56 dilewatkan ke dalam monokromator. Berkas radiasi infra merah yang melewati
monokromator akan dipantulkan oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor. Signal yang dihasilkan oleh detektor kemudian direkam sebagai spektrum
infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Absorpsi spektrum infra merah ini menunjukkan terjadinya hubungan antara absorpsi dan frekuensi atau bilangan
gelombang atau panjang gelombang, sebagai absis adalah frekuensi cm
-1
atau bilangan gelombang cm
-1
atau panjang gelombang nm dan sebagai ordinat transmitans atau absorbans Pomeranz and Meloan,1994.
Identifikasi jenis gula dilakukan dengan melakukan pemindaian scanning larutan gula menggunakan spektrofotometer ultra violet Nollet, 1996. Untuk
mengetahui jenis gula dalam fraksi senyawa antimikroba dari susu kuda digunakan gula standar yaitu maltosa, sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa dan galaktosa dengan
cara membandingkan pola hubungan panjang gelombang dengan serapan sinar UV yang terbentuk. Sinar ultra violet menyerap struktur molekul bentuk cincin ikatan
rangkap pada satu atau lebih panjang gelombang dari 190 - 300 nm. Prinsip yang digunakan untuk identifikasi jenis gula adalah pola serapan absorbanse sinar UV
pada berbagai panjang gelombang yang bersifat spesifik untuk setiap jenis senyawa gula.
10. Percobaan Pengembangan Produksi Konsentrat Antimikroba dari Susu Kuda Sumbawa
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, penelitian tahap kelima merupakan penelitian lanjutan yaitu pengembangan teknologi produksi konsentrat
antimikroba dengan tujuan untuk memperoleh dan mengetahui rendemen produk konsentrat berupa bubuk kering dari susu kuda Sumbawa. Bubuk kering ini akan
memudahkan dalam penyimpanan dan penggunaannya. Prosedur pengembangan produksi konsentrat disajikan pada Gambar 6.
Susu kuda Sumbawa sebanyak 100 v dicampur dengan 100 v hexan sehingga terbentuk dua lapisan yaitu fase pelarut hexan dan fase air skim. Fase air
yang terbentuk dari pemisahan tersebut digumpalkan dengan 1N HCl, selanjutnya
57 dilakukan pemisahan untuk mendapatkan whey dan curd. Masing-masing whey dan
curd dikeringkan dengan mesin kering beku vakum untuk mendapatkan produk kering. Hasil produk kering whey dan curd masing-masing diukur rendemennya dengan
menimbang bobotnya, selanjutnya diuji aktifitas antimikrobanya dengan metode difusi.
Gambar 6. Skema urutan proses produksi konsentrat antimikroba Curd basah
Whey
Fase Air Skim
Susu kuda Pemisahan
Penggumpalan
1 N HCl
Penyaringan
Freeze drying
Whey Kering
Ukur Rendemen
Uji Antimikroba Uji Aktivitas Antimikroba
Freeze drying
Curd Kering
Ukur Rendemen
Uji Antimikroba Ukur
Ukur Ukur
58
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENGAMATAN LAPANGAN
Pengamatan lapangan meliputi kegiatan observasi di lokasi penggembalaan, wawancara dengan peternak, pengumpul, pedagang, petugas dinas peternakan, dan
pemerintah daerah. Di samping itu juga dikumpulkan data sekunder dari dinas dan pemerintah daerah kabupaten dan provinsi.
1. Diskripsi Pulau Sumbawa dan Populasi Kuda Sumbawa
Pulau Sumbawa terdiri atas 3 kabupaten yaitu kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu. Kuda dari pulau Sumbawa dijadikan sumber bibit kuda di Indonesia. Dari
pengamatan lapangan daerah penggembalaan kuda di pulau Sumbawa berbukit-bukit, sebagian besar merupakan padang rumput dan tanaman perdu dan sebagian kecil
ditumbuhi tanaman tahunan Gambar 7 dan 8. Populasi kuda di Indonesia telah mengalami penurunan setiap tahun,
sedangkan populasi kuda di provinsi Nusa Tenggara Barat stabil, namun dari ketiga kabupaten di pulau Sumbawa yaitu Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu meningkat
Tabel 6. Penurunan populasi kuda secara nasional ini sejalan dengan menurunnya
fungsi kuda di sektor pertanian, perdagangan dan transportasi, sehingga nilainya bagi keluarga petani sangat rendah.
dan Indonesia tahun 1999 - 2003
No. Kabupaten
1999 2000
2001 2002
2003 Provinsi
1 Sumbawa
34.966 36.534
33.920 34.025
30.012 2
Bima -
- -
8.707 12.483
3 Dompu
12.377 12.400
12.702 12.527
12.421 Pulau Sumbawa
47.343 48.934
46.622 55.259
54,916 Provinsi NTB
72.094 74.728
71.232 74.529
73.633 Indonesia
484.285 412.384
422.191 419.036
412.682
Sumber: Direktorat Perbibitan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan 2004 dan Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2004
Tabel 6. Populasi kuda di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat