan-tindakan seperti batuk dan bersin. Bila lapisan saluran pernafasan teriritasi, pusat pernafasan memberikan tanda pada otot perut untuk segera berkontraksi. Hal ini dengan tiba-tiba mendorong udara ke arah atas melalui saluran udara. Pada batuk, udara dipaksa keluar melalui mulut; pada bersin, melalui hidung dan mulut. Tindakan tiba-tiba batuk dan bersin menolong mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan terjadinya iritasi Hardnge and Shryock, 2003.

B. Common cold

1. Definisi

Common cold merupakan infeksi virus pada saluran pernafasan atas yang dapat sembuh dengan sendirinya. Penyebab yang paling sering pada Common cold adalah Rhinovirus Tietze, 2004. Bryant and Lombardy 1990 mendefinisikan common cold sebagai gabungan berbagai gejala yang mengganggu saluran pernafasan atas, terutama selaput lendir hidung yang disebabkan oleh virus. Menurut Hardnge and Shryock 2003, common cold adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas hidung, sinus, kerongkongan yang disebabkan oleh salah satu dari kemungkinan dua ratus virus, yang menyerang sel-sel lapisan tersebut, menyebabkan lapisan tersebut mengeluarkan lendir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Etiologi

Rhinovirus , merupakan penyebab common cold yang paling sering, sekitar 50, pada orang dewasa dan anak-anak. Patogen lain yang dapat menyebabkan gejala pada saluran pernafasan yang mirip dengan common cold adalah Coronavirus, Parainfluenza virus, Adenovirus, Respiratory Syncytial Virus, Echovirus dan Chocksakievirus Tietze, 2004. Kondisi yang dapat memicu timbulnya common cold antara lain daya tahan tubuh yang lemah atau menurun, pergantian musim biasanya musim dingin, usia balita dan anak-anak lebih mudah terserang common cold dan pada wanita berkaitan dengan siklus menstruasi. Infeksi silang common cold kebanyakan terjadi dari kontak secara fisik atau udara yang disebarkan melalui bersin dan batuk Li Wan Po, 1997.

3. Patogenesis

Infeksi dimulai ketika Rhinovirus berikatan pada intercellular adhesion molecular-1 reseptor pada sel epithelial pernafasan di hidung dan nasofaring, virus mengalami replikasi dan menyebabkan infeksi. Hal ini menyebabkan terjadinya komplek reaksi sistem imun di jaringan yang melibatkan akumulasi dan aktivasi leukosit dan protein plasma di tempat infeksi, yang akan mengeluarkan chemokine distress signal dan sitokin, sehingga mengaktifkan mediator nyeri dan reflek neurogenik, menghasilkan penambahan mediator nyeri, vasodilatasi, transudasi plasma, sekresi glandular, dan stimulasi reflek nyeri serabut saraf serta bersin dan batuk. Terjadinya hipersekresi cairan hidung yang disebabkan reflek mediator nyeri dan mekanisme sistem saraf parasimpatik Tietze, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. Mekanisme virus mengalami replikasi dan menyebarkan infeksi Slotnick, 2001 Rhinovirus berikatan dengan reseptor ICAM-1 Virus mengalami replikasi dan menyebabkan infeksi Terjadi komplek reaksi sistem imun di jaringan yang melibatkan akumulasi dan aktivasi leukosit mengeluarkan chemokine distress signal atau sitokin Mengaktivkan mediator nyeri dan reflek neurogenik Vasodilatasi Keluarnya lendir pada hidung Sakit tenggorokan Stimulasi reflek nyeri serabut saraf Hidung tersumbat Pengeluaran histamine dari sel mast Bersin-bersin Batuk Formasi bradykinin, histamine atau prostaglandin Gambar 3. Patogenesis common cold PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Tanda dan Gejala

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan perilaku swamedikasi sakit kepala oleh ibu-ibu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli-September 2007.

0 0 2

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 199

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

Identifikasi Problem swamedikasi Common Cold di kalangan ibu-ibu di Propinsi di Yogyakarta.

0 0 26

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit oleh ibu--ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 216

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200

PENGARUH EDUKASI TERHADAP ASPEK PERILAKU SWAMEDIKASI COMMON COLD PADA IBU-IBU NON KADER KESEHATAN DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

0 7 153