48 sepuluh, pedagang dan pengecer di Jabotabek, Sukabumi, Surabaya dan Mataram
seluruhnya 10 sepuluh sampel. Sedangkan dari peternak kuda bukan Sumbawa di Bogor 5 sampel, Lembang 5 sampel, dan Salatiga 10 sampel. Dengan demikian
jumlah sampel susu kuda Sumbawa terdiri dari 140 sampel langsung dari peternak dan 20 sampel dari pedagang, dan sampel dari kuda bukan Sumbawa 25 sampel. Jumlah
sampel susu kuda Sumbawa dan peternak responden ditetapkan berdasarkan daftar kecamatan, desa dan populasi kuda di kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu, Daftar
Pertanyaan, Daftar Nama-Nama Responden dan Hasil Tabulasi Data disajikan pada Lampiran 1.
2. Verifikasi Antimikroba dari Susu Kuda Sumbawa
Tahap kedua penelitian adalah verifikasi antimikroba dari susu kuda Sumbawa dengan tujuan untuk mengetahui: 1 apakah susu kuda Sumbawa mempunyai
aktivitas antimikroba dan 2 apakah senyawa antimikroba berasal dari tumbuhan atau obat antibiotika. Hasil penelitian ini penting untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa susu kuda Sumbawa mengandung senyawa antimikroba yang kuat.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dua jenis percobaan, yaitu uji aktivitas antimikroba dalam susu kuda dan uji aktivitas antimikroba pada tumbuhan
yang biasa dimakan oleh kuda Sumbawa. Bahan susu yang digunakan dalam percobaan-1 ini adalah susu kuda
Sumbawa, sebagai kontrol digunakan susu sapi, susu kuda bukan kuda Sumbawa yaitu dari Bogor, Bandung, Ungaran dan Salatiga, dan susu kuda pacu dari Pamulang.
Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan menggunakan bakteri uji M. luteus ATCC 9341. Analisis aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi
Yoshimura et al, 1991. Analisis penghambatan susu kuda Sumbawa terhadap pertumbuhan bakteri
dilakukan dengan metode difusi yaitu sebanyak 8 ml agar yang telah mengandung
49 bakteri uji dengan jumlah satu persen per 100 ml media dituangkan ke dalam cawan
petri yang berdiameter 9 cm. Setelah agar membeku, di atasnya diletakkan kertas cakram, ke dalam kertas dituang 100 ì l contoh susu kuda Sumbawa. Media di dalam
cawan petri dibiarkan pada suhu 6
o
C selama 2 jam untuk memberi kesempatan susu terserap pada kertas cakram sebelum diinkubasi. Setelah diinkubasi pada suhu 37
C selama 24 jam dilakukan pengamatan dan pengukuran daerah hambatan pertumbuhan
bakteri yang ditandai dengan adanya area bening sekeliling kertas yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri uji. Hasil pengujian dinyatakan dalam diameter
hambatan mm atau luas area hambatan mm
2
. Pengukuran dilakukan tiga kali pengamatan lihat Gambar 3.
S S
S
K Inokulasi sample
ke dalam kertas cakram 8 mm, 100 • l
Cawan petri berisi campuran media dan
bakteri uji 8 ml
Inkubasi 24 jam Daerah hambatan
Uji aktivitas mikroba dengan Bioassay Medium = NV 8
Bakteri uji = M. luteus ATCC 9341 - K = Kontrol positif = Penisilin 0,1 • gml = 100 • l
- S = Sampel Susu 100ul
Gambar 3. Uji aktivitas antimikroba susu kuda Sumbawa, susu kuda bukan Sumbawa, susu sapi dan susu kuda pacu Yoshimura et al, 1991
Medium NV8
Inokulasi standard antibiotika ke dalam kertas
cakram 8 mm, 100 • l
50
3. Percobaan Uji Aktivitas Antimikroba dari Berbagai Tumbuhan yang Dimakan Kuda Sumbawa