Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi

172

7.1.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Persamaan 56 menunjukkan bahwa dalam jangka panjang inflasi secara statistik sangat signifikan dipengaruhi oleh adanya kebijakan harga pangan, nilai tukar rupiah, penawaran uang, suku bunga dan investasi, kecuali neraca perdagangan. Namun inflasi tidak responsif tidak elastis terhadap perubahan semua variabel tersebut termasuk suku bunga dan neraca perdagangan yang memiliki nilai elastisitas 1 masing-masing adalah - 0.45 dan 0.41, kecuali terhadap penawaran uang dengan nilai elastisitas 1.03. Jika penawaran uang meningkat sebesar 10 persen inflasi akan meningkat 10.3 persen. Temuan ini sesuai dengan teori kuantitas uang dimana inflasi berbanding lurus dengan jumlah uang beredar. Walaupun tidak elastis akan tetapi secara signifikan kebijakan harga pangan mampu menurunkan inflasi. Untuk program pengendalian stabilitas ekonomi makro kebijakan harga pangan menjadi penting. Demikian juga untuk program ketahanan pangan, penurunan inflasi akan meningkatkan akses penduduk terhadap pangan. Temuan ini sejalan dengan temuan pada bab sebelumnya dimana kebijakan harga pangan secara signifikan sangat mempengaruhi ketahanan pangan dan penurunan inflasi akan meningkatkan akses penduduk terhadap pangan. Dalam prakteknya salah satu penyebab inflasi adalah kenaikan harga pangan yang antara lain disebabkan oleh langkanya pangan di pasar. Melalui kebijakan harga pangan seperti operasi pasar ketersediaan pangan menjadi meningkat dan harga akan menurun. Menurunnya harga pangan di satu sisi dan besarnya komponen pengeluaran untuk belanja pangan disisi lain akan mendorong turunnya tingkat inflasi. Seperti hasil beberapa peneliti lain, selama rezim nilai tukar mengambang floating managed perubahan nilai tukar cukup signifikan mempengaruhi inflasi. 1 Nilai elastisitas bentuk fungsi Log-linier: ln Y=b 1 + b 2 X adalah b 2 X . Nilai rataan RIRT dan RBOT masing-masing adalah 16.1549 dan 2041.1 173 Melemahnya nilai tukar akan meningkatkan ekspor sehingga neraca perdagangan meningkat dan mendorong peningkatan output nasional. Pada harga yang stabil akan meningkatkan permintaan agregat yang menyebabkan terjadinya inflasi. Di sisi lain meningkatnya ekspor secara umum harus didukung dengan investasi pabrik dan bahan baku. Selama ini sebagian produk ekspor Indonesia kandungan impornya tinggi. Tingginya komponen impor akan menyebabkan terjadinya impor inflasi sehingga inflasi domestik akan meningkat. Kenaikan suku bunga riil akan menurunkan inflasi. Hal ini sesuai dengan teori dimana inflasi merupakan selisih sukubunga nominal dan sukubunga riil. Inflasi juga akan turun dengan semakin meningkatnya investasi karena jumlah produk di pasar semakin meningkat. Dengan jumlah uang beredar yang tetap peningkatan jumlah barang akan menurunkan laju inflasi. 7.1.2.2.Fungsi Reaksi Kebijakan Harga Pangan Persamaan 57 menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan harga pangan sangat reaktif terhadap perubahan ekonomi makro. Hal ini dapat dilihat dari signifikannya pengaruh variabel ekonomi makro terhadap kebijakan harga pangan dan responsifnya kebijakan harga pangan terhadap perubahan ekonomi makro termasuk variabel suku bunga dan neraca perdagangan dengan nilai elastisitas 1 masing-masing – 1.82 dan 19.59. Meningkatnya inflasi direspon dengan melakukan kebijakan harga pangan agar terjadi penurunan harga, terutama harga pangan sehingga inflasi menjadi stabil. Kebijakan harga pangan ditentukan oleh anggaran pemerintah. Keterbatasan anggaran menyebabkan berkurangnya subsidi yang mendukung kebijakan harga pangan. Makin tinggi output nasional akan meningkatkan penerimaan pemerintah sehingga kebijakan harga pangan semakin meningkat. 1 Menghitungnya menggunakan formula bentuk fungsi yang Log-linier seperti sebelumnya. 174 Meningkatnya investasi akan meningkatkan suku bunga bank baik nominal maupun riil. Karena investasi non pangan lebih menguntungkan alokasi dana KLBI untuk pertanian menurun sehingga kebijakan harga pangan menurun. Pengaruh faktor eksternal, meningkatnya sukubunga mengakibatnya banyak modal asing masuk ke dalam negeri sehingga terjadi kenaikan penawaran dollar AS dan nilai rupiah menguat. Hal yang sama jika neraca perdagangan mengalami peningkatan. Dengan menguatnya rupiah impor pangan menjadi lebih murah, sehingga dana untuk kebijakan harga pangan menjadi menurun. Sebaliknya jika nilai tukar melemah, harga pangan impor menjadi meningkat sehingga diperlukan dana lebih besar untuk melakukan kebijakan harga pangan.

7.2. Respon Dinamik Variabel Ekonomi Makro terhadap Kebijakan Harga