71
b. Fungsi dari Buffer Stock
Dalam kasus gangguan suplai positif, kurva suplai beras bergeser ke kanan dari S
ke S
1
, sehingga terjadi ekses suplai Q Q
2
. Agar tidak terjadi penurunan harga dari P
ke P
1
dan untuk cadangaan, ekses tersebut perlu dikumpulkan sehingga kurva permintaan begeser ke kanan dari D
ke D
1
dengan harga tetap di P Gambar 13.
P S
S
1
P
P
1
D D
1
0 Q Q
1
Q
2
Q Gambar 13. Kebijakan Stok Pangan saat Produksi Melimpah
Pengumpulan bahan pangan tersebut membutuhkan dana. Di Indonesia digunakan dana Bank Indonesia BI. Ada dua kebijakan berbeda yang mungkin
dijalankan terhadap uang yang digunakan untuk menahan danatau mendistribusikan suplai pangan. Kemungkinan pertama, tidak ada “sterilisasi”. Pembelian excess
supply menggunakan dana BI akan meningkatkan suplai uang dan level harga agregat
Kemungkinan kedua, BI melakukan sterilisasi ,dengan menjual Sertifikat
Bank Indonesia, terhadap perubahan pada suplai uang yang digunakan untuk mengumpulkan danatau mendistribusikan suplai beras. Jika ini dilakukan
berdasarkan satu untuk satu, hasilnya adalah sterilisasi sempurna. Dalam skenario ini, surplus panen tidak menyebabkan peningkatan suplai uang dan level harga agregat.
72 Pada kondisi pemerintah melakukan intervensi tanpa sterilisasi dan ekonomi
dalam keadaan tertutup, ganguan panen secara langsung dapat mempengaruhi penawaran uang. Karena pemerintah melakukan intervensi membeli kelebihan suplai
beras domestik untuk cadangan menggunakan dana KLBI. Ini berarti BI menambah penawaran uang ke pasar dan akan mempengaruhi keseimbangan di pasar uang.
Meningkatnya penawaran uang pada tingkat harga tetap, akan menyebabkan kurva penawaran MSP bergeser ke kanan dari MS
P ke MS
1
P Gambar 14a.
Pada tingkat harga yang sama akan menyebabkan ekses penawaran uang. Kelebihan uang ini akan meningkatkan permintaan terhadap Bond. Pada penawaran Bond tetap
maka harga Bond meningkat .
Untuk memperoleh imbal hasil yang sama maka suku bunga Bond harus menurun.
Begesernya MSP ke kanan yang diikuti dengan menurunnya r dari r ke r
1
menyebabkan kurva LM juga bergeser ke kanan dari LM ke LM
1
dan investasi meningkat melalui pergerakan sepanjang kurva IS
sehingga output meningkat dari Y ke Y
1
Gambar 14b. Kenaikan output pada harga tetap di P menyebabkan kurva AD
bergeser ke kanan dari AD ke AD
1
yang menyebabkan ekses permintaan. Ekses permintaan ini meningkatkan harga dari P
ke P
1
Gambar 14c. Kenaikan P dari P ke P
1
menggeser keseimbangan di pasar uang sehingga MS
1
P bergeser ke kiri atas
menjadi MS
1
P
1
. Hal ini menyebabkan kurva LM
1
bergeser ke kiri atas menjadi LM
2
. Pergeseran ini menaikkan suku bunga yang menyebabkan investasi berkurang,
sehingga output turun dari Y
1
ke Y
2
dan terjadi keseimbangan. Di pasar tenaga kerja, kenaikan harga dari P
ke P
1
menyebabkan pengusaha meningkatkan produksi sehingga butuh tenaga kerja lebih banyak yang ditunjukkan
oleh bergesernya kurva WD ke kanan atas dari WD ke WD
1
. Dengan menggunakan asumsi Keynessian p1, peningkatan permintaan tenaga kerja tersebut
direspon oleh tenaga kerja dengan menawarkan tenaga kerja lebih rendah yang
73 ditunjukkan oleh bergesernya kurwa WS ke kiri atas, namun pergeserannya lebih
kecil dari pergeseran WD Gambar 15b. Keseimbangan makro baru terjadi pada tingkat output Y
2
, harga P
1
, suku bunga r
2
dan tenaga kerja N
2
. Intervensi pemeritah dengan adanya kelebihan produksi tanpa sterilisasi pada perekonomian tertutup
menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh meningkatnya inflasi, penurunan suku bunga, dan meningkatnya kesempatan kerja.
MS P
MS
1
P
1
LM
r
MS
1
P
r
LM
2
LM
1
r r
r
2
r
2
r
1
r
1
MD IS
0 L L
2
L
1
L 0 Y Y
2
Y
1
Y
a b P
AS
P
1
P
AD
1
AD
0 Y Y
2
Y
1
Y
c Gambar 14. Dampak Kebijakan Buffer Stock terhadap Keseimbangan Makro
pada Perekonomian Tertutup
74
Y Y
2
Y KP
0 N
N
2
N a
W WS
1
WS W
2
W
WD WD
1
0 N N
2
N b
Gambar 15. Dampak Kebijakan Buffer Stock terhadap Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja pada Perekonomian Tertutup
75
c. Stabilisasi Harga Pangan pada Ekonomi Terbuka