Identifikasi Persamaan Struktural Innovation Accounting

118 dua persamaan yang dapat menjelaskan hubungan jangka panjang untuk menjelaskan keseluruhan fenomena yang tercakup dalam model yang dianalisis.

4.3.1.5. Identifikasi Persamaan Struktural

Setelah diketahui rank kointegrasi dilakukan restriksi umum general restriction berdasarkan motode Johansen, yaitu dengan membuat matrik identitas Lampiran 13 . Tahap ini diperlukan untuk melangkah ke tahap restriksi spesifik. Restriksi umum akan menghasilkan pendugaan parameter vektor kointegrasi sesuai rank kointegrasi yang exactly identified dengan nilai likelihood LL tertentu. Nilai LL tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menghasilkan restriksi spesifik yang valid dan optimal. Untuk memperoleh persamaan struktural VECM yang over identified sebagai persamaan akhir yang digunakan untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang sesuai rank kointegrasi, dilakukan restriksi spesifik terhadap matrik parameter jangka panjang pada masing-masing vektor kointegrasi Lampiran 13 . Langkah ini dilakukan secara try and error. Suatu persamaan VECM dikatakan valid jika hasil restriksi menunjukkan over identified dengan kriteria LR Test memiliki nilai p-value 0.01 dan nilai LL mendekati nilai likelihood kondisi exactly identified.

4.3.1.6. Innovation Accounting

Inovasi akuntansi dilakukan pada persamaan hasil restriksi spesifik yang secara statistik sudah valid dan optimal. Ada dua bentuk analisis inovasi akuntasi: 1. Untuk melihat respon dinamik suatu variabel akibat adanya guncangan dari variabel lain yang diukur dalam satuan standar deviasi, digunakan analisis IRF. 2. Untuk menganalisis berapa kontribusi masing-masing variabel terhadap variabilitas atau fluktuasi suatu variabel tertentu akibat terjadinya guncangan tersebut, digunakan analisis FEVD. 119 Dalam analisis IRF, guncangan atau shock dapat terjadi pada semua variabel dalam model. Namun demikian dalam studi ini guncangan difokuskan pada apa yang dapat dilakukan langsung oleh pemerintah, yaitu : kebijakan harga pangan, kebijakan moneter, dan kebijakan perdagangan. Untuk analisis FEVD sumber guncangan berasal dari semua variabel yang digunakan. Akan tetapi dampak guncangan hanya difokuskan pada variabel kebijakan harga pangan dan variabel kunci ekonomi makro yaitu: inflasi, pertumbuhan, pengangguran dan neraca perdagangan. Matriks yang digunakan untuk melakukan guncangan sebagai berikut: ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 98 97 96 95 94 93 92 91 87 86 85 84 83 82 81 76 75 74 73 72 71 65 64 63 62 61 54 53 52 51 43 42 41 32 31 21 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ BOP INV IRT GRW MSI UNM EXR FPS INF ε ε ε ε ε ε ε ε ε = A ε ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ 99 88 77 66 55 44 33 22 11 b b b b b b b b b ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ bop inv irt grw msi unm exr fps e e e e e e e e e inf 53 B e 120 Berapa panjang horizon waktu ke depan yang digunakan untuk melihat efek guncangan tidak ada batasan tertentu. Periode suatu pemerintahan, lima tahun, dapat digunakan sebagai patokan. Akan tetapi karena dalam jangka panjang hasil suatu kebijakan mencapai keseimbangan, berapa lama waktu keseimbangan tersebut tercapai dapat merupakan patokan berapa panjang horizon waktu yang digunakan. Sebelum melakukan inovasi lakukan pendugaan VECM. Teknik melakukannya dapat dilihat pada Lampiran 14 . 121

V. DINAMIKA PANGSA PENGELUARAN PANGAN

DI INDONESIA Dalam penelitian ini ketahanan pangan diukur berdasarkan ketersediaan pangan dan konsumsi individu di tingkat rumah tangga. Informasi tentang ketersediaan pangan sangat bersifat makro, sehingga walaupun di tingkat makro ketersediaan pangan cukup baik belum menjamin dapat diakses oleh masyarakat di tingkat rumah tangga. Oleh karena itu selain ketersediaan pangan, aksesibilitas pangan yang diukur dari tingkat konsumsi energi dan protein menjadi penting. Menurut Azwar 2004 ketahanan pangan di keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik kuantitas dan kualitasnya termasuk kecukupan gizi dan keamanannya. Dengan demikian selain akses secara fisik dan ekonomi setiap penduduk perlu juga akses terhadap informasi. Menurut Hardinsyah, et al. 2001, peningkatan penyediaan pangan dan pendapatan keluarga saja belum sepenuhnya mendorong keluarga dapat mewujudkan pemenuhan konsumsi pangan, bila tidak disertai dengan upaya peningkatan kesadaran dan perilaku gizi yang baik terutama dalam pemilihan dan pengolahan pangan. Untuk memudahkan mendeteksi apakah suatu rumah tangga sudah memiliki ketahanan pangan sesuai dengan yang diharapkan banyak indikator yang digunakan para ahli. Seperti telah diuraikan sebelumnya, salah satu indikator ketahanan pangan di tingkat rumah tangga yang dikemukakan Soehardjo 1996 adalah pangsa pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total. Hal yang sama dikemukakan Azwar 2004 bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga dapat diindikasikan oleh proporsi antara pengeluaran pangan dan bukan pangan. Makin tinggi pangsa pengeluaran pangan maka ketahanan pangan semakin menurun.