4.36 0.13 46.46 5.44 0.14 54.89 1.68 0.10 3.54 5.50 0.50 3.17 7.41 0.60 1.75 4.49 0.79 3.63 1.08 1.13 1.92 1.28 1.20 32.16 27.86 21.72 DAMPAK KEBIJAKAN HARGA PANGAN TERHADAP

207 Tabel 27. lanjutan Sumber Guncangan Variabel Endogen Triwulan Ke depan Inflasi Kebijakan Harga Pangan Nilai Tukar Pengangguran Penawaran Uang PDB Suku Bunga Investasi BOT 0 1.00 0.29 0.66 98.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1 1.20 0.97 2.43 94.13 0.93 0.22 0.01 0.02 0.10 4 1.11 1.20 4.14 84.24 7.18 0.30 0.20 0.76 0.86 8 0.99 0.78 5.64 78.84 10.09 0.31 0.41 1.73 1.21 12 1.06 0.66 5.49 77.07 11.45 0.35 0.54 2.05 1.34 20 1.29 0.48 6.10 74.93 12.43 0.31 0.66 2.39 1.42 Pengang- guran 35 1.37 0.38 6.41 73.70

13.05 0.29 0.72 2.59 1.48

1.61 10.86

8.15 0.73 78.65

0.00 0.00 0.00 0.00 1 9.82 11.25 5.29 0.73 68.52 3.96 0.08 0.13 0.22 4 28.42 7.75 6.63 0.25 47.67 6.47 0.23 1.90 0.69 8

22.23 4.36

15.67 0.13 46.46

8.54 0.51 1.19 0.90 12 17.70 4.78 14.59 0.15 51.17 8.18 0.85 1.37 1.21 20

14.98 5.44

12.76 0.14 54.89

7.89 1.08 1.64 1.19 Penawaran Uang 35 12.93 5.68 11.89 0.13 57.39 7.78 1.23 1.76 1.21

21.62 1.68

1.78 0.10 3.54

71.29 0.00 0.00 0.00 1 43.53 0.99 2.68 0.12 6.57 45.22 0.07 0.05 0.77 4

37.38 5.50

13.66 0.50 3.17

36.72 0.22 0.30 2.54 8 34.10 7.00 18.68 0.59 2.15 35.25 0.21 0.34 1.69 12

32.39 7.41

20.49 0.60 1.75

35.43 0.18 0.32 1.45 20 31.38 7.66 21.38 0.61 1.45 35.80 0.15 0.28 1.31 PDB 35 30.63 7.86 22.11 0.61 1.24 35.96 0.13 0.25 1.20 208 Tabel 27. lanjutan Sumber Guncangan Variabel Endogen Triwulan Ke depan Inflasi Kebijakan Harga Pangan Nilai Tukar Pengangguran Penawaran Uang PDB Suku Bunga Investasi BOT

0.95 0.32

15.32 4.49 0.79

1.92 76.22 0.00 0.00 1 75.13 0.13 5.33 1.24 0.11 0.94 16.93 0.00 0.20 4

58.80 3.63

8.42 1.08 1.13

2.02 18.59 2.47 3.86 8 40.71 2.99 24.68 1.45 1.14 2.67 20.12 2.85 3.38 12 35.21 2.40 30.20 1.30 1.19 2.43 20.37 2.32 4.59 20

31.25 1.92

32.22 1.28 1.20

1.99 22.71 2.20 5.22 Suku Bunga 35 26.52 1.36 35.43 1.27 1.22 1.64 24.80 1.98 5.78

0.04 0.78 5.70 0.30 4.73 1.06 0.03

87.36 0.00 1 8.79 0.80 6.32 0.25 3.90 3.51 0.26 66.67 9.49 4 15.84 1.82 5.81 1.34 4.09 11.18 0.55 45.82 13.55 8 18.44 2.93 3.84 1.21 4.31 14.17 0.50 39.37 15.25 12 18.08 3.21 2.95 1.07 4.25 15.07 0.45 37.92 17.01 20 18.11 3.33 2.12 0.93 3.99 15.90 0.42 36.63 18.56 Investasi 35 18.19 3.48 1.42 0.85 3.80 16.66 0.39 35.43 19.77 0 0.06 0.01 9.15 3.25 0.85 3.48 1.35 3.75 78.09 1 2.61 0.28 7.18 3.66 5.77 9.32 1.01 4.53 65.65 4 2.73 0.75 4.72 5.39 26.77 7.76 0.52 7.54 43.83 8 2.89 1.28 3.21 6.89 36.61 5.86 0.34

10.76 32.16

12 2.37 1.39 3.07 7.29 41.02 4.94 0.31

11.76 27.86

20 1.72 1.82 2.26 7.50 44.56 4.55 0.29 13.10 24.21 BOT 35 1.36 2.05 1.78 7.71 46.93 4.22 0.28

13.95 21.72

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan

1. Pangsa pengeluaran pangan layak dijadikan indikator ketahanan pangan karena mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai ukuran ketahanan pangan yaitu tingkat konsumsi, keanekaragaman pangan, dan pendapatan serta memiliki ciri dapat diukur dengan angka, cukup sederhana untuk memperoleh dan menafsirkannya, objektif, dan responsif terhadap perubahan-perubahan akibat adanya perubahan kondisi perekonomian, kebijakan dan program pembangunan. 2. Ketahanan pangan individu tidak hanya ditentukan oleh akses fisik dan ekonomi seseorang, tetapi ditentukan juga oleh akses informasi yang direfleksikan oleh tingkat pendidikan, kesadaran hidup sehat, pengetahuan tentang gizi, pola asuh dalam keluarga, dan gaya hidup. 3. Pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk pada periode 1969-1981 manfaatnya lebih banyak diterima oleh kelompok penduduk yang berpendapatan tinggi dibandingkan kelompok penduduk berpendapatan sedang dan rendah. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pada indikator pangsa pengeluaran pangan dua kelompok ini yang masih relatif tinggi dibandingkan penduduk kelompok berpendapatan tinggi dan perbedaan tersebut stabil sejak periode 1981-2002. 4. Baik jangka pendek mapun jangka panjang kebijakan harga pangan yang terdiri dari kebijakan harga input, kebijakan harga output, dan kebijakan harga input- output yang dilakukan selama ini tidak efektif meningkatkan ketahanan pangan. Hal itu diindikasikan oleh lemahnya respon ketahanan pangan terhadap perubahan kebijakan harga input, kebijakan harga output, dan kebijakan harga input-output; ketiga kebijakan tersebut masih terfokus pada padi-padian; dan bukti yang