83
yang terbesar pada metanol, maka disimpulkan bahwa senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa bersifat polar.
Diameter hambatan rata-rata fase air 19,22 mm lebih rendah dari pada fase metanol yaitu 20,66mm. Sementara itu kekuatan polaritas air 90 lebih besar dari
pelarut metanol 73 tetapi daya antimikrobanya lebih rendah dari daya antimikroba pada fase metanol. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa polaritas senyawa
antimikroba susu kuda Sumbawa tidak setinggi polaritas air. Juga disimpulkan bahwa pelarut metanol merupakan pelarut terbaik yang dapat digunakan untuk ekstraksi zat
antimikroba dari susu kuda Sumbawa. Sifat polaritas antimikroba ini penting untuk uji selanjutnya. Sifat polar tersebut
dapat memberi petunjuk bahwa senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa kemungkinan besar senyawa protein. Menurut Naidu 2000, senyawa antimikroba
susu sapi seperti laktoferin adalah protein. Sifat polar senyawa antimikroba ini penting untuk uji fraksinasi, isolasi dan identifikasi senyawa antimikroba selanjutnya.
D. FRAKSINASI, ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KARAKTERISASI SENYAWA ANTIMIKROBA
1. Fraksinasi Senyawa Antimikroba
Fraksinasi senyawa antimikroba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah fraksi yang terdapat didalam susu kuda Sumbawa serta jumlah fraksi yang
mempunyai aktivitas antimikroba.
a. Fraksinasi Komponen Susu Kuda Sumbawa
Fraksinasi komponen antimikroba susu kuda Sumbawa dilakukan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu aktivitas antimikroba hanya terdapat didalam fase air.
Proses fraksinasi dilakukan terhadap fase air menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT.
84
Fraksi yang keluar paling awal, dari kromatografi diduga fraksi yang mempuyai molekul lebih besar dalam larutan fase gerak sehingga molekul yang lebih besar ini
akan muncul lebih dahulu, sedangkan molekul yang lebih kecil menyusul kemudian. Kemungkinan tiga atau empat fraksi yang muncul lebih dulu adalah fraksi protein
casein Roth dan Blaschke, 1981. Dari hasil fraksinasi dengan KCKT diperoleh 7 tujuh fraksi seperti ditunjukkan
pada Gambar 24. Ketujuh fraksi tersebut terdiri dari 4 fraksi besar di depan dan 3 fraksi kecil di belakang.
Gambar 24. Hasil fraksinasi senyawa aktif antimikroba dengan KCKT Fraksi 1 sampai dengan 4 muncul saling berdekatan, dengan waktu retensi
masing-masing puncak adalah 1,8 ; 2,227 ; 2,638 dan 3,148 menit. Fraksi-fraksi awal ini adalah fraksi yang mempunyai molekul besar.
Fraksi 5,6, dan 7 keluar terpisah jauh satu sama lainnya dengan waktu retensi yang lebih lama yaitu 4,368 ; 6,237 dan 12,292 menit. Hal ini menunjukkan fraksi-fraksi
85
tersebut semakin lama waktu retensinya, semakin kecil molekulnya. Fraksi 7 adalah fraksi kecil BM-nya dan yang paling polar dengan waktu retensi paling lama.
b. Aktivitas Antimikroba dari Fraksi-Fraksi
Fraksi-fraksi yang telah diketahui berjumlah 7 fraksi, masing-masing fraksi diuji terhadap aktivitas antimikrobanya dengan metode difusi mengunakan bakteri
M. luteus. Hasil uji aktivitas antimikroba dari fraksi-fraksi tersebut ditunjukkan pada Tabel 15.
dalam fase air susu kuda Sumbawa
Urutan Area
Total mm² mm²Satuan area
Susu Kuda 1
11.662,6 1,85
Sumbawa 2
6.106,4 2,28
3 7.937,6
2,64 4
8.817,1 3,15
129,54 1,5 X 10
-5
1x 5
1.329,6 4,37
98,56 7,5 X 10
-5
5x 6
3.850,9 6,24
100,33 2,6 X 10
-5
2x 7
1.967,6 12,29
553,02 29 X 10
-5
20x
Tabel 15. Hasil uji aktivitas mikroba fraksi-fraksi senyawa aktif antimikroba
Jenis Sampel
Fraksi Waktu
retensi menit
Luas hambatan
Perbandingan
Pada Tabel 15 dapat ditunjukkan 3 fraksi awal yang besar yaitu fraksi 1,2 dan 3 tidak menunjukkan adanya aktivitas antimikroba. Hal ini memperkuat dugaan ketiga
fraksi awal adalahi fraksi kasein á, â, kapha kasein yang tidak ada aktivitas mikrobanya.
Empat 4 fraksi berikutnya dari uji antimikroba menunjukkan adanya aktivitas antimikroba. Aktivitas antimikroba fraksi 4 terlemah bila dibandingkan dengan fraksi 5,6
86
dan 7 dan untuk analisis selanjutnya dijadikan pembanding. Fraksi 5 mempunyai daya antimikroba lebih kuat dari pada fraksi 4 yaitu 5 kali fraksi 4. Fraksi 6 yang termasuk
fraksi agak besar, daya antimikrobanya hanya 2 kali fraksi 4. Dengan demikian daya antimikroba fraksi 6 lebih kecil bila dibandingkan dengan fraksi 5. Fraksi 7 yang kecil,
mempunyai daya antimikroba paling kuat yaitu 20 kali fraksi 4. Menurut Naidu 2000, senyawa antimikroba dalam susu sapi laktoferin
adalah protein yang terdapat pada whey protein susu. Selanjutnya 4 fraksi aktif antimikroba itu diperkirakan sesuai dengan 4 protein antimikroba pada susu sapi
seperti yang dilaporkan Naidu 2000.
2. Isolasi dan Identifikasi Fraksi 7