51
5. Percobaan Spektrum Aktivitas Antimikroba
Percobaan untuk mengetahui spektrum aktivitas antimikroba dilakukan melalui pengujian kepekaan jenis-jenis bakteri terhadap aktivitas antimikroba susu kuda
Sumbawa. Jenis-jenis bakteri yang digunakan dalam pengujian ini terdiri dari 9 jenis bakteri yang mewakili bakteri patogen dan perusak pangan. Bakteri patogen diwakili
oleh V. cholerae, S. typhymurium, S. boydii, B. cereus, St. aureus dan E. coli. sedangkan bakteri perusak pangan diwakili oleh Ps. aeruginosa, B. cereus, B. subtilis,
dan M. luteus. Metode yang digunakan dalam uji kepekaan untuk mengetahui spektrum
aktivitas mikroba dalam susu kuda Sumbawa adalah metode difusi Yoshimura et al, 1991.
6. Percobaan Analisis Sifat Polaritas Senyawa Antimikroba
Untuk mengetahui polaritas senyawa antimikroba digunakan beberapa pelarut dengan tingkat polaritas yang berbeda, mulai dari yang non polar ke yang paling polar
yaitu: hexan, etil asetat, aseton, etanol dan metanol dengan nilai polaritasnya berturut- turut : 0, 38, 47, 68, 73 dan 90.
Uji sifat polaritas senyawa antimikroba dilakukan pertama-tama mencampur susu kuda Sumbawa dengan pelarut hexan 1 : 1 dalam labu kocok 250 ml sehingga
dihasilkan 2 lapisan yaitu fase hexan dan fase air Gambar 4. Masing-masing fase diuji aktivitas antimikrobanya. Apabila fase hexan atau fase air tidak memiliki aktivitas
antimikroba, penelitiannya tidak dilanjutkan, sedangkan apabila fase hexan atau fase air memiliki aktifitas antimikroba, penelitiannya dilanjutkan. Fase salah satu pelarut
yang memiliki aktivitas anti mikroba dibagi menjadi 5 bagian, empat bagian masing- masing dicampur dengan etil asetat, aseton, etanol atau metanol dan satu bagian tidak
dicampur pelarut organik. Selanjutnya diuji aktivitas antimikrobanya dengan metode
52 difusi agar, dengan menggunakan medium NV 8 dan bakteri Micrococcus luteus ATCC
9341.Yoshimura et.al. 1991.
Fase Hexan
Fase air
Gambar 4. Pemisahan susu menjadi fase hexan dan air.
7. Percobaan Fraksinasi Senyawa Antimikroba dengan KCKT
Penelitian tahap keempat dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa senyawa antimikroba dalam susu kuda Sumbawa termasuk
golongan protein. Tujuan penelitian ini ialah untuk 1 memperoleh fraksi-fraksi komponen
senyawa antimikroba, 2 isolasi dan identifikasi fraksi yang paling kuat aktivitas mikrobanya, 3 karakterisasi senyawa aktif antimikroba.
Untuk mencapai tujuan ini dilakukan tiga 3 percobaan yaitu a fraksinasi senyawa antimikroba, b isolasi dan identifikasi senyawa antimikroba, dan c
karakterisasi gugus fungsi. Percobaan fraksinasi senyawa antimikroba ditujukan untuk mendapatkan fraksi-
fraksi komponen antimikroba dari susu kuda Sumbawa. Fraksinasi di lakukan dengan teknik Kromotografi Cair Kinerja Tinggi KCKT Grister et al, 1991.
Fraksinasi senyawa antimikroba dengan teknik KCKT dilakukan melalui 6 enam tahap, yaitu : 1 Pemisahan fase lemak dengan pelarut hexan untuk
53 mendapatkan fase pelarut dan fase air; 2 Evaporasi untuk membuang sisa hexane
yang mungkin masih terdapat di dalam larutan fase air; 3 Clean uppembersihan menggunakan cartridge seppak C-18; 4 Setelah disaring dan dibilas dengan air
dielusi dengan methanol; 5 Pengeringan dengan menggunakan evaporator untuk menghilangkan metanol dan residu yang diperoleh ditambah aquades 2 ml, kemudian
disaring dengan s aringan 0,5 ì m dan 0,22 ì m; 6 Injek ke KCKT sebanyak 10 ì l untuk mendapatkan fraksi-fraksi; dan 7 Fraksinasi komponen antimikroba susu kuda
Sumbawa; seperti digambarkan pada Gambar 5. Seluruh fraksi yang keluar dari KCKT ditampung kemudian diuji terhadap
aktivitas antimikrobanya. Fraksi yang mempunyai aktivitas antimikroba paling kuat dilanjutkan dengan isolasi dan identifikasi senyawa antimikroba.
8. Percobaan Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba