Prosedur Analisis Data yang Digunakan pada Analisis Stabilitas Ekonomi Makro BOP

110 MSI = Penawaran uang, adalah jumlah uang yang ditawarkan Bank Indonesia M1 dalam satuan Rp milyar. Data yang dikumpulkan dari 1975Q1 sampai dengan 2004Q4, bersumber dari SEKI Bank Indonesia. Data triwulanan diperoleh dengan merata-ratakan penawaran uang bulanan dalam triwulan tersebut. UNM = Jumlah pengangguran, adalah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan atau sejak tahun 2001 istilahnya disebut pengangguran terbuka dalam satuan ribu orang. Awalnya angkatan kerja tersebut dihitung sejak beurumur 10 tahun ke atas, namun sejak adanya wajib belajar 9 tahun, maka sejak tahun 1998 tingkat umur angkatan kerja menjadi 15 tahun keatas. Dalam studi ini yang digunakan adalah angkatan kerja yang berumur 15 tahun ke atas. Data yang dikumpulkan dari 1980-1 sampai dengan 2004Q4 bersumber dari Sakernas BPS. Karena tidak tersedia data bulanan dan triwulanan maka data yang digunakan untuk tiap triwulan adalah sama dengan data tahunan yang merupakan data pengangguran pertengahan tahun. IOPP = Kebijakan Harga Pangan Input-Output Price Policy- IOPP diproksi dari kebijakan yang mendukung stabilitas harga pangan. Data yang digunakan sama dengan yang digunakan pada analisis ketahanan pangan, namun pada analisis ini menggunakan deret waktu triwulanan. Jenis data yang digunakan untuk analisis ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi makro dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4, sedangkan data Susenas untuk analisis pangsa pengeluaran pangan diperoleh dari Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian PSE-KP Bogor.

4.3.3. Prosedur Analisis

4.3.3.1.Pangsa Pengeluaran Pangan Pada penelitian ini yang dimaksud pangsa pengeluaran pangan adalah rasio pengeluaran untuk belanja pangan dan pengeluaran total penduduk selama sebulan. Pangsa pengeluaran pangan penduduk diperoleh dengan menggunakan data di tingkat rumah tangga kemudian dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Besar pangsa pengeluaran terhadap total pengeluaran diperoleh dari data Susenas BPS. Perhitungan pangsa pengeluaran pangan PF pada berbagai kondisi, yaitu agregat, desa-kota, dan berbagai kelompok pendapatan penduduk menggunakan formula berikut: 111 100 ∗ = t t t TP pp PF 51 dimana: PF = Pangsa pengeluaran pangan PP = Pengeluaran untuk belanja pangan Rpbulan TP = Total pengeluaran Rpbulan Selanjutnya dengan menggunakan persamaan regresi sederhana dengan tiga alternatif bentuk fungsi linear, Cobb Douglass dan hyperbola diformulasikan model dimana pangsa pengeluaran pangan sebagai variabel independen dan ketahanan pangan yang diproksi oleh konsumsi energi dan konsumsi protein sebagai variabel dependen. Pendugaan model regresi menggunakan teknik OLS Ordinary Least Squares . Bentuk model yang digunakan ditentukan berdasarkan hasil pendugaan yang memberikan nilai terbaik menurut kriteria ekonomi, statistika dan ekonometrika. 4.3.3.2.Ketahanan Pangan dan Stabilitas Ekonomi Makro Untuk menganalisis pengaruh kebijakan harga pangan terhadap ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi makro digunakan pendekatan ekonometrika deret waktu time series. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction ModelVector Error Correction Model ECMVECM. Pada model stabilitas ekonomi makro, hasil analisis model VECM digunakan untuk analisis lebih lanjut dengan menggunakan teknik Impulse response Fuction IRF dan Forecast Error Variance Decomposition FEVD. Untuk mengoperasikan prosedur ekonometrika deret waktu tersebut digunakan perangkat lunak software Interactive Econometric Analysis Microfit 4.0 for Windows Pesaran dan Pesaran1997. Masalah utama yang dihadapi dalam penggunaan data deret waktu adalah data yang non stationer. Karena itu perlu dilakukan pengujian stationary dan membuat agar data tersebut menjadi stationer seperti yang dilakukan dalam prosedur analisis VECM. Jika tidak maka hasil regresi menjadi spurious. Di samping itu pada 112 kenyataannya variabel kebijakan pemerintah tidak selalu merupakan pebuah eksogen, karena suatu kebijakan diambil merupakan reaksi dari suatu keadaan. Perilaku yang demikian diakomodasi jika menggunakan VECM, karena salah satu karakteristik VECM adalah semua variabel eksogen juga merupakan variabel endogen. Pendekatan ini juga mempunyai kelebihan untuk memperkecil terjadinya multikolinieritas karena variabelnya dalam bentuk beda pertama, dan mampu menangkap fenomena ekonomi yang ekstrim Thomas, 1997. Untuk sampai pada tujuan yang diharapkan prosedur yang dilakukan melalui beberapa tahapan berikut.

4.3.1.1. Eksplorasi Data