66 variabel ekonomi makro dapat terjadi pada tiga kondisi, yaitu: 1 tidak ada intervensi
pemerintah dan ekonomi tertutup; 2 ada intervensi pemerintah berupa kebijakan buffer stock
dan perekonomian tertutup dan 3 pada perekonomian terbuka. Berikut akan diuraikan transmisi gangguan panen pada berbagai kondisi tersebut terhadap
keseimbangan ekonomi makro.
a. Tanpa Intervensi Pemerintah
Jika harga pangan utama berubah akibat hasil panen yang baik atau buruk, pengeluaran untuk pangan utama juga akan berubah sepanjang elastisitas harga tidak
elastis. Jika terjadi gagal panen, harga pangan cenderung akan meningkat. Akibatnya pengeluaran untuk pangan juga meningkat, sehingga jumlah uang untuk pembelanjaan
non pangan berkurang dan menggeser kurva permintaan non pangan. Sebaliknya, jika pengeluaran untuk pangan menurun karena penen berhasil.
Dengan mengasumsikan hanya terdapat dua sektor dalam ekonomi, pangan dan non pangan, jika terjadi kegagalan panen, harga pangan akan meningkat dari P
P
dan P
1 P
. Ini berimplikasi pengeluaran untuk pangan meningkat dan akan berimbas ke sektor non pangan berupa penurunan harga dan inflasi akan meningkat Gambar 10.
Sebaliknya, jika ada kenaikan produksi pangan. Dengan demikian, fluktuasi panen akan menyebabkan instabilitas, baik bagi konsumen beras dan petani padi maupun
produsen manufaktur. Jika konsumen mempunyai akses ke bank maka kelebihan uang saat harga
pangan rendah akan ditabung ke bank untuk membeli ketika harga pangan tinggi. Jika demikian konsumsi barang manufaktur akan kurang dipengaruhi oleh fluktuasi
panen. Jumlah tabungan akan mempengaruhi tingkat suku bunga bank. Terjadi sebaliknya jika panen mengalami kegagalan. Perubahan suku bunga akan
mempengaruhi produsen pada sektor manufaktur. Pengaruh tersebut dapat
67 dihilangkan jika bank memiliki akses dengan level biaya transaksi lebih rendah pada
pasar modal internasional yang stabil. Namun demikian, pasar modal internasional tidak selalu stabil.
S
1 P
S
P
S
NP
P
P
P
NP
P
1 P
P
NP
P
P
P
1 NP
D
P
D
1 NP
D
NP
0 Q
1 P
Q
P
Q
P
0 Q
1 NP
Q
NP
Q
NP
Gambar 10. Pengaruh Gagal Panen terhadap Harga Pangan dan Harga Non Pangan
Sumber: Dawe, 2002
Jika petani tidak akses ke bank, mereka mungkin akan menanam berbagai jenis tanaman untuk meminimalkan dampak dari kemungkinan cuaca buruk. Strategi
ini akan meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi menurunkan output rata-rata dengan mengurangi gain untuk melakukan spesialisasi. Bentuk lainnya adalah
konsumen akan menyimpan uang atau emas untuk menghindari pengaruh ketidakstabilan harga. Akibatnya investasi produktif dalam ekonomi akan menderita.
Bagaimana keterkaitan dampak kegagalan panen tanpa intervensi pemerintah terhadap variabel ekonomi makro melalui variabel inflasi dapat dilihat pada Gambar
11 dan Gambar 12. Jika cuaca buruk menyebabkan produksi pertanian menurun, sehingga kurva produksi agregat Gambar 11a bergeser ke bawah dari KP
N; K
o
; C
o
ke KP
1
N; K
o
; C
1
. Pada kondisi tenaga kerja dan kapital tertentu, produksi turun dari Y
ke Y
1
. Dengan asumsi produk marginal tenaga kerja MPL menurun,
68 maka di pasar tenaga kerja permintaan terhadap tenaga kerja menurun sehingga kurva
permintaan tenaga kerja Gambar 11b bergeser dari WD [P
.f N] menjadi WD
1
[P .f
1
N]. Akibatnya N menurun dari N ke N
2
dan menyebabkan Y turun bergerak sepanjang KP
1
dari Y
1
ke Y
2
. Pada harga P penurunan output dari Y
ke Y
2
menyebabkan kurva AS bergeser ke kiri atas dari AS ke AS
1
Gambar 12c. Akibatnya terjadi excess demand yang menyebabkan kenaikan harga dari P
ke P
3
. Pada model Keynessian informasi yang diterima pekerja tidak sempurna
p1- kenaikan harga tersebut direspon oleh pengusaha dengan meningkatkan permintaan tenaga kerja sehingga kurva WD
1
bergeser ke kanan atas menjadi WD
2
[P
3
.f
1
N]. Pada sisi lain pekerja juga merespon dengan menurunkan penawaran tenaga kerja sehingga kurva WS bergeser ke kiri atas dari WS
[P
e
.gN] ke WS
1
[P
3 e
.gN]. Akan tetapi pergeseran WS lebih kecil daripada pergeseran WD, sehingga N naik kembali dari N
2
ke N
3
. Akibatnya Y naik kembali sepanjang kurva produksi yang baru KP
1
dari Y
2
ke Y
3
dan hal yang sama terjadi pada kurva AS bergerak sepanjang kurva dari Y
2
ke Y
3
. Di pasar uang, kenaikan harga dari P
ke P
3
menyebabkan kurva penawaran uang Gambar 12a bergeser ke kiri atas dari MS
P ke MS
P
3
yang menyebabkan LM juga bergeser ke kiri atas dari LM
ke LM
2
Gambar 12b sehingga suku bunga naik dari r
ke r
2
. Kenaikan r menyebabkan investasi menurun bergerak sepanjang kurva IS
, sehingga output turun dari Y ke Y
3
. Secara keseluruhan keseimbangan makro baru terjadi pada tingkat output Y
3
turun dari Y ke Y
3
, harga P
3
naik dari P ke P
3
, suku bunga r
2
naik dari r ke r
2
dan tenaga kerja N
3
turun dari N ke N
3
. Atau dengan perkataan lain kegagalan panen tanpa intervensi pemeritah pada perekonomian tertutup menyebabkan stagflasi
yang diikuti dengan meningkatnya suku bunga.
69 Pengaruh terhadap tenaga kerja bisa berbeda, tercipta lapangan kerja, yaitu
lebih besar dari N . Ini terjadi jika kurva AD sangat tegak, sehingga kenaikan harga
dari P ke P
3
cukup besar menyebabkan permintaan tenaga kerja meningkat tajam hinga melebihi N
WD
2
bergerak ke kanan WD pada Gambar 11b. Namun
demikian Y tetap di bawah Y , karena penurunan kurva produksi dari KP
ke KP
1
. Y
KP
Y Y
1
KP
1
Y
3
Y
2
0 N
2
N
3
N N
a W WS
WS
1
W
W
1
WD
2
WD WD
1
0 N
2
N
3
N N
b Gambar
11 Dampak Kegagalan Panen terhadap Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja pada Perekonomian Tertutup
Sumber: Branson, 1979
70 MS
P
3
r MS P
r LM
2
LM r
2
r
2
r r
MD IS
0 L
2
L
1
L 0 Y
2
Y
3
Y Y
a b P AS
1
AS
P
3
P AD
0 Y
2
Y
3
Y Y
c Gambar 12. Dampak Kegagalan Panen terhadap Keseimbangan Makro pada
Perekonomian Tertutup
Sumber: Branson, 1979
71
b. Fungsi dari Buffer Stock